Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha [Episode 05 & Episode 06]

Kutipan Drama Hometown Cha-Cha-Cha


Episode 5

Kau berani karena tak tahu apa-apa. Fakta pun bisa mencemarkan nama baik seseorang. [Yeo Hwa-jeong]

Orang dengan latar belakang yang sama akan lebih cocok, karena memiliki gaya hidup dan nilai yang mirip, kemungkinan untuk berselisih lebih kecil. [Yoon Hye-jin]

Aku memang tak sempurna, tapi kau pun sama. Hidupmu terlalu rumit. Apa kau tak lelah. [Hong Du-sik]

Kenapa harus membandingkan siapa yang lebih baik? Yang penting adalah hatimu. [Pyo Mi-seon]

Aku memang hanya melihat wajahnya. Tapi kau melihat semuanya. Wajah, tinggi badan, pendidikan, pekerjaan. Kau terlalu pemilih. [Pyo Mi-seon]

Karena hanya bisa memilih satu, aku berusaha memilih yang terbaik. [Yoon Hye-jin]

Karena sudah tak bisa berbunga lagi, sekarang tinggal menunggu waktunya layu. [Kim Gam-ri]

Kedap debu dan kedap air adalah dua konsep yang berbeda. [Hong Du-sik]

Orang tenggelam yang diselamatkan akan menagih barang-barangnya juga. [Hong Du-sik]

Aku sering berjalan tak tentu arah dan berputar-putar. Tapi hidup selalu mengarahkanku ke tempat yang menyenangkan. [Ji Seong-hyeon]

Kau tahu apa yang membuatmu menderita? Itu karena kau berusaha keras mengingatnya. Kalau tak ingat, sebaiknya lupakan saja supaya hatimu tenang. [Pyo Mi-seon]

Kalau mau sukses, kau harus menemukan ciri khasmu sendiri. Kalau tidak, bisa gagal. Kini persaingannya berat. Kau harus menggali ide bagus. [Hong Du-sik]

Yang bertemu pasti kelak akan berpisah, sedangkan yang pergi pasti akan kembali. [Jang Yi-joon]

Sepertinya dunia menjadi sangat keras. Sampai-sampai perbuatan baik disalahartikan menjadi rasa suka. [Hong Du-sik]

Karena saraf wajah letaknya saling berdekatan, nyeri pada otot pengunyah dan otot temporal sering dikira nyeri gigi geraham. [Yoon Hye-jin]

Saat nyeri di bagian rahang, wajar kalau mengira ada masalah gigi. Tapi kadang ada pengecualian. Jadi, saat gejalanya muncul, kita harus mencari bagian mana yang sakit. Supaya dapat menentukan perawatan yang tepat. [Yoon Hye-jin]

Orang kaya seharusnya lebih dermawan. [Hong Du-sik]

Hidup dengan giat. Berusaha keras sambil meniti karier. Aku orang yang realistis. Kalau ada usaha, pasti ada hasilnya. [Yoon Hye-jin]

Kalau hasil yang kau maksud itu uang dan kesuksesan, kau pasti melihatku sebagai orang yang tidak efisien. Aku tak bisa menyangkalnya. Itulah letak kesalahanmu. Sudut pandangmu terlalu sempit. Banyak hal yang lebih penting daripada uang dan kesuksesan di dunia ini. Kebahagiaan, kepuasan diri, perubahan dunia, cinta. Pokoknya, hidup tidak seperti matematika. Seperti kalkulus, tak ada cara menghitung dan jawaban yang paling benar. Kita hanya diberi soal, lalu penyelesaiannya terserah kita. [Hong Du-sik]

Katanya waktu itu adil, tapi hanya aku yang menua. [Yeo Hwa-jeong]

Cobalah untuk bersantai. Mana ada hidup tanpa hujan? Saat seperti ini, kau akan tetap basah walaupun memakai payung. Jadi, tak perlu banyak berpikir dan terjang saja hujannya. [Hong Du-sik]


Episode 6

Aku tahu sifat suka ikut campur memang tak bisa sembuh, tapi kuharap kau tak mencampuri urusanku lagi. [Yoon Hye-jin]

Nilai itu tidak penting. Yang penting impian dan cita-citamu. [Hong Du-sik]

Nilai sangat penting bagi seorang siswa. Punya impian itu bagus, kecuali untuk kasus yang sangat istimewa, kita harus kuliah untuk mewujudkan impian itu. [Yoon Hye-jin]

Biasanya alasan memasang behel untuk gigi gingsul adalah karena makanan mudah menyangkut atau rawan gigi berlubang. Kalau untuk alasan estetika, aku tak akan merekomendasikannya. [Yoon Hye-jin]

Kau merasa tak nyaman dan canggung karena kesalahan saat mabuk. Ini karena negara kita menganut kebudayaan Timur. Di negara lain, ini bukan apa-apa. Di belahan dunia yang lain, Jean dan Chloe saling menyapa sambil menempelkan pipi satu sama lain. Lagi pula, pria dan wanita yang sungguh ingin berteman harus bisa melalui krisis seperti ini. Artinya, kita punya kesempatan untuk menjadi teman baik. [Hong Du-sik]

Semua orang terlihat lebih cantik saat masih muda. [Yoon Hye-jin]

Kalau ayahku punya pacar baru, aku akan mendukungnya. Aku kasihan kepadanya. Dia hidup sambil merindukan orang yang sudah tak ada. [Oh Ju-ri]

Tingkah lakunya selalu membuatku khawatir. Aku tak akan hidup selamanya. Agar nanti bisa hidup dengan baik tanpaku, setidaknya dia harus lulus kuliah. [Oh Chun-jae]

Ju-ri beruntung punya ayah sepertimu. Kasihan sekali orang yang hidup tanpa ayah dan ibu. [Oh Ju-ri]

Setidaknya kau harus mencari pasangan. Supaya ada tempat untuk bersandar. Kau selalu mendengarkan keluhan orang lain. Siapa yang akan mendengarkan keluhanmu? [Oh Chun-jae]

Membesarkan anak memang bukan hal yang mudah. [Oh Chun-jae]

Dia memang masih anak-anak. Tapi dia bukan anak kecil yang harus selalu dibantu ayahnya. Dia memiliki dunianya sendiri dan dia perlu waktu untuk dirinya sendiri. Kuharap kau bisa menerima perubahan itu. [Yoon Hye-jin]

Cobalah hidup dengan santai. Itu saranku sebagai teman. [Hong Du-sik]

Hanya karena kita sering berinteraksi, bukan berarti kau sudah menjadi temanku. [Yoon Hye-jin]

Seseorang bilang aku terlalu suka ikut campur. Itu membuatnya merasa tak nyaman. Dia juga bilang tak mau menjadi objek hiburan orang lain. Apa itu moto hidupmu? Ucapan dan tindakanmu bertolak belakang. [Hong Du-sik]

Aku ingin kau juga merasa bebas untuk melewati batas. Jangan seperti anak SD yang membuat garis pembatas di meja sekolahnya. Izinkan aku meminjam penghapusmu dan menyalin PR-mu sesekali. [Hong Du-sik]

Comments