Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha [Episode 13 & Episode 14]

Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha


Episode 13

Cobalah mengubah sudut pandangmu. Siapa tahu hidup akan membawamu ke arah yang lain. [Hong Du-sik]

Kau keren, mau mengakui kelebihan lawanmu dalam cinta. Kau berhati lapang. [Kim Do-ha]

Dibandingkan bekerja untuk orang lain, aku memilih menjadi bosku sendiri. Dengan sedikit mengubah sudut pandang, hidup seperti ini pun bahagia. [Hong Du-sik]

Hidup hanya satu kali, dan aku sudah memiliki semua yang kuperlukan. Aku punya kasur empuk untuk tidur nyenyak malam ini, dan papan selancar yang kuat. Orang yang kucintai juga ada di sisiku. [Hong Du-sik]

Aku norak dan tidak tahu banyak, jadi, aku khawatir akan mengecewakanmu. Aku akan belajar terus. Aku akan berusaha lebih baik. [Choi Eun-cheol]

Kau tak perlu belajar. Walaupun menonton film yang jelek, itu akan tetap berarti kalau bersamamu. [Pyo Mi-seon]

Tidak ada panduan untuk berpacaran. Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu. [Pyo Mi-seon]

Maaf karena memelukmu sebelum berpegangan tangan. Tadinya aku ingin melakukannya secara berurutan,tapi kau bilang tak ada panduan untuk berpacaran. [Choi Eun-cheol]

Waktu cepat sekali berlalu. [Ji Seong-hyeon]

Kita seperti menggambar di buku gambar transparan. Kita dapat ide-ide yang konyol. Lalu tiba-tiba seperti ada bunga api saat kita menemukan ide yang tepat. Itu menyenangkan sekali. [Wang Ji-won]

Kau pikir melahirkan itu mudah? Tubuhku hancur dibuatnya. Seluruh tulang di tubuhku seperti patah, lalu disambung lagi! Bayangkan harus memberi ASI tengah malam dengan kondisi seperti itu. Memberi ASI, menidurkan, mengganti popok Tapi apa kau bilang? Bisa bersantai setelah melahirkan? Apa mengurus anak hanya main-main? Kau pikir aku bekerja keras untuk diriku sendiri? Aku tak mau bekerja. Badanku terasa berat dan lelah. Aku ingin istirahat! Aku merasa kesepian dan ketakutan, tapi kau hanya melihat saja. Kau tak tahu betapa melelahkannya ini. Tangan dan kakiku bengkak, punggungku sakit, serta aku tak bisa menunduk. Karena itu aku tak bisa mengikat tali sepatu! [Ham Yun-gyeong]

Tidak semua pria sepertiku. Kau berhak bertemu orang baik dan hidup bahagia. [Chang Yeong-guk]

Dia pasti meledak setelah menahannya. Aku pun melihatnya memaksakan diri. Jadi, wajar saja. Semua orang di sini sudah lama mengenalnya. Dia ramah kepada semua orang. Tapi sekarang? Bagaimana dia sekarang? Dia sibuk bekerja, membesarkan Bo-ra, sebentar lagi melahirkan. Dia penuhi tugasnya sebagai istri dan ibu, tapi bagaimana dengan dirinya sendiri? Kau ingat perkataannya saat dia mengandung Bo-ra? Dia melamarmu. Dia pasti lebih takut daripada kau, tapi dia ingin mencobanya. Geum-cheol, ini tak berarti dia lebih dewasa daripada kau. Dia masih muda dan kewalahan. [Hong Du-sik]

Aku hanya iri kepadamu. Aku tahu seharusnya tidak begitu. Aku hanya sering mengasihani diriku belakangan ini. Tapi kau hidup sesuai yang kau inginkan. Pekerjaanmu terpandang dan kau sedang jatuh cinta. [Ham Yun-gyeong]

Aku merasa kau lebih bisa menjadi panutan. Membesarkan anak bukan hal yang mudah. Tapi kau sudah melakukannya cukup lama dan kau andal melakukannya. Aku sungguh salut kepadamu. [Yoon Hye-jin]

