Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha [Episode 11 & Episode 12]

Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha

Aku menyukaimu. Aku tipe orang yang merencanakan hidup sampai usia 99 tahun. Aku tak suka orang yang melewati batas. Dan aku suka sepatu mahal. Kurasa kita berkebalikan. Aku yakin golongan darah dan sifat kita tak ada yang cocok. Seperti perbedaan antara penguin pemakan geragau dengan beruang kutub pemburu singa laut. Tapi aku tak peduli. Aku menyukaimu. Jangan katakan apa pun. Aku tak menuntut apa-apa. Perasaanku kepadamu terus membuncah dan sepertinya bisa meledak setiap saat. Jadi, aku tak punya pilihan lain. [Yoon Hye-jin]

Aku berbicara tentang hal yang harus dilakukan orang yang menerima pernyataan cinta. Saat lawan melempar bola, kau tak boleh menghindar. Kau harus memberitahunya dengan jelas bolanya masuk atau keluar. [Hong Du-sik]

Aku tak suka ketidakjelasan. Aku butuh waktu untuk membereskan masa laluku dengan Seong-hyeon dan waktu yang akan kuhabiskan denganmu. [Yoon Hye-jin]


Episode 11

Setelah bertemu lagi denganmu, aku teringat banyak hal. Sebenarnya aku tak pernah berusaha mengingatnya. Itu adalah saat yang melelahkan dalam hidupku. Aku harus mencari uang untuk biaya hidup dan berusaha mendapatkan beasiswa. Karena tak punya waktu untuk makan, aku selalu membawa sosis untuk bekal. Aku tak pernah tidur lebih dari lima jam dan selalu terburu-buru seperti ada yang mengejarku. Kau adalah orang pertama yang memperhatikanku. Kau menanyakan kabarku dan mengkhawatirkan pola makanku. Ajakanmu untuk makan bersama, kadang terdengar sebagai ajakan makan sungguhan terkadang terdengar sebagai "Ayo bermain", terkadang terdengar sebagai "Kerja bagus". Atau "Ayo kita berbahagia." Tiga kata itu seperti mantra. Setelah mengakhiri hubungan cinta yang bodoh, aku kehilangan rasa percaya diri. Ajakanmu untuk makan bersama sangat menghiburku. Sebenarnya dahulu aku juga menyukaimu. Walaupun tahu kau memiliki perasaan yang sama, aku berpura-pura tidak tahu. Aku tidak percaya diri. Karena kau sudah melihat sisi paling menyedihkan dari diriku. Selama ini aku selalu menyesal karena tak bisa berkata jujur kepadamu saat itu. Jadi kali ini aku ingin berkata jujur kepadamu. Maafkan aku, Seong-hyeon. Aku menyukai seseorang. [Yoon Hye-jin]

Tidak seperti Hye-jin ataupun aku yang dulu, kau tidak ragu. Kau bisa mengatakannya dengan berani. Namun, Hye-jin, dahulu pun kau tak terlihat menyedihkan. Walaupun hanya makan sosis dan memakai sepatu tua, kau selalu bersinar. Kau tak pernah menyia-nyiakan hidupmu dan bisa menjaga dirimu sendiri. Aku menyukaimu apa adanya. Memilikimu sebagai cinta pertamaku adalah sebuah kehormatan, Hye-jin.

Bagaimanapun, keamanan itu paling penting. [Ji Seong-hyeon]

Hye-jin menolakku. Katanya dia sudah menyukai orang lain. Hye-jin tak mengatakan siapa orangnya, tapi kurasa pria itu biasa saja. Jagalah Hye-jin dengan baik. Buatlah dia banyak tertawa dan ajak dia makan makanan yang enak. Aku orang yang sederhana dan tak suka hal yang rumit. Terlalu banyak perhitungan dalam hubungan membuat kepalaku sakit. Aku menyukai Hye-jin. Tapi aku tak menyangka ternyata aku lebih menyukaimu. Saat masih sekolah, aku paling benci trigonometri. Cinta segitiga tak cocok untukku. Aku juga tak membencimu, walaupun kau merepotkan. [Ji Seong-hyeon]

Aku mengerti. Sebagai orang yang memiliki gelar kepala, pemimpin seperti kita mempunyai persamaan. Misalnya kesulitan dalam pekerjaan atau rasa tanggung jawab. [Chang Yeong-guk]

Pekerjaanku memang sulit. Tapi dibandingkan itu, manusia dan urusan hati lebih sulit. [Ji Seong-hyeon]

Entah kenapa, hubungan antara manusia selalu rumit. Saat sudah terlanjur kusut, walaupun berusaha mencari simpulnya untuk diurai, kita tak akan bisa menemukannya. Yang lebih parah, walaupun sudah diputus, masih bisa kusut lagi. [Chang Yeong-guk]

Saat akan dijodohkan, dia berkata, "Cocok sekali denganku," sambil tertawa lepas. Aku belum pernah melihatnya tertawa seperti itu sebelumnya. Dia selalu menatapku dengan wajah kesal. Ucapannya juga selalu ketus dan menyakitkan. Sedangkan Cho-hui Kenapa dia menghilang tepat sebelum pernikahanku dan baru muncul lagi sekarang? Tidak. Kenapa Yeo Hwa-jeong mengajakku bercerai saat itu? Astaga. Waktu memang menyebalkan. [Chang Yeong-guk]

