Kutipan Drama Another Miss Oh [Episode 05 & Episode 06]

Kutipan Drama Another Miss Oh


Episode 5, Hati yang Tersayat

“Penglihatanku kali ini adalah dia lari ke arahku. Dia lari ke arahku dan lompat ke pelukanku. Aku berpikir jika aku tak memeluknya Aku mungkin bisa lenyapkan dia dari hidupku. Tapi apa pun yang kulakukan untuk menjauh darinya, pada akhirnya, kurasa aku takkan bisa. Rasanya dia terus membuka diriku. Seolah ia menyuruhku berhenti sedih dan bahagia bersamanya.” [Park Do-kyung]

Apa kau pernah merasa sudah saatnya kau menyerah dan berhenti berusaha. Tiba-tiba, ada tanda yang menyuruhmu untuk terus lanjut. Saat kupikir aku harus berhenti dan menyerah saat itu juga. Di saat tak terduga, aku diberi kekuatan untuk maju oleh orang asing. Aku merasa seluruh alam semesta mendorongku untuk terus maju. [Another Oh Hae-young]

Bagaimana tak ada apanya? Terasa seperti dunia memberimu hukuman mati. Seperti ditendang dari alam semesta. Seperti kau memohon untuk tinggal di alam yang menendangmu. Itu bukan apa-apa? Aku ditinggalkan di hari pernikahanku. [Park Do-kyung]

Wanita yang namanya sama dengan wanita yang kau sangat cintai, menghancurkan hatimu. Pasti canggung bagimu. Saat aku bicara soal Hae-young, kenapa kau diam saja? Kenapa tak bilang apa pun? Kenapa tak bilang si jalang yang tinggalkan kau di altar adalah Oh Hae-young? Saat aku bicara soal kehidupan sekolahku yang menyedihkan, dibandingkan dengan si cantik Oh Hae-young, menyenangkan bagimu? Kurasa benar. Kurasa itu jadi pengingat kalau kekasihmu adalah wanita hebat. [Oh Hae-young]

Kau memegang tanganku. Apakah aku alat untuk cintamu? Apakah tanganku alat untuk membuat si jalang itu cemburu? Mau kuceritakan kalau kita tidur bersama? Mau kuceritakan kita sangat saling mencintai? Mau membuatnya cemburu supaya dia rindu padamu? Jangan gunakan aku lagi. Kau harusnya malu. Sungguh menyedihkan! [Oh Hae-young]

Bukan karena kau tak minum, kau hanya peminum buruk. saat mabuk, membuang semuanya, tidur yang hangat, makan yang hangat. Saat keringat keluar, kau akan merasa lebih baik. Anggap itu sebagai kebijaksanaan dari pengalaman bertahun-tahun. [Oh Hae-young]

Teman kantorku yang tak pernah kukenal tiba-tiba mengajakku pergi dan minum bersama, saat tahu aku teman Oh Hae-young. Mereka gunakan aku untuk mendekatinya. Aku bukan Cupid. [Oh Hae-young]

Pasti hebat rasanya, mengencani gadis idaman pria. Tak perlu berteriak padanya. Berpura-puralah menikmati hidupmu. Menghancurkan kaca mobilmu, itu sia-sia. Kau bukan orang yang cerdas. Kau sudah kalah. Bukannya kau mau dia berpikir kau bahagia? Aku bisa membantu. Kemarin itu terlalu mendadak. Mari berpura-pura kalau hidupmu bahagia tanpanya. Aku akan berpura-pura sepenuh hati di depannya. Aku akan bilang kalau kita sedang berpacaran. Aku tak pernah sebanding dengannya. Menyenangkan membayangkan dia akan iri padaku. [Oh Hae-young]

Sekali dayung dua pulau terlampaui. [Oh Hae-young]

Untuk apa peduli yang dia pikirkan dan berpura-pura? Membuatku lebih menyedihkan. Membuatku terlihat bergantung. Jika sungguh ingin balas dendam padanya, kita harus lupakan dia dan kembali pada hidup kita. Kenapa harus pura-pura? Tak perlu. [Park Do-kyung]

Aku tahu aku tak diterima di sini. Kalian berpikir aku akan memerintah kalian. Tapi tak peduli seberapa benci kalian padaku, aku akan terus menyayangi kalian. [Another Oh Hae-young]

Sampai kami mengucap janji atau bilang pernikahan, bukankah kita menyebutnya begitu? Sampai pernikahannya dijanjikan, aku anggap mereka hiburan. [Oh Hae-young]

Kau adalah kau, aku adalah aku! [Oh Hae-young]

Aku mengerti kalau dia temanmu, tapi ada hirarki di tempat kerja. Beraninya kau berteriak padanya dan berkata omong kosong? Sikap macam apa itu? Kau harus menjaga sikapmu.

