Kutipan Drama When the Weather is Fine [Episode 03 & Episode 04]

Kutipan Drama When the Weather is Fine


Episode 3, Bulu Mata Perak Serigala

“Ada suami istri yang sudah tua tinggal di gunung. Suatu hari, si suami menyelamatkan bangau yang terluka. Lalu beberapa hari kemudian, seorang wanita muda datang dan meminta mereka mengadopsinya. Dia menenun kain rami setiap malam dan melarang pasangan tua itu mengintip ke dalam kamarnya. Awalnya, pasangan itu menjual kain di pasar, dan mereka bertiga bahagia bersama. Tapi akhirnya, rasa ingin tahu memengaruhi mereka. Mereka sangat penasaran. Jadi, mereka mengintip ke kamar itu. Di dalam kamar, pasangan itu melihat bangau yang mereka selamatkan di masa lalu mencabut bulu dengan paruhnya dan menenun kain. Saat pasangan itu mengetahuinya, bangau itu menjadi sangat kecewa kepada manusia. Jadi, bangau itu terbang ke langit.”

Kenapa melarang orang melakukan sesuatu hanya membuat orang makin ingin? [Lim Hwi]

Kita tidak boleh melihat jika sudah dilarang. Jangan lakukan hal yang dilarang. Sesederhana itu. [Lee Jang-woo]

Saat dilarang melakukan sesuatu, kamu hanya ingin melakukannya. [Lim Eun-seob]

“Pada hari musim dingin seperti ini, ibu tiri Yeon mengusirnya dari rumah, menyuruhnya mencari herba liar. Dia melewati ladang, tapi tidak bisa menemukan herba karena musim dingin. Lalu dia bertemu dengan Tuan Muda Dedalu. Dia pergi ke gua dan menemukan herba untuknya. Tuan Muda Dedalu mati. Ibu tiri Yeon menjadi iri dan membunuh Tuan Muda Dedalu di guanya. Pada akhirnya, Yeon menemukan bunga. Dia membuat obat dengan bunga itu. Tuan Muda Dedalu hidup kembali, dan mereka hidup bahagia.” [Yeon dan Tuan Muda Dedalu]

“Pada suatu hari, ada seorang pemuda. Orang-orang selalu menyakitinya. Karena dia polos, orang-orang selalu menipu atau mengkhianatinya. Suatu hari, dia bertemu dengan serigala di gunung. Sambil memberikan salah satu bulu matanya, si serigala berkata, "Cobalah lihat orang-orang melalui bulu mata perakku. Itu akan membuatmu melihat diri mereka sebenarnya." Monyet nakal, rubah licik, babi kejam, dan rakun jahat. Pemuda itu tidak melihat orang yang jujur di dunia. Pada akhirnya, dia memutuskan mencari tempat orang-orang jujur tinggal. dia tidak bisa menemukannya di mana pun.” [Bulu Mata Perak Serigala]

Sudah kubilang, Nek. Mereka selalu seperti itu. Mereka menyebut ibu sebagai pembunuh dan menyebarkan rumor tentang hal yang bahkan tidak mereka ketahui. Mereka mengatakan aku harus dihukum dan mencorat-coret mejaku. Mereka menaruh stroberi sisa di sepatuku. Mereka menyembunyikan pakaian olahragaku dan membuangnya. Bahkan hakim dan jaksa tidak bilang aku melakukan kesalahan. Mendiang ayahku juga tidak bilang itu salahku. Tapi bagaimana bisa? Apa hak mereka menyalahkanku dan menyiksaku? Bukankah itu aneh, Nek? [Mok Hye-won]

Pipa air tidak pecah hanya karena dingin. Berdasarkan semua kebocoran air yang gila itu, kita tidak bisa mengatakan itu hanya karena udara dingin. Mungkin karena pipanya sudah tua. [Shin Myung-yeo]