Aku mengira ini adalah takdir. Ketika aku datang ke Gongjin dan bertemu lagi dengannya, kukira itu sebuah pertanda. [Ji Seong-hyeon]

Waktu tak pernah memihakku. [Ji Seong-hyeon]

Ini tak bisa dijelaskan dengan kata marah. Geram, frustrasi, sakit hati, dan berang. Ini perasaan yang rumit. [Hong Du-sik]

Menempatkan diri di posisi orang lain memang cara introspeksi yang baik. [Pyo Mi-seon]

Aku tak suka dibohongi. Kuharap tak ada rahasia di antara kita berdua. [Yoon Hye-jin]

Remaja patah hati mungkin hanya demam, tapi kau 35 tahun. Itu bisa membunuhmu. [Wang Ji-won]

Aku tidak membencimu. Aku ingin mengenalmu pelan-pelan. Aku yakin kau mengerti apa yang kukatakan. [Choi Eun-cheol]

Aku sangat merindukanmu. Aku tak suka jauh darimu seperti ini. Aku ingin bertemu setiap hari. Aku ingin mendengar suaramu setiap hari. Aku ingin memelukmu setiap hari. Aku telah hidup 34 tahun tanpa dirimu, tapi sejak bertemu denganmu, setiap hari serasa akan berlangsung selamanya. [Yoon Hye-jin]


Episode 12

Cuaca di pesisir pantai memang sulit diterka. [Hong Du-sik]

Kalau sudah memulai sesuatu, pasti kukerjakan dengan sepenuh hati. [Yoon Hye-jin]

Tujuan akhir dari hubungan pria dan wanita adalah erotisme. Cinta platonik tak akan menang melawan erotisme. [Pyo Mi-seon]

Dengan yoga berpasangan, kita bisa mempererat hubungan dan menambah kelenturan. [Yoon Hye-jin]

Pelan-pelan saja. Jangan terburu-buru. Kita lakukan satu per satu untuk waktu yang lama. [Hong Du-sik]

Mendapatkan penghargaan adalah hal yang bagus. Tapi walaupun kau tak menjadi juara, kita tetap akan berpesta. Pesta ini untuk merayakan usaha kerasmu. Menurut ibu, usaha keras lebih penting daripada hasil akhirnya. [Yeo Hwa-jeong]

Tidak masalah walaupun nilaimu jelek. Ayah hanya berharap kau tumbuh menjadi anak yang bahagia. [Chang Yeong-guk]

Aku masih banyak kekurangan. Aku akan terus berusaha untuk memperbaiki diri dan nilaiku. [Jang Yi-Joon]

Daripada mengkhawatirkan pria lain di depan pacarmu, lebih baik kau merawatnya sendiri. [Hong Du-sik]

Aku tidak menyerah. Terkadang aku agak lamban. Karena tidak pintar, dalam sehari aku belajar 15 jam selama lima tahun untuk menjadi polisi. Aku tak pandai berlari 50 meter, tapi sudah menyelesaikan enam maraton. Kegigihanku tak kalah dari siapa pun, jadi aku tidak menyerah. [Choi Eun-cheol]

Kau menjengkelkan, ini sebabnya aku tak pernah pacaran dengan pria yang baik hati. Bagaimana bisa berpacaran kalau jengkel begini? [Pyo Mi-seon]

Orang baik memang menjengkelkan. -

Daripada dikhawatirkan, aku juga ingin merasa cemburu. Seharusnya kau bersyukur. [Ji Seung-Hyeon]

Melihat karya seni di museum seni bersama dengan pacarku. Itu keren sekali. [Yoon Hye-jin]

Dibandingkan lukisan yang rumit, aku lebih suka yang sederhana seperti ini. Melukis dengan detail itu mudah. Yang sulit adalah melukis sesuatu yang biasa. [Hong Du-sik]

Cinta? Itu omong kosong. Kita hanya hidup bersama karena merasa terikat. Setelah menikah, begitulah hidupku. Ketika sudah saatnya aku harus menikah, cinta pertamaku justru pergi. Jadi, aku menikahi perempuan yang dekat denganku. Sesederhana itulah pernikahan bagiku. Ibu mertuaku Ibunya Hwa-jeong baru saja meninggal waktu itu. Aku menikahinya karena kasihan dia harus hidup sendirian. Jadi, maksudku, pernikahan itu bukan hal yang penting. Tidak ada yang istimewa dan luar biasa tentang pernikahan. Itu hanya hal yang membosankan. [Chang Yeong-guk]

Kalau begini terus, aku tak akan berkembang. Aku memerlukan pengalaman baru. [Wang Ji-won]

Jangan menyalahkan dirimu sendiri. [Wang Ji-won]

Kau bebas melakukan apa pun tanpa mencemaskan pendapatku. Kau membeli hadiah untuk dirimu sendiri dengan uang hasil kerja kerasmu. Kenapa mencemaskan pendapatku? Tidak masalah bagiku. Jadi, lakukanlah apa pun yang kau inginkan. [Hong Du-sik]

Kau mengajakku ke pantai ini, jadi, ini menjadi pantai kesukaanku. Aku sangat suka semua yang ada di sini. Api unggun, suara ombak, suara air laut, aroma musim panas, bintang, dan kau. Dibandingkan apa pun di dunia ini, kau yang paling kusukai. [Yoon Hye-jin]

Comments