Kutipan Drama Another Miss Oh [Episode 11 & Episode 12]

Kutipan Drama Another Miss Oh


Episode 11, Kesakitan, Kesakitan

Kau menyiapkan sesuatu yang spesial? Apa aku harus berdandan hari ini? Asal kau tahu, jangan berlutut memberi bunga atau apa pun. Itu amat memalukan. Jangan rencanakan kejutan apa pun di restoran. Jangan lakukan hal aneh di depan banyak orang. Jangan terlalu percaya diri. [Oh Hae-young]

Aku tak akan membiarkan rasa bersalahku mendorongmu pergi lebih jauh. Aku hanya ingin mencintaimu. Apa pun yang kukatakan, tolong jangan tinggalkan aku. Tetaplah bersamaku. [Park Do-kyung]

Katakan. Katakan sekarang. Jika kau memberitahuku sekarang, tak akan terlalu mengejutkan. Sebelum aku makin mencintaimu, katakan sekarang. [Oh Hae-young]

Seperti ombak, para gadis datang dan pergi. Kau tak pernah tahu kapan mereka datang atau pergi. -

Aku tak meninggalkan Do-kyeong karena tak mencintainya. Kau pasti tahu. Tapi kenapa sikapmu dingin padaku? Kau selalu bersikap dingin kepadaku dan membela Hae-young yang tak berkaitan denganmu. Kenapa? [Another Oh Hae-young]

Saat aku SMA, ada Oh Hae-young yang lain. Apa Ibu ingat dia? Para lelaki sangat menyukainya. Mereka sering memecahkan jendela rumah kita. Tapi aneh sekali mereka tak pernah salah mengirim hadiah atau bunga padaku, tapi selalu melempar batu ke jendela kita. Bukankah itu aneh? Aku merasa terlahir untuk menderita hal buruk untuknya. Aku sangat menyedihkan. Ibu ayo pindah. Ke pedesaan kumuh yang jauh dari Seoul. Jika aku tinggal di pedesaan, bukankah aku akan diperlakukan lebih baik? Jika aku tinggal di tempat yang tak ada gadis lebih cantik, kurasa hidupku akan lebih mudah. [Oh Hae-young]

Kau keterlaluan. Gadis lain tak memukul kepala pacar mereka. Usiaku 33 tahun. Entah apa ulahmu saat mengencani pria seusiamu. Tapi pacarmu yang berusia 33 tahun tak tahan sifat kanak-kanakmu seperti mengecat kuku atau memukul kepala dengan buku! [Park Hoon]

Sudah kubilang jangan pergi setelah bertengkar! Itu tak dewasa untuk usiamu! Kembali kemari. Tak akan kumaafkan jika kau tak mau! Kembali sekarang! Baik. Pergilah! Jangan remehkan intuisiku. Aku sudah mencium hal mencurigakan. Jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu malu. [Yoon An-na]

Saat aku becermin, kutanya diriku kenapa aku tampak bodoh. Aku seolah pantas diperlakukan begini. Aku tampak sangat lusuh. Cukup lusuh untuk dibodohi kalian berdua saat kalian bertengkar. Aku benci diriku karena itu. Aku ingin tampak berbeda dan menjadi orang lain. Karena itu aku berdandan, berharap menjadi lebih baik. Tapi kau hanya minta maaf? Kenapa minta maaf? Apa yang kau sesali? Sebesar apa? Kenapa tak memberitahuku? Kenapa tak bilang mau memutuskan pernikahannya, tapi malah hancurkan pernikahanku? [Oh Hae-young]

Aku ingin memberitahumu. Tapi aku tak tega menyakitimu saat kau menderita. Kau bilang kau dibandingkan dengannya selama masa SMA. Kau bertanya-tanya soal keadaannya saat kau menderita. Aku tak bisa jujur saat kau sedih. Aku tak ingin menyakitimu lagi. [Park Do-kyung]

Tahu yang paling menyakitiku? Bahwa kau mencintainya hingga saat ini dan ingin merusak pernikahannya. Saat aku berdarah karena dipukul olehnya, kau sibuk memikirkannya. Aku bahkan tak tahu itu saat aku tergila-gila padamu. Saat kau tahu aku menyukaimu, seharusnya kau memberitahuku. Kau seharusnya jujur agar aku berhenti. Kenapa kau biarkan seperti ini? [Oh Hae-young]