Beberapa orang tidak pernah berbagi kekhawatiran mereka seumur hidup. Bahkan dengan keluarga mereka. Seolah-olah mengatakan itu terlalu sulit atau terlalu menyakitkan. Mereka tidak pernah mengatakan itu dan memendam semuanya. Mungkin, sampai mereka mati. Mereka membangun pondok sendiri di dalam hati mereka dan tidak pernah meninggalkan pondok itu seumur hidup mereka. Bahkan saat kesepian, mereka tidak pernah mengakuinya. Sebenarnya, mereka lebih suka merenungkan kesepian mereka. Mereka lebih menyukainya daripada keluarga mereka sendiri. Mungkin Myeong Yeo adalah salah satu orang itu. [Lim Eun-seob]

Kamu pasti menang jika mengenal musuh dan dirimu. [Lim Hwi]

"Jangan menangis. Menjadi kesepian adalah menjadi manusia.Hidup adalah menahan kesepian. Jangan menunggu panggilan yang tidak pernah datang. Sandpiper berdada hitam di lapangan alang-alang memperhatikamu. Terkadang, bahkan Dewa pun menangis karena kesepian. Burung-burung duduk di ranting karena mereka kesepian. Kamu duduk di dekat air karena kesepian. Bayangan gunung datang ke desa sekali sehari karena kesepian. Gemuruh lonceng berbunyi karena terlalu sepi." [Kepada Dafodil oleh Jeong Ho Seung]

Gunung berbahaya pada malam hari. Kudengar manusia seperti kita akan mati jika ke gunung saat malam. [Lim Hwi]

“Pada suatu hari, ada seorang pemuda. Orang-orang selalu menyakitinya. Karena dia polos, orang-orang selalu menipu atau mengkhianatinya. Pada akhirnya, dia memutuskan mencari tempat orang-orang jujur tinggal. Dia tidak bisa menemukan tempat tinggal orang jujur. Jadi, anak itu akhirnya tinggal sendirian dalam kesepian dan mati.” [Lim Eun-seob]

“Aku kasihan kepadanya. Pemuda dengan bulu mata perak serigala. Dia pasti kesepian. Sangat kesepian. Pemuda itu pasti sangat kedinginan. Apa yang bisa kita lakukan untuk pemuda itu? Kita harus memeluknya. Peluk dia seerat mungkin. Dengan seluruh kekuatan kita, agar dia bisa merasa hangat. Kita harus memeluknya dengan erat.” [Mok Hye-won]

Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night

“Dia sedang tidur, seatap denganku. Dia datang ke kamarku tadi dan berkata bahwa lampu lama di mejaku indah. Aku tiba-tiba merasakan kebahagiaan serta ingin berlutut dan memegang tangannya dan menyatakan perasaanku kepadanya. Tapi aku tidak mau mengejutkannya, jadi, kuucapkan terima kasih. Sesuatu yang sulit dipercaya akan terjadi kelak.”


Episode 4, Rumah Lamaku di Mimpiku

Saat aku kecil, ibuku sering meninggalkanku sendirian di rumah. Adakalanya, aku bangun saat ibuku tidak di rumah. Pada hari-hari itu, aku merasa gelisah seharian untuk alasan yang aneh. Aku mengira ibuku mungkin tidak akan kembali. Saat aku mencarimu tadi, aku merasakan hal yang sama. [Mok Hye-won]

Pergi ke gunung pada malam hari itu berbahaya. Kamu akan mudah tersesat di pergunungan meskipun hanya berjalan beberapa menit ke hutan. Aku sangat mengenal tempat itu. Aku sangat mengetahuinya. Tapi kamu tidak seperti itu. Jadi, jangan masuk ke hutan sendirian pada malam hari. [Lim Eun-seob]

Eun Seop. Kamu bilang Irene adalah Hwi, bukan? Tapi kemarin saat kamu mabuk, kenapa kamu bilang, "Aku senang kamu kembali, Irene"? Begini, apakah Hwi pergi? Di mana? Apa nama tempat itu Aku tidak percaya. Sepertinya kamu bicara dengan pacarmu. Benar, bukan? Itu karena pasti bukan Hwi. [Mok Hye-won]