Saat kusarankan berpura-pura, itu umpan. Aku ingin lebih dekat dengannya, bahkan jika aku harus pura-pura akting. Aku mau dekat dengannya. Haruskah aku suka orang lain jika mereka melakukan hal sama seperti dia? Kurasa tidak. Aku sudah suka dia sejak awal. [Oh Hae-young]

“Ikan di air tawar dan ikan di kolam takkan pernah bertemu. Oh Hae-young pasti menemukan pria yang sebanding. Aku juga akan menemukan pria yang sebanding denganku. Mantanku Tae-jin, pria yang yang kukencani yang tak termasuk dalam kolamku. Apa dia juga mencari seseorang yang sebanding dengannya? Saat kutahu Hae-young adalah gadis yang Do-kyeong cintai, Aku sadar dia juga di luar jangkauanku. Ia berada di tingkat yang takkan bisa kumasuki. Aku berjanji takkan jadi pemilih lagi. Dan mencintai pria selanjutnya sampai dia mencampakkanku.“ [Oh Hae-young]

Ada satu hal baik saat kau menyukai pria tetangga. Dia membuatku ingin pulang lebih awal. Aku tak pernah mau pulang sampai aku mabuk. Tak bisakah kau pulang lebih awal untukku? Aku tak berharap kau suka padaku. Aku sangat bosan. Cuma itu! Sekarang bahkan belum senja. Aku harus berbuat apa? [Oh Hae-young]

Perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan itu cuma ilusi. Di dalam DNA atau jiwa seseorang, kehidupan dan ingatannya sudah terekam. Itu artinya ingatan kuat dalam dirimu bisa keluar tanpa adanya perbedaan waktu.

“Dia seperti burung yang patah sayap karena batu yang kulempar, tapi dengan bodohnya terbang pada pelukanku. Aku ingin dia cepat sembuh dan terbang jauh. Akan kulakukan semua untuk membantunya sembuh dan membantunya terbang. Aku takut akhirnya jatuh cinta padanya.” [Park Do-kyung]


Episode 6, Setengah Rasa Cinta Setengah Rasa Kasihan

Tak bisakah pulang lebih awal? Aku tak minta kau menyukaiku. Aku bosan sekali. Itu saja! [Oh Hae-young]

“Setiap kali memikirkannya, semua perasaan yang kupendam keluar. Semua kesedihan yang tak bisa kubicarakan. Aku ingin beri tahu dia kenapa aku lakukan itu. Tapi dia tak mau mendengarkanku.” [Another Oh Hae-young]

Jika aku tak memilikimu di hidupku. Aku bukan siapa-siapa. [Oh Kyung-soo]

“Sulit dipercaya. Sejak kau pergi, aku minum setiap malam. Aku duduk sendiri di bar tempat kita biasa minum, dan menunggumu. Aku sangat mencintaimu. Walau aku merindukanmu. Aku takut kau melihat betapa buruknya aku. Jadi, aku membuka rambutku dan menutupi mukaku lagi. Aku merindukanmu, tapi aku juga tak mau melihatmu. Aku duduk tiap malam, dengan pikiran gila di kepalaku. Sayangku, kau di mana dan apa yang kau lakukan? Pernahkah berpikir tentang kita?” [Park Soo-kyung]

“Berapa lama kau akan menutup pintu ini? Kau takut aku menggodamu? Ada satu hal baik tentang memiliki perasaan pada pria tetangga. Dia membuatku ingin pulang lebih awal. Biasanya aku tak mau pulang sampai aku mabuk. Tak bisakah pulang lebih awal? Aku tak minta kau mencintaiku. Aku bosan sekali. Itu saja! Sekarang belum senja. Aku harus bagaimana?” [Oh Hae-young]

Aku cenderung menggoda orang saat mabuk. [Oh Hae-young]

Berhenti minum. Jangan goda ke siapa pun. Jangan mendekati pria sepertiku. Tahan dirimu. Berhenti menyalahkan diri seperti wanita bodoh. [Park Do-kyung]