Maafkan aku. Aku tidak perhatian dan tidak menyangka betapa menyakitkannya melahirkan anak. Aku sungguh minta maaf. [Choi Geum-cheol]

Melahirkan memang menyakitkan, tapi kita bisa memiliki bayi yang cantik. [Ham Yun-gyeong]

Aku tak pernah mengira akan suka anak-anak. Tapi saat menggendong bayi itu, aku menjadi terharu. Dia sangat kecil, hangat, dan lembut. Tak kusangka bayi sekecil itu membawa kebahagiaan bagi kita semua. Lalu aku terpikir sesuatu. "Orang tuaku berusaha maksimal untuk melahirkanku ke dunia, jadi, aku harus berusaha menemukan kebahagiaan." [Yoon Hye-jin]

Aku yakin kau juga membawa kebahagiaan saat kau lahir. [Hong Du-sik]

Di masa depan. Jauh di masa depan. Kita semua pasti pernah memikirkan ini. Jika kau sudah siap punya anak, kau mau punya berapa anak? Kau ingin anak pertamamu laki-laki atau perempuan? [Yoon Hye-jin]

Aku sudah menceritakan semuanya. Ayahku, ibu tiriku, dan diriku yang bodoh ketika mabuk. Aku tak keberatan menunjukkan diriku yang sebenarnya. Tapi kau tak seperti itu? Kau tahu, aku iri kepada Yun-gyeong hari ini. Dia punya seseorang yang berjanji akan berada di sisinya, apa pun yang terjadi. Kau menepati janjimu soal memenuhi daftar keinginanku. Kau setuju melakukan berbagai macam hal. Tapi kenapa kau tak melakukan hal yang terpenting? Kenapa kau tak terbuka soal dirimu sendiri? Kenapa begitu sulit bagimu? [Yoon Hye-jin]

Kau tahu, aku sangat menyukaimu. Karena itu, aku ingin tahu tentang masa lalumu dan apa yang ada di pikiranmu. Aku menantikan masa-masa saat kita menjadi keluarga. Kenapa kau berubah menjadi orang lain? Kenapa kau menjauh? Kenapa kau menjadi orang asing? Aku tak mengenalimu lagi. Aku tak memahamimu. [Yoon Hye-jin]

Tidak sopan membicarakan soal masa lalu. [Jang Yi-joon]

Kekerasan itu buruk. Hentikan sekarang juga. [Jang Yi-joon]


Kenapa begitu sulit bagimu? Kamu tahu, aku sangat menyukaimu. Karena itu, aku ingin tahu tentang masa lalumu dan apa yang ada di pikiranmu. Aku menantikan masa-masa saat kita menjadi keluarga. [Yoon Hye-jin]

Kenapa kau berubah menjadi orang lain? Kenapa kau menjauh? Kenapa kau menjadi orang asing? Aku tak mengenalimu lagi. Aku tak memahamimu. [Yoon Hye-jin]

Episode 14

Walaupun melahirkan itu berat, membantu orang melahirkan adalah hal yang luar biasa. [Yeo Hwa-jeong]

Waktu cepat berlalu dan takdir sangat tak terduga. [Yeo Hwa-jeong]

Hal yang mungkin mudah bagi satu orang bisa sulit bagi orang lain. [Yeo Hwa-jeong]

Sejak kecil, dia selalu dewasa dan belajar untuk menahan diri. Jadi, dia tak tahu cara berkeluh kesah. Saat kesulitan dan sakit, tak ada orang yang mendengarkan keluhannya. [Yeo Hwa-jeong]

Setelah mengalami pernikahan dan perceraian, aku menyadari sesuatu. Seharusnya aku tak terburu-buru. Seharusnya aku bisa memberi tahu semuanya dengan jujur. [Yeo Hwa-jeong]