Jangan lakukan itu lagi. Jika ada yang meminta bantuan, tolak saja. Bagaimana jika Eun Seop terluka? Kamu tidak melihat wajahnya? Apa ini? Lihat ini. Lagi pula, dia hanya manusia. Kamu pikir dia serigala? Apa dia hewan liar? Dia juga bisa terluka. Jika mendaki gunung besar itu sendirian, dia juga akan terluka. Semua orang di desa ini mencarinya saat sesuatu terjadi. Aku selalu sangat khawatir, memikirkan hal buruk akan menimpanya. [Yoon Yeo-jung]

Aku seharusnya mencari di hutan bersama tim penyelamat, tapi aku memisahkan diri karena lebih suka pergi sendirian. Dengan begitu, aku bisa lebih cepat. [Lim Eun-seob]

Jangan mendaki gunung sendirian lagi. Bahkan bukit di belakang rumah. Dan rumah itu juga. Ibu tidak mau kamu ke sana lagi. Jika kamu terluka di gunung, siapa yang akan menyelamatkanmu? Pikirkanlah. Ibu tidak bisa. Ayahmu juga tidak bisa. Hwi tidak bisa menyelamatkanmu. Jadi, ibu mohon jangan pernah mendaki gunung lagi. Jika kamu melakukannya lagi, ibu akan marah kepadamu. [Yoon Yeo-jung]

Kalian bertiga bisa menyelamatkanku bersama-sama. Jika Ibu, Ayah, dan Hwi mengumpulkan kekuatan, aku yakin kalian bisa menyelamatkanku. [Lim Eun-seob]

“Ketemukan surat yang membekukan hari kita kemarin ke dalam bingkai. Jalan di mana aku mengikutimu tiap hari kini telah hilang, dan hal lainnya juga hilang. Aku melihat kerikil yang merupakan mainan kita sewaktu kecil terjebak di tanah dengan wajah tertutup. Aku mencintaimu. Pada langit malam yang dingin, aku melihat celah yang perlahan-lahan terbentuk. Salju turun dari langit. Beberapa di antaranya tidak bisa sampai ke tanah. Mereka terus beterbangan, menggigil dengan mata terbuka.” [Lagu Cinta Kecil oleh Hwang Tong Gyu]

“Burung hantu di rumah. Burung hantu berkata, “Rasanya menyenangkan duduk di dekat perapian ini. Di luar dingin dan bersalju.” Lalu dia mendengar seseorang mengetuk pintunya. “Musim dingin yang menyedihkan.” Burung hantu membatin. Baiklah, aku akan bersikap baik dan membiarkan musim dingin datang. “Musim Dingin, masuklah. Masuklah dan hangatkan dirimu sebentar.” Saat musim dingin datang ke rumah yang hangat, kurasa itu membekukan seluruh rumah. Ya. Ini yang dikatakan Burung Hantu pada musim dingin. “Musim Dingin, kamu tamuku. Jaga sikapmu. Tutup pintu di belakangmu!” [Burung hantu di Rumah]

“Aku sangat iri kepadamu, Eun Seop. Keluargamu sangat hangat. Keluargaku dingin seperti lemari pendingin. Aku sangat iri karena ada banyak orang yang mencintaimu.” [Mok Hye-won]

Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night

“Pada pertemuan klub buku hari ini, kami memilih kutipan favorit dari puisi dan novel yang cocok dengan musim dingin untuk dibacakan. Dia beradaptasi dengan baik di klub buku ini. Terkadang dia membaca buku yang sudah dibaca para anggota. Aku mulai bertanya-tanya apakah dia penasaran dengan orang yang membaca buku itu. Kalau begitu, buku apa yang harus kupilih?”

Comments

Post a Comment