Aku terus memikirkan alasanmu menghilang. Kenapa dia pergi? Aku tidak bisa menebaknya. Tapi hanya ada satu alasan aku bisa memaafkanmu. Kau tak punya pilihan selain menyembunyikannya karena sakit keras. Aku bisa memaafkanmu jika itu alasannya. Aku bisa cerita ke orang di sekitarku. "Dia meninggal. Dia menghilang karena sekarat." Aku mungkin bisa menyelamatkan wajahku dan mengingatmu. Katakan. Apa itu penyakit fatal? Kau secara ajaib sembuh dan kembali? Seharusnya kau mati. Kau muncul seolah-olah tak terjadi apa-apa. Ini membuatku gila. [Park Do-kyung]

Kau tahu itu kebiasaanku. Senyum sambil menangis. Kau benci melihat wanita menangis. Kau tak tahu aku tersenyum bahkan saat aku menangis agar kau tak membenciku? Kenapa harus dia? Kenapa Hae-young? Kau tertarik kepadanya karena nama kami sama? Nama dan sekolah kami sama. Apa ini hanya kebetulan? [Another Oh Hae-young]

Kau anak kecil? Kenapa pecahkan jendela? Kenapa keluar dan meninggalkan mereka sendiri? Jika jadi kau, aku akan buka pintu dan bilang, "Kita hidup bersama. Kenapa datang? " Dia akan tercengang. Sungguh, kau tak tahu cara menang! Berhentilah terintimidasi! Aku tahu dulu kau masih kecil. Usiamu 32 tahun. Kenapa bilang seperti itu? Dia menggigitmu? Dan sejujurnya, posisimu lebih baik dari dia. Apa dia bisa kalahkan orang yang bersebelahan dengannya? Kau sungguh mengecewakan! Taklukan saja dia. Mudah. [Kim Hee-ran]

Dia tahu aku menyukainya! Dia merekam. Dia terbiasa menyalakan alat perekamnya di pagi hari dan dengarkan rekamannya. Tanpa sadar, aku bilang, "Kenapa belum pulang? Kapan pulang? Aku bosan sekali. Aku suka kau." Aku mengoceh seperti idiot. Aku tahu bicara pada diri sendiri akan bawa masalah. Aku sangat malu. Aku sangat malu dan marah karena menyukainya. [Oh Hae-young]

Aku cukup mengenalmu, dan kau takkan kehilangan akal karena orang seperti ini. Aku merasakan sesuatu saat kau batalkan pernikahanmu. Aku pikir, "Ada apa dengannya? Apa dia gila?" Kau tampak linglung. Bukan Hae Young yang kukenal. Aku masih merasa begitu, obsesimu pada Do-kyeong. aku sungguh ingin tahu yang ia miliki hingga kau tergila-gila. [Kim Hee-ran]

Saat bertemu pertama kali, aku mencurahkan isi hatiku padanya. Hal yang tak bisa kuceritakan pada siapa pun. Aneh, tapi aku bisa ceritakan semuanya. Apa aku terus cerita karena lebih mudah bicara padanya? [Oh Hae-young]

Kurasa kau sadar saat itu bahwa dia orang yang bisa kau andalkan. Begitulah hubungan antara pria dan wanita. Walau kau tak bisa ceritakan rahasiamu pada teman-10-tahun-mu, saat kau sadar bahwa dia tempat bersandar, kau bisa cerita semua bahkan saat baru bertemu. Karena dia seorang pria. Semua bisa terjadi antara pria dan wanita. Meski kau teman baikku, aku punya rahasia darimu. Tapi aku ceritakan pada pria. Aku merasa lebih nyaman pria yang kukenal kurang dari sebulan daripada teman-10-tahunku. Begitulah keadaannya. [Kim Hee-ran]

Aku jatuh cinta pada semua. Orang bisa katakan apa pun saat sendiri. Jangan anggap serius dan merasa tak nyaman. Lalu kau akan mengejekku. [Oh Hae-young]

“Sampai kita menyatakan cinta atau menyebut soal pernikahan, bukan begitu kita menyebutnya? Sampai pernikahan dijanjikan, aku hanya anggap mereka teman kencan.” [Oh Hae-young]

Kau pikir aku kencani orang yang mirip karena tak bisa melupakanmu? Tapi hanya ada satu alasan aku bisa memaafkanmu. Jika kau tak punya pilihan selain sembunyi dariku karena sakit. Seharusnya kau mati. Kau muncul seolah tak terjadi apa pun. Ini membuatku gila. [Park Do-kyung]

