Kutipan Drama Lovers of the Red Sky [Episode 07 & Episode 08]

Kutipan Drama Lovers of the Red Sky


Episode 7, Reuni

Sebaik apa pun kamu membungkus dupa, aromanya akan menyebar sampai jauh. [Yangmyung]

Mengamati bintang satu-satunya kebahagiaan dalam hidupku. [Ha Ram]

Di dunia ini, ada pelukis yang menambahkan energi aneh ke dalam karya mereka. [Yangmyung]

Saat aku masih kecil, aku berdiri kagum saat melihat lukisan kakekku. Itu dilukis oleh seorang pelukis berbakat, dan ayahku masih mencari keturunan dari pelukis itu. Pelukis berbakat itu adalah ayahmu. Mungkin ayahmu kehilangan kewarasannya saat melukis kakekku. Itulah yang kupikirkan. Setelah aku Setelah aku melihat potret itu saat masih kecil aku sempat tidak bisa mengendalikan diri. Aku merasa seperti bukan diriku sendiri. Jika merasa seperti itu hanya setelah melihat lukisan itu, bagaimana perasaan ayahmu saat melukisnya? [Yangmyung]

Sebelum kamu menyesalinya, beranikan dirimu untuk melakukan yang kamu mau atau harus dilakukan. [Hong Cheon-ki]

Aku tidak akan lupa. Saat semua orang tertawa dan bilang anak buta tidak bisa melukis, kamu tidak tertawa. Betapa kamu sangat bahagia saat aku bisa melihat lagi. Kamu tidak pernah marah meskipun aku menggunakan lebih banyak tinta dan kertas daripada siapa pun. Dan bahwa aku adalah pelukis Komunitas Pelukis Baekyu. Aku tidak akan pernah lupa. [Hong Cheon-ki]

Lelang membuatku menawar lebih banyak. Itu bukan alasan bagimu untuk meminta maaf kepadaku. [Ha Ram]

Aku pergi ke Maejukheon untuk mencari lukisan bagus. Dan suatu hari, jika aku bisa melihat lagi, aku ingin melihat lukisan itu. Aku melakukan ini bukan hanya demi kamu dan ayahmu. Jangan sampai ini membuatmu khawatir lagi. [Ha Ram]

Cendekiawan Ha, bagaimana kamu hidup dengan memendam segala persoalan di hatimu? Jika anak laki-laki yang kukenal menjadi dewasa, kupikir dia akan mirip denganmu. Tapi aku salah. Anak laki-laki itu tidak ingin aku mengenali dirinya. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, tapi lebih baik tetap seperti itu. [Hong Cheon-ki]

Jika anak laki-laki itu tidak ingin aku mengenalinya, dia mungkin sudah meninggal, atau dia pasti punya alasan menjalani hidup seolah sudah mati. Maksudku, aku memutuskan untuk berpura-pura tidak mengenalinya. Namun, aku akan mengingat momen ini untuk waktu yang sangat lama. Aku akan ingat rasa terima kasihku, betapa senang bertemu denganmu lagi, dan semua kekhawatiran ini. Jika aku melakukan itu, aku yakin momen ini akan terus kuingat sebagai kenangan indah. [Hong Cheon-ki]

Suatu hari nanti, dalam hidupmu, jika kamu menghadapi kesulitan lagi yang membuatmu sulit menepati janjimu, pada hari itu, tolong jangan lupa ada seseorang yang percaya padamu dan menunggumu selama bertahun-tahun. [Hong Cheon-ki]

Aku baik kepadamu karena menyakitkan. Hatiku sakit setiap kali melihatmu. [Yangmyung]