Aku menyuruhmu memohon! Kembali dan memohon padaku! Kau tak bilang apa pun. Kau tak bilang kau mencintaiku. Kau pasti mengatakannya pada Hae-young. [Oh Hae-young]

Ada apa denganmu? Kau harus berlutut dan memohon. Dipukul jika perlu. Apa penting menjaga harga dirimu? Saat kau berjalan seperti orang gila kemarin, kau seharusnya berlutut puluhan kali. Kenapa tidak? Apa yang menahanmu? minta maaf berkali-kali itu tak cukup. Kau harus bilang kau mencintainya sebelum berlutut. Ikuti permintaannya. Kau harus berguling di jalan jika disuruh. Apa kau menyukainya? Kau suka atau tidak? Bagaimana aku tahu jika kau tak bilang? Kau bahkan tak bisa jujur dengan pertanyaan sederhana itu. Kenapa sikapmu rumit? Kenapa kau selalu keras kepala? Kenapa kau memendam perasaanmu? [Lee Jin-sang]

Setelah aku putus denganmu, aku terus memeriksa surelku. Aku berharap kau menyumpahiku. Saat kulihat kau tak mengirim apa pun, aku sedih. Aku menderita setelah kita putus. Walau aku putus denganmu, kau tampak baik-baik saja. "Apa aku tak berarti baginya? Apa dia mencintaiku?" Kau kira aku mau menikahinya, 'kan? Karena itu kau menghancurkannya? Terima kasih. Aku bisa bernapas lagi. Terima kasih. [Another Oh Hae-young]

Aku tak peduli kau menghancurkan hidup seribu orang. Itu artinya kau mencintaiku. Kau melakukannya karena aku. Aku mencintaimu. Aku masih sangat mencintaimu. [Another Oh Hae-young]


Episode 12, Semoga Kau Sengsara Setelah Meninggalkanku

Ada gadis yang bernama sama denganku saat aku masih sekolah. Dia sangat sempurna. Bukan karena aku tak cukup baik. Dia hanya terlalu sempurna. Aku selalu dibandingkan dengannya. Juga banyak hal yang tak adil. Aku harus tahan dengan semua itu. Jadi, dia selalu menghalangiku. Masalahnya Aku menyukai seorang pria. Dia hampir menikahi gadis itu, tapi mereka putus. Dia ingin membalas gadis itu, tapi dia justru menyakitiku tak sengaja. Aku tak tahu itu. Maksudku Dia tak bisa melupakan gadis itu. Dia ingin merusak pernikahan gadis itu, tapi justru merusak pernikahanku. Dia pikir gadis itu yang akan menikah, padahal itu aku. Astaga, aku punya firasat buruk. Ini tak mungkin. Tapi aku tak tahu itu dan jatuh cinta dengannya. Sesaat, aku hampir ingin membunuhnya. [Oh Hae-young]

Tidurlah. Jangan minum-minum atau ikut kencan buta membosankan. Kau akan lapar saat bangun. Makanlah, lalu tidur lagi. Kau akan lapar lagi, lalu makanlah lagi. -

Terlahirlah lagi. Tidak sulit untuk lahir kembali. Kau terlahir kembali saat merelakan masa lalu. Apa bayi punya kenangan masa lalu? "Aku mengalami hal ini, maka aku seperti ini." Jika merelakan semua itu, kau akan terlahir lagi. -

Jika tak mau bahagia, pertahankan masa lalumu. Itu terserah kau. Begitulah keadaannya. Tak ada yang bisa hentikan jika kau mau begitu. -

Kau bukan satu-satunya yang bernama Oh Hae-young. Nama hanyalah cangkang kosong. Namaku Lee Byung-joon, itu juga cangkang kosong. Hae-young, namamu hanya cangkang kosong. Begitu juga nama gadis lainnya. -

