Kutipan Drama Lovers of the Red Sky [Episode 11 & Episode 12]

Kutipan Drama Lovers of the Red Sky


Episode 11, Cincin Takdir

Hari pertama kita bertemu di Istana, aku terjatuh karena tidak bisa melihat, dan kamu membantuku berdiri. Kamu mengatakan hal yang sama. "Maafkan aku." Kenapa kamu harus meminta maaf? Akulah yang tidak bisa melihat. Aku bersalah atas kejahatan, jadi, kenapa kamu harus meminta maaf kepadaku? [Ha Ram]

Aroma bunga persik kembali setiap musim semi, tapi aku tidak bisa lagi melihat gadis yang ada di sana. Aku kehilangan penglihatan dan kehangatan, bersumpah balas dendam. Saat kita bertemu lagi di jalan, aku tidak bisa melihatmu lagi, tapi lukisanmu membuatku tersenyum. Wanita itu membuatku bergidik seperti ranting sebelum badai. Ingatan itu hilang dan hanya tersisa mimpi buruk, itu menghancurkan hatiku. Kamu meminta agar aku membuktikan cintaku dengan berpisah denganmu. Apa ini sesuatu yang pantas kudapatkan ataukah ini kutukan? Takdir sangat kejam. Aku sedih dan sangat berduka. [Ha Ram]

Setiap kali aku hilang ingatan, aku kehilangan orang yang kusayangi. [Ha Ram]

Kamu tahu Bintang Biduk seperti apa? Mereka bilang itu yang memutuskan bagaimana kehidupan seseorang berjalan saat orang itu diberi kehidupan oleh Nenek Samsin. [Ha Ram]

Nasib semua orang sudah ditentukan sejak lahir. [Hong Cheon-ki]

Mengubah takdir seseorang tidak akan pernah mudah. [Ha Ram]

Karena Iblis akan mengejarmu setiap ada kesempatan, kamu tidak boleh menemuinya. Kamu bisa terbunuh. Kamu memang tidak tahu apa-apa. [Roh Harimau]

Konon hati seorang pelukis yang menggerakkan kuas pelukis, bukan tangan. [Hong Cheon-ki]

Saat Raja tampaknya memilih jalan yang salah, menghentikan itu terjadi adalah tugas seorang abdi. [Joohyang]

Kesetiaan dalam keluarga memang hal yang terpenting. [Raja]

Jika kita terus menjalani hidup ini, segalanya akan sulit. Tinggalkan ayah dan pergilah. Bukan demi keselamatanmu, tapi demi keselamatan ayah. Ayahku memintaku pergi demi keselamatan dirinya sendiri. Ayahku adalah seseorang yang membuatku bertahan. Jadi, meski kamu bilang begitu, kamu tidak bisa memaksaku pergi. Aku ingin melakukan segalanya bersamamu, apa pun itu. Karena butuh bertahun-tahun bagi kita untuk bertemu kembali. [Hong Cheon-ki]

Aku rela menyesal, jika memang itu yang dibutuhkan. [Hong Cheon-ki]


Episode 12, Bertarung Sampai Mati

Kamu dan Cendekiawan Ha menyedihkan, bodoh, dan sulit dipercaya. Kamu mempertaruhkan kewarasanmu untuk melukis potret raja, dan Cendekiawan Ha menolak untuk mengikuti upacara penyegelan karena tahu Iblis akan memangsanya. Kalian berdua sama saja. Lihat kalian berdua. [Yangmyung]

Nasib pelukis itu ada di tangan para dewa. Ayah dari pelukis ilahi tidak bisa menghindari kutukan. Namun, melukis potret untuk mengurung Iblis demi rakyat adalah takdir ilahi pelukis yang dikirim Langit. -

Aku bisa saja terus berusaha, aku bahkan bisa menjual jiwaku, tapi aku tetap tidak akan memiliki bakat itu. [Ahn Geon]

Jika bersalah, aku akan menerima hukumannya. [Ha Ram]

Esok akan lebih buruk dari hari ini, dan lusa bahkan lebih buruk lagi. [Joohyang]

Apa yang terjadi pada anjing pemburu usai perburuan? Setelah kelinci tertangkap, anjing pemburu dibunuh setelahnya. [Joohyang]

Anggota keluarga kerajaan tidak seharusnya haus kekuasaan. [Raja]

Jika tiba saatnya aku tidak punya pilihan selain membuat kesepakatan, aku tidak takut menjadi gila. [Hong Cheon-ki]

Tidak ada hukum yang mengizinkanmu menuduh seseorang tanpa bukti dan memenjarakan dia. [Joohyang]

Saat dua matahari terbit, salah satunya akan kehilangan cahayanya dan jatuh dalam kegelapan. -

Tugasku adalah mengukur pergerakan bintang. Karena energi bintang yang melambangkan Raja melemah, aku tahu Raja mengalami masalah kesehatan yang serius. Raja juga harus berpikir keras untuk memilih penerus takhta. Karena Raja mengidap penyakit yang disebabkan kekalutan mental. Tinggal menunggu waktu sampai Raja jatuh sakit. [Ha Ram]

Aku tidak peduli lagi dengan Iblis. Lagi pula, aku akan membalas dendam. Keserakahan keluarga kerajaan yang memanfaatkanku dan ayahku belum berubah. Sudah saatnya kamu membayar perbuatanmu. [Ha Ram]

Comments