Sembilan belas tahun lalu, pada hari janji kita. Itulah hari saat aku menjadi buta, sebagai ganti hujan setelah kemarau panjang. Aku tidak bisa datang dan menemuimu dengan mata seperti ini. Bahkan jika aku pergi menemuimu, apa yang bisa kita lakukan? Sejak hari itu, aku terus menempuh perjalanan ini. Setelah aku kehilangan ayah dan ibuku, aku berpaling dari dunia ini. Aku menjalani hidupku seperti itu, lalu aku bertemu denganmu, yang mengingatkanku pada diriku di masa lalu. Aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Tapi sekarang, aku tidak bisa membiarkanmu tetap di sisiku. Jika aku tetap bersamamu, aku ingin menjadi Ha Ram seperti di masa lalu. Aku ingin hidup sebagai anak laki-laki yang berjanji memetik persik bersamamu di masa lalu. Tapi sekarang, aku tidak bisa lagi menjalani kehidupan itu. Jadi, kumohon, lanjutkan hidupmu berpura-puralah kamu tidak pernah mengenalku. Kumohon padamu. [Ha Ram]

Terkadang aku juga takut akan hidup ini. Setiap kali aku merasa seperti itu, aku selalu memikirkan kata-kata yang pernah kamu ucapkan. "Jangan menyalahkan diri sendiri. Aku tidak tahu, tapi semua yang menimpamu di luar kendalimu." Kamu menjadi buta, ayahmu meninggal, lalu keluargamu hancur, tapi semuanya di luar kendalimu, Ha Ram. Katakan perasaanmu yang sebenarnya kepadaku sesekali. Hanya itu yang kuminta. [Hong Cheon-ki]

Episode 8, Potret Raja yang Terbakar

Bintang-bintang di langit ditafsirkan, dioperasikan, dan digambar oleh orang berbeda. Kamu harus menikmati cahaya bintang. Tetaplah dalam cahaya itu. Itu satu-satunya cara kamu akan tetap aman. [Seong Jo]

Perasaan pria mustahil dimengerti. [Hong Cheon-ki]

Tidak ada yang gratis di dunia ini. [Hong Cheon-ki]

Menjadi miskin bukan kejahatan, jadi, jangan malu. [Yangmyung]

Ada burung puyuh, lambang kedamaian, dan beras, yang juga berarti kedamaian. Ada empat burung pipit dalam lukisan ini dan lima tanaman padi, mengharapkan panen melimpah dan kedamaian di keempat musim. [Yangmyung]

Tidak memberikan jawaban juga merupakan suatu bentuk jawaban. [Yangmyung]

Jika terlalu berat, kembalilah, alih-alih tetap berjuang. [Choi Won-ho]

Kami sudah lama saling mengenal. Sudah lama sekali, kami saling mengenal. Kenapa kamu sangat tertarik dengan hubunganku dan Nona Hong? Bahkan jika aku tertarik padanya, itu perasaan pribadiku. Aku tulus. [Ha Ram]

Ketulusan tidak berasal dari ucapan saja. [Yangmyung]

Kamu bertanya apa aku tulus. Kurasa itu bukan pertanyaan yang harus ditanyakan pangeran saat tugasnya adalah menegakkan otoritas kerajaan dan melayani negara. [Ha Ram]

Bintang Biduk yang meramalkan kebaikan, keburukan, kebahagiaan, dan kesedihan karena Samsin memberimu kehidupan. [Ha Ram]

Jika takdir manusia sudah ditentukan saat lahir, maka tidak ada gunanya seseorang berusaha menjadi lebih baik. [Hong Cheon-ki]

Mengubah takdir yang sudah digariskan tidaklah mudah. [Ha Ram]

Garis fitur wajahnya tipis dan begitu halus, dan selain keriput dan bayangan, tidak ada bayangan bertanda. Area di sekitar mata, hidung, dan pipi digambar dengan beberapa goresan untuk menambah detail. Garis-garisnya sangat halus dan warnanya mirip warna kulit, jadi, hampir tidak terlihat. Beginilah cara pelukis ulung melukis wajah seseorang meliputi detail begitu juga karakter mereka. [Ahn Gyeon]

Gambaran seseorang untuk menggambarkan karakter sejati subjek dalam potret, itu keterampilan yang harus kamu pelajari. Setiap helai rambutnya harus benar. Jika sehelai rambut saja salah, potret tidak lagi mewakili orang itu, jadi, lukisan itu harus sesuai dengan subjek lukisan. Bukan hanya itu, kamu juga harus menggambarkan karakter dan keyakinan subjek. [Ahn Gyeon]

Potret harus sepenuhnya menggambarkan subjeknya. [Hong Cheon-ki]

Comments