Kutipan Drama Lovers of the Red Sky [Episode 03 & Episode 04]

Kutipan Drama Lovers of the Red Sky


Episode 3, Sang Iblis

Rumor bahwa burung hantu itu adalah arwah mereka yang mati secara teraniaya di istana. Semua darah yang telah ditumpahkan mendiang Raja berubah menjadi roh pendendam itu. [King Seongjo]

Satu burung hantu atau kawanan burung hantu, mereka hanya burung. -

Tapi kita tidak bisa menyangkal bahwa orang-orang mati atau sakit setiap kali burung hantu berkicau. -

Burung hantu selalu berkicau di malam hari. Tolong jangan khawatir. -

Namun, dari zaman kuno, orang-orang mengatakan setidaknya satu orang akan mati setiap kali burung hantu berkicau. -

Tidak ada yang gratis di dunia ini. [Hong Cheon-ki]

Iblis tidak pernah mati. Iblis hanya terkurung dalam tubuhnya. Begitu pria itu mati, roh iblis itu akan bebas. Begitu Iblis bangkit, pertumpahan darah tidak akan bisa dihindari lagi. [Samshin]

Burung hantu menangis di atap dianggap pertanda buruk yang membutuhkan ritual. [Mi-soo]

Setiap momen sangat penting. [Yangmyung]


Episode 4, Benang Merah Takdir

Konon, pekikan burung hantu adalah roh pendendam yang mati di negeri kita. [King Seongjo]

Burung hantu melambangkan kekayaan. Itu karena kebiasaan mereka menyimpan makanan setelah berburu. Bagiku itu berarti Yang Mulia akan mendapat kekayaan dan kekuasaan. Selain itu, burung hantu mampu menerangi kegelapan. Jika hewan keberuntungan ini duduk di atap Eunjeongjeon. [Ha Ram]

Kamu pasti tahu baik ayahku maupun aku adalah yang tertua. Jadi, setiap kali ada kekeringan atau kelaparan, orang-orang menyalahkanku, mengatakan bahwa langit tidak menerimaku sebagai raja. Orang-orang bermusuhan saat selain yang tertua berkuasa. Kamu tidak tahu rasanya. Itu sebabnya aku ingin Putra Mahkota menjadi raja dan diterima semua orang. Seperti apa pun masa depannya kelak. [King Seongjo]

Satu sapuan menunjukkan keadaan batin pelukis. Artinya hanya butuh satu sapuan. Berarti kamu tidak bisa mengubah apa yang sudah kamu lukis. Saat kamu bisa mencurahkan energi, tekad, dan idealisme dalam satu sapuan, saat itulah lukisanmu akan menunjukkan kehidupan. -

Tuan. Apa kabarmu hari ini? Apa ini hari yang baik bagimu? Apa kamu sudah pulih? Aku ingin tahu. Jika kita bertemu lagi, seperti saat itu, secara kebetulan, maka aku sangat ingin melukis wajahmu. [Hong Cheon-ki]

Kamu bilang hanya tahu cara berbicara sebagai pangeran karena seumur hidupmu kamu menjadi pangeran. Perkataanmu benar sekali. Bagi pria terpandang seperti kamu, mungkin ini hanya daftar pelukis rendahan. Namun, setidaknya, daftar ini bisa memutuskan nasib rekan-rekanku, kehormatan Komunitas Baekyu, dan membawa harapan dalam hidupku. [Hong Cheon-ki]

Pria dan wanita tidak boleh berada di tempat sama, dan kita punya prinsip moral. [Hong Cheon-ki]

Tidak ada pria yang mau membuka hatinya untuk ucapan seorang gisaeng yang klise. [Juhyang]

Masalah semua pria adalah ini. Mereka hebat, tapi membosankan. Mereka selalu berpura-pura menjadi cendekiawan yang bijak dan alim, lalu menjadi kekanak-kanakan dalam pelukanku. [Mae Hyang]

Sebuah lukisan selalu dimulai dengan satu garis, dan berakhir dengan garis lain. Jangan lupakan itu. Kalian harus mencurahkan segenap bakat kalian dalam satu garis. [Choi Won-ho]

Guru lukis adalah mengajarkan pelukis cara melukis dan tidak menghalangi masa depan mereka. [Hong Cheon-ki]

Comments