Kutipan Drama At a Distance, Spring is Green [Episode 01 & Episode 02]

Kutipan Drama At a Distance, Spring is Green


Episode 1

“Teman? Aku punya banyak. Aku punya lebih banyak lagi di internet. Aku mengikuti orientasi mahasiswa baru dan mendapat klub penggemar. Berteman, maksudku.” [Yeo Joon]

“Berkencan? Waktu luang? Itu kemewahan bagi orang sepertiku. Karena orang-orang yang bertahan hidup saja sulit tidak punya waktu luang.” [Nam Soo-hyun]

“Wali kelas SMA-ku pernah bilang durasi belajar menentukan nilaimu. Lalu bagaimana sekarang? Yang kubisa hanyalah berusaha keras, tapi itu tidak akan cukup lagi. Aku terpuruk.” [Kim So-bin]

“Dunia mengatakan aku sudah dewasa secara fisik, tapi aku tidak melihat diriku seperti itu. Mereka bilang ini masa muda kami, tapi kami tidak bisa menyebutnya begitu. Masa muda, musim semi hijau kehidupan seseorang. Yang benar saja. Musim semi itu hijau jika dilihat dari jauh.” [Yeo Joon]

Kesehatanmu yang terpenting, jadi, jangan terlalu kelelahan. Biaya berobat lebih mahal dari upahmu. [Professor Park Si-jae]

Dia tak pernah sekali pun kehilangan beasiswa, yang artinya dia cukup pintar. Dia tidak kenal lelah dan itu membuatnya seperti robot. [Han Jung-ho]

Manusia harus makan. [Han Jung-ho]

Pakaianmu tidak penting karena dirimu saja sudah keren. [Han Jung-ho]

Orang yang serupa berkumpul bersama. Aku keren, maka dia pun keren. [Han Jung-ho]

Aku berdoa kepada semua dewa. Kirimkan aku teman sekamar yang baik, pekerja keras, dan murah hati yang tak terlalu penyendiri, tapi juga tak terlalu cerewet. Aku juga ingin dia rapi, tapi tidak sampai OCD. Ini permintaan terakhirku. Seseorang yang terlalu menawan hanya akan mengganggu harmoni kita, jadi, tolong kirim seseorang yang hanya sedikit lebih cantik dariku.” [Kim So-bin]

Jika terlahir dengan banyak uang, beramallah kepada masyarakat. Itu namanya efek ekonomi rembesan. [Oh Cheon-kook]

Aku ingin berhubungan baik dengan semua seniorku dan aku tidak mau menyebabkan masalah. [Yeo Joon]

Senyum tidak menghabiskan uang. [Yeo Joon]

“Kau tanya kenapa aku tersenyum? Agar lebih dekat dengan orang lain, tapi tidak terlalu dekat. Senyuman ini menyembunyikan siapa aku sebenarnya.” [Yeo Joon]

Lebih baik telat daripada tidak sama sekali berarti kau memang ketinggalan. -

Nikmati yang tidak bisa kau hindari. [Hong Chan-ki]

Aku harus menghindari yang tidak bisa kunikmati. [Kim So-bin]

Aku selalu harus bertanya saat penasaran. [Kim So-bin]

Aku mengikutimu karena ingin menjadi temanmu. Bukankah setidaknya kau harus bersikap baik? [Yeