Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha [Episode 09 & Episode 10]

Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha


Episode 9

Sekarang semuanya digantikan dengan mesin. Orang tua perlu waktu untuk beradaptasi. [Hong Du-sik]

Vegetarisme itu ada tingkatannya. Fleksitarian terkadang mengonsumsi daging. Pescatarian mengonsumsi ikan, tapi tidak daging. Vegan adalah yang paling ketat, mereka bahkan tak mengonsumsi susu ataupun telur. [Hong Du-sik]

Kurasa kau terlalu gegabah. Kau masih belum tahu banyak tentangku. Aku paham, zaman sekarang, orang mudah saling jatuh cinta dan langsung berpacaran. Aku sadar betapa mudahnya memacari seseorang. Namun, aku agak kuno. Kuharap kau mengerti. [Choi Eun-cheol]

Membahas usia saat pertandingan itu tidak adil. [Hong Du-sik]

Kau bersikap baik kepadaku sejak kali pertama kita bertemu. Aku selalu berterima kasih untuk itu. Namun, aku tak menyimpan perasaan suka kepadamu. Kuharap kita bisa tetap berteman. [Yu Cho-hui]

Tidak ada istilah akrab dan tidak akrab untuk keluarga. [Yoon Hye-jin]

Bisa bermain bersama berarti kalian sudah berteman baik. [Hong Du-sik]

Makanan terenak adalah yang dimakan bersama keluarga. [Yoon Tae-hwa]

Yatim piatu Itu terlalu kasar. Dia juga punya keluarga. Dia kehilangan semuanya saat masih kecil. Tak ada salahnya tak punya orang tua. [Yoon Hye-jin]

Tak ada orang tua di dunia yang mendukung anaknya memacari yatim piatu! [Yoon Tae-hwa]

Bukannya aku tak menyukaimu. Dan aku egois jika berharap orang lain melakukan yang tidak kubisa. Tapi aku ingin dia menikah dengan sebuah keluarga besar dan hidup bersama mereka. Agar dia akhirnya menerima cinta yang seharusnya. [Yoon Tae-hwa]

Hye-jin sangat dicintai saat tumbuh dewasa. Jika tidak, dia tak akan bisa memberi cinta kepada orang lain. [Hong Du-sik]

Memang begitulah orang tua. Sejujurnya, yang ayahmu katakan itu tidak adil. Namun, sulit bersikap objektif untuk hal yang berhubungan dengan anakmu. Sangat mudah melihat keburukan orang lain, tapi keburukan anak sendiri justru akan disembunyikan. [Lee Myung-shin]

Walaupun kalian bertengkar karena tak sependapat seperti hari ini, tapi dia selalu mencintaimu. [Lee Myung-shin]

Dia orang yang penuh kehangatan. Karena itulah aku sungguh berharap dia akan menemukan pria yang tepat. [Hong Du-sik]

Yang lalu biarlah berlalu. Lebih baik hidup di masa sekarang. [Yoon Hye-jin]

Jika terus menahan emosimu, kau bisa sakit. Bicara itu seperti buang air. Harus dikeluarkan secara teratur agar hidupmu sehat. Kau sedang tak sehat saat ini. [Jo Nam-suk]


Episode 10

Ada banyak variabel di dunia ini dan kita tak bisa mengontrol semua itu. [Yoon Hye-jin]

Kau bisa memakai barang mahal, tapi tetap terlihat seperti orang murahan, dan aku layak mendapat lebih baik. [Yoon Hye-jin]

Tapi semua hal yang indah pasti memiliki duri. [Yoon Hye-jin]

Bergadang hanya akan membuatmu lelah. [Pyo Mi-seon]

Penjaga Pintu. Kau tak boleh ada di sini. Mengatakan itu adalah tugasku. Menepis tujuanmu adalah tugasku. Menepismu lagi keesokan harinya adalah tugasku. Menantimu lagi keesokan harinya untuk menepismu adalah tugasku. Saat menantimu lagi keesokan harinya, jatuh cinta kepadamu adalah tugasku.

Kabar memang cepat tersebar. [Hong Du-sik]

Kapal tak bisa berlayar tanpa kapten. [Wang Ji-won]

Aku sudah sering berpacaran. Aku tersinggung saat kau bilang hubunganku cepat dan mudah, tapi kau benar. Pada awalnya, perasaanku kepadamu tidak serius. Namun, makin lama perasaanku kepadamu makin meluap. Aku takut bahwa itu akan menjadi seperti seolleongtang yang dimasak selama 48 jam. Itu tak seperti diriku yang biasanya. Karena itu aku sudah memutuskan. Aku akan melupakanmu. Aku akan menjaga jarak denganmu agar kau tak merasa terbebani. Agar kau tetap merasa nyaman dan hanya menganggapku sebagai warga biasa. [Pyo Mi-seon]

Udang dan kepiting sama saja. Terlalu merepotkan memakannya. Dibandingkan usaha mengupasnya, hasilnya tidak sepadan. Tapi rasanya enak. [Yoon Hye-jin]

Mengupas kepiting sangat merepotkan. Butuh banyak cinta untuk melakukannya demi seseorang. [Yoon Hye-jin]

Hye-jin, ada satu hal yang kusesali dalam hidup. Itu adalah tak menyatakan perasaanku kepadamu. Aku menyesal tidak memberitahumu soal perasaanku 14 tahun lalu. Kemudian aku bertemu denganmu lagi di Gongjin dan butuh waktu lama bagiku untuk berpikir. Awalnya aku tak tahu apa ini perasaan lama yang tersisa atau perasaan baru setelah bertemu denganmu lagi. Ini alasanku kemari. Aku menyukaimu. Sama seperti bertahun-tahun yang lalu. Tidak, lebih dari itu. Aku sangat menyukaimu, Hye-jin. Aku tak mau membebanimu. Aku tak meminta kau langsung menjawab. Aku hanya ingin mengatakannya sebelum terlambat. Aku tak mau menyesalinya lagi. [Ji Seong-hyeon]

Dia banyak berbicara dan tertawa. Selalu mudah terbawa suasana jika ada dia. Namun terasa sepi jika dia tidak ada. [Hong Du-sik]

Usiaku 80 tahun ini. Seumur hidupku, aku menyelam ke dalam air, mengambil abalone dan bulu babi. Aku bisa memahami manusia seperti aku melihat ke dalam air. Dia mengambil seluruh tempat di hatimu, tapi kenapa kau melawan perasaan itu? Du-sik, hidup mungkin tampak lama, tapi sebenarnya tidak. Buang segala pikiran yang sia-sia dan jujurlah kepada dirimu sendiri. [Kim Gam-ri]

Mana ada hidup tanpa hujan? Saat seperti ini, kau akan tetap basah walaupun memakai payung. Jadi, tak perlu banyak berpikir dan terjang saja hujannya. [Hong Du-sik]

Aku menyukaimu, Kepala Hong. Aku tipe orang yang merencanakan hidup sampai usia 99 tahun. Aku tak suka orang yang melewati batas. Dan aku suka sepatu mahal. Kurasa kita berkebalikan. Aku yakin golongan darah dan sifat kita tak ada yang cocok. Seperti perbedaan antara penguin pemakan geragau dengan beruang kutub pemburu singa laut. Tapi aku tak peduli. Aku menyukaimu. Jangan katakan apa pun. Aku tak menuntut apa-apa. Perasaanku kepadamu terus membuncah dan sepertinya bisa meledak setiap saat. Jadi, aku tak punya pilihan lain. [Yoon Hye-jin]

Aku tak akan meminta banyak hal, jadi, tolong kabulkan permohonan orang tua ini. Saat aku harus pergi meninggalkan Du-sik sendirian agar dia tak kesepian, tolong kirimkan orang yang baik. Tolong kirimkan orang yang baik untuk menemaninya. [Hong Du-sik's grandfather]

Comments