Aku tak mau bertemu. Walaupun kita bertemu sekarang, kau hanya akan meminta maaf. Kurasa kita butuh waktu sendiri. Ini bukan kata-kata klise untuk mengakhiri hubungan kita Aku tak mau berpisah denganmu. Kurasa kita perlu waktu. Waktu agar kau tak perlu merasa bersalah kepadaku. Waktu agar kau bisa jujur kepadaku. Kita tak bisa begini terus. Kita perlu waktu untuk berpikir pelan-pelan. Untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang kita inginkan. [Yoon Hye-jin]

Gigi bungsu biasanya baru tumbuh di akhir masa remaja atau awal usia 20 tahun. Istilah medisnya gigi geraham ketiga. Disebut gigi bungsu karena tumbuh terakhir di usia saat mulai merasakan cinta. [Yoon Hye-jin]

Kau pikir ibu tak bisa mengenali sorot mata anak sendiri? Tak ada gunanya menutupinya dari ibu. Firasat seorang ibu selalu benar. [Ibu Yu Cho-hui]

Mencintai seseorang bukan penyakit. [Yu Cho-hui]

Banyak orang yang takut. Tapi daripada menyembunyikan rasa sakitnya terus, kusarankan kau memberanikan diri untuk mencabutnya. [Yoon Hye-jin]

Bagiku setiap hari istimewa. Semua hari yang kulalui bersamamu pantas dirayakan. [Choi Eun-cheol]

Aku juga merasa setiap hari yang kulalui bersamamu istimewa. Tapi perasaan itu saja sudah cukup bagiku. [Pyo Mi-seon]

Dahulu aku sangat iri melihat kalian Setiap melihat kalian berdua, aku selalu berpikir bahwa aku tak akan kesepian seumur hidup kalau memiliki pasangan seperti itu. [Yu Cho-hui]

Aku tak menyadarinya. Karena terbiasa bersamanya, aku tak sadar betapa berharga dan langkanya itu. [Chang Yeong-guk]

Perasaan itu baru bisa terlihat dari sudut pandang lain. Jangan sampai kehilangan dia untuk kedua kalinya. Aku sungguh berharap kalian bisa hidup bahagia. [Yu Cho-hui]

Karena merasa sangat bersalah, aku tak bisa mendekatinya lagi. [Chang Yeong-guk]

Aku ingin bisa melakukan apa pun untukmu, tapi keuanganku terbatas. Bukan berarti aku tak punya uang. Aku menabung 70 persen dari gajiku. Aku juga punya asuransi kesehatan. Aku juga memisahkan tabungan pemilikan rumah. [Choi Eun-cheol]

Aku tak ingin cinta kita ditulis menggunakan fon Comic Sans MS. Kita pakai fon Times New Roman. Aku ingin kita serius sampai ke jenjang pernikahan. [Pyo Mi-seon]

Aku selalu berpikir seperti itu. Selain itu, walaupun ini mungkin terlalu awal, aku ingin punya dua anak yang dirawat dengan baik. "Kalau terlalu banyak anak, kita tak bisa lari dari kemiskinan." [Pyo Mi-seon]

Seharusnya aku istirahat sebentar setelah bercerai. Aku malah membanting tulang. Walaupun badanku bisa beristirahat, rasanya ada yang tak beres dengan hatiku. Entah karena kosong atau membusuk, hatiku terasa hampa. [Yeo Hwa-jeong]

Yeong-guk yang membantuku saat aku sedang kesulitan. Dahulu saat ibuku tumbang, hidupku terasa sangat berat sampai aku ingin melarikan diri. Lalu suatu hari, saat menjenguk ibuku di rumah sakit ternyata Yeong-guk di sana. Ibuku tak bisa mencuci muka sendiri. Yeong-guk membawa air hangat dan mengelap badannya sambil tersenyum. Dia membuat ibuku tertawa. Ibuku selalu menangis dan menderita karena kesakitan. Tapi melihat Yeong-guk, dia tertawa ceria seperti saat belum sakit. Saat itu, aku bahkan tak bisa tersenyum melihat ibuku. Sejak saat itu, setelah pulang kerja, dia selalu datang ke rumah sakit. Dia pasti merasa kasihan kepadaku karena dia baik hati. Karena itulah dia ada di dekatku. Walaupun aku tahu itu bukan cinta, aku tak ingin melepaskannya. Tapi setelah waktu berlalu, aku berharap lebih dari itu. Semua ini karena aku serakah dan tidak percaya diri. [Yeo Hwa-jeong]