Kau bilang bahwa keberuntungan putri ditentukan oleh ibu dan aku akan ganti pria tiap bulan. Lucu sekali melihatmu sangat ingin pria yang dibuang ibuku. Ibuku adalah istri keempatnya. Jika kau menikah dengannya, kau akan jadi yang kelima. Sebagai wanita, tidakkah memalukan jadi yang kelima? [Another Oh Hae-young]

Saat kudengar kedua orang tuamu profesor, kupikir, oke. Tapi ayahmu selingkuh dengan murid, ibumu, dengan sesama profesor, di kampus yang sama. Mereka dipecat karena skandal menyebar. Apa mereka mencoba bersaing dan melihat siapa lebih banyak menikah? Bagaimana mereka bisa menikah dan bercerai berulang kali? Berkat mereka, kau punya banyak saudara tiri! Kapan terakhir kali kau bertemu ayahmu? Apa mereka tahu kau ada? [Heo Ji-ya]

Darah lebih kental dari air. [Heo Ji-ya]

Oh Hae-young muncul. Dia putri mantan istri Ketua Jang. Ibunya adalah salah satu wanita yang dinikahi Dirut Jang. Dia mengacaukan semuanya. Aku merasa dia akan melakukan sesuatu. Jika dia buka mulut, Dirut Jang takkan menikahiku. Do-kyeong akan berpaling dariku juga. Lalu, aku pasti jadi miskin. [Heo Ji-ya]

Hei. Tanyakan siapa pun yang lewat. Ibu macam apa membiarkan putranya menikahi wanita begitu Orang tuanya menikah dan bercerai seakan itu hobi mereka. Apa yang ia pelajari dari mereka? [Heo Ji-ya]

Tiga kali tak sebanding dengan ibunya. Dia tidak pemilih sama sekali. Dia menikahi banyak pria. Dia tak peduli dengan anak-anaknya. Dia bersikap seolah tak punya anak saat dia terobsesi pada pria demi pria. Dia gila. [Heo Ji-ya]

Jangan salahkan ibunya! Kau tak rusak pernikahan Do-Kyeong karena itu. Kau tahu, aku tahu, begitu pula seluruh dunia! Kau takut dia takkan memberimu uang lagi. Kau ingin dia menikahi gadis yang takkan tahu bahwa kau menguras uang suaminya. Oh Hae-young terlalu cerdas, bukan? Kau takut dia akan mencuri celenganmu. Kau akan buat putramu jadi bujangan kesepian jika perlu, selama dia mengisi kantongmu! Bahkan anjing lebih menyayangi anaknya daripada kau. Meski dia terus kau ganggu, dia tak bilang pada Do-kyeong. Dia tak ingin merusak antara kau dan Do-kyeong, jadi dia diam saja. Sebesar itu cintanya pada Do-Kyeong. Yang kau lakukan padanya sampai dia lari diri di hari pernikahannya? Apa yang kau lakukan? [Park Soo-kyung]

Hanya pintu, tapi aku merasa jauh lebih aman. Tapi masalahnya, aku tak bisa ke sana jika ada keadaan darurat. Dia dan aku pasti tertukar gender. Seharusnya aku yang blokir pintu? Kenapa dia yang lakukan? [Oh Hae-young]

Hari yang melelahkan. Seluruh tubuhku sakit. Para dewa di atas yang sibuk mengurus setiap jiwa di dunia ini, Kalian pasti sibuk menjaga yang membutuhkan Kalian sibuk mengunjungi dan menghibur mereka, tapi jika punya waktu luang, tolong kunjungi aku, Oh Hae-young. Pastikan tak tertukar si cantik Oh Hae-young. Datanglah ke Hae-young biasa yang tinggal sendiri di Pyeongchang-dong, dan beri semangat. Beri aku semangat dengan kekuatanmu. Jika kau masih punya waktu, saat kau melakukannya, kunjungi pria sebelah yang bermata baik hati, tapi bertekad untuk hidup sengsara. Tolong biarkan dia kembali ke akal sehatnya. [Oh Hae-young]

Tak bisakah kau pulang lebih awal untukku? Aku tak berharap kau mencintaiku. Aku sangat bosan. Itu saja! [Oh Hae-young]

Walau mereka tak bertanya secara terbuka, banyak dugaan kenapa dia batalkan pernikahan. Pernikahan adalah salah satu keputusan terpenting. Jelas, ada tebakan liar saat ia batalkan kemarin. Siapa tahu? Hae-young bisa berbohong dia dicampakkan. Aku tak bermaksud bahwa aku yang berpikir begitu, tapi begitulah orang.


Comments