Aku yang minta maaf. Aku tak seharusnya menamaimu tanpa pikir panjang. Kenapa kami menamaimu tanpa memikirkannya? Sudah kubilang aku tak mau menamainya Hae-young! Kita bisa menamainya So-ra atau Soo-min. Kenapa berteriak kepadanya? Itu bukan salahnya. Kau harus melupakan pria itu. Tak perlu menyimpan dendam. Lupakan saja dia. [Hwang Duk-yi]

Jangan menyulitkan dirimu sendiri. Lupakan saja. Kau bisa dapat kompensasi jika sewa pengacara, tapi apa gunanya? Tidak sepadan jika kau harus menemui dia lagi. Relakan saja. Hanya kau yang tampak konyol jika diteruskan. Orang hanya akan memakimu. Mereka tak akan memaki bajingan itu. Jadi, lupakan dan relakan saja. Akhiri sekarang. Kau bisa menyukainya jika tak tahu. Bagaimana bisa kau tetap menyukainya setelah semua ini? Menghancurkannya saja tak cukup. Bagaimana bisa kau masih menyukainya? Jika masih menyukainya dalam situasi ini, maka kau pecundang terbesar di dunia ini Kau yang gila. Kau paham? [Hwang Duk-yi]

Tak ada gunanya memukuli mereka yang bersalah. Dia sudah cukup menderita. [Park Soo-kyung]

Tak ada waktu yang salah untuk menyatakan cinta. [Lee Jin-sang]

Siapa yang akan kau buat kaya? Kami semua tak miskin. Kami semua menikmati hidup, sibuk mencari nafkah sendiri. Jadi, kau sebaiknya jalani hidupmu! [Park Soo-kyung]

Keadaanku tak baik. Aku benar-benar hancur. Aku benci tetap terjaga. Tapi aku tak bisa tidur. Awalnya aku tak bisa tidur karena marah. Kini karena aku merindukanmu. [Oh Hae-young]

Lanjutkan hidupmu dan salahkan aku. Benci aku seperti yang lainnya. Jika ingin mengumpat padaku berapa kali pun kau menelepon akan selalu kujawab. Siksa aku sesukamu. Lakukan sesukamu. [Park Do-kyung]

Bisakah kau tetap bersamaku sampai perasaanku habis? Tidak usah sampai habis. Hanya sampai aku tenang. Semua tahu keadaanku. Aku tahu harus mengakhirinya. Aku tahu itu, tapi kurasa aku tak bisa. Jika kita putus untuk menghindari rasa malu kurasa aku akan menyesalinya. Bisakah kau tetap di sisiku untuk sementara waktu? Mari kencan diam-diam, lalu putus. [Oh Hae-young]

Kau tak perlu pedulikan orang yang datang dan pergi. Walau ada ratusan orang datang dan pergi, semua milikmu. -

Jangan hidup seperti ini. Tolong jangan hidup seperti ini. Kita hanya hidup sekali. Kami tak butuh uang itu. Aku membencimu yang terobsesi dengan uang. Aku bukan membencimu karena tak punya uang! [Park Do-kyung]

Agar bisnismu sukses kau butuh orang baik. Kau butuh orang tepercaya. -

Aku sangat mudah bagimu. Aku datang saat kau panggil. Pergi saat kau minta. Aku semudah itu. Teganya kau buang aku semudah itu. Teganya dirimu. [Oh Hae-young]

Aku ingin kau tak bahagia. Aku ingin kau menangis setiap malam Aku ingin kau jatuh sakit saat mendengar namaku Kuharap aku mati karena marah saat memikirkanmu. Dengan begitu kau akan tersiksa oleh rasa bersalah seumur hidupmu. [Oh Hae-young]

Temui dia dua kali lagi. Satu kali tak cukup untuk mengenal seseorang. [Park Hoon]

Wanita tak mengutuk pria karena meninggalkannya tapi karena menjadi pengecut. Jangan menjadi pengecut pada siapa pun. [Oh Hae-young]

Aku mencintaimu. Aku tak peduli jika aku mati. Tapi aku tak mau mati menyesali keputusanku. Aku takkan mati saat menyesal. Aku akan pergi sejauh mungkin ke tempat hatiku menuntunku. [Park Do-kyung]

Comments