Jangan temui pria itu. Aku tahu aku tak berhak mengatakan ini, tapi jangan temui pria itu. Kau benar. Aku sudah gila. Karena sudah gila, akan kukatakan satu hal lagi. Maafkan aku sekali ini saja. Aku menembak kakiku sendiri. Aku menggali kuburanku sendiri. Aku sudah ingat yang kulakukan kepadamu. Maafkan aku. Aku melukai hatimu dan tidak mengingatnya. Aku tahu kau tak akan bisa memaafkanku walaupun aku memohon seumur hidup. Jadi, awalnya aku berniat untuk merelakanmu pergi. Tapi Aku tidak bisa merelakanmu. Karena kita selalu bersama sejak kecil, aku mengira itu hal yang biasa. [Chang Yeong-guk]

Namun, setelah kita berpisah, aku baru menyadari arti kehadiranmu bagiku. Aku sungguh minta maaf, Hwa-jeong. Bisa kita mulai lagi dari awal? Karena lamban dan sangat bodoh, aku terlambat menyadari perasaanku. Maafkan aku, Hwa-jeong. Aku akan menebus kesalahanku. Aku akan memperlakukanmu dengan baik. Hwa-jeong, aku mencintaimu. [Chang Yeong-guk]

Aku tak tahu apa yang kau sembunyikan, tapi buka saja semua kartumu di atas meja. Pacaran itu bukan poker. Tak usah menutupi kartu dan bertaruh. Jujurlah. Tunjukkan kau orang macam apa. Dan biarkan dia memutuskan apa mau menerimanya. [Ji Seong-Hyeon]

Seharusnya kau fokus dengan perasaanmu, kenapa kau malah mencemaskan hubungan orang lain? [Wang Ji-won]

Sejak kecil, dia selalu dewasa dan belajar untuk menahan diri. Jadi, dia tak tahu cara berkeluh kesah. Saat kesulitan dan sakit tak ada orang yang mendengarkan keluhannya Kurasa kau bisa menjadi orang itu untuknya. [Yeo Hwa-jeong]

Kepala Hong, kau tahu aku bukan penyabar, 'kan? Kau tahu, 'kan, saat pindah ke Gongjin, aku memutuskannya dalam satu hari? Aku benci pada ketidakjelasan. Aku tidak cocok dengan hal yang tidak pasti. Maksudku adalah walaupun begitu, kalau kau bisa berjanji untuk membuka hatimu kepadaku suatu hari nanti, sepertinya aku bisa menunggu. Aku tak menuntut kau langsung melakukannya. Aku hanya ingin kau memberitahuku kemungkinannya. Apa aku ada di rencana masa depanmu? Apa kita bisa terus bersama? Kurasa itu yang ingin kuketahui. Aku akan menunggumu. Aku sudah mengambil keputusan, tapi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Tapi aku tak mau jauh darimu. Berpikirlah di sampingku. Berpikirlah pelan-pelan saat bersamaku. Tapi jangan membuatku menunggu terlalu lama. [Yoon Hye-jin]

Cepatlah minta maaf dan peluk dia. Bagaimana kalau kau membuatnya menyerah dan meninggalkanmu? Demi mempertahankan hubungan yang ditemukan dengan susah payah, kau harus memberikan yang terbaik. Aku suka melihatmu bersama Bu Dokter. Kau memang suka membantu orang lain, tapi kau harus hidup untuk dirimu sendiri. Makan makanan yang enak dan berbahagialah. Kalau kau bahagia, aku juga bahagia. Bu Dokter juga akan bahagia. Kurasa semua orang di Gongjin memikirkan hal yang sama. [Kim Gam-ri]

Hidupmu berat dan kau sudah bekerja keras. Sekarang kau boleh duduk sambil meluruskan kaki, dan menikmati hidup. [Kim Gam-ri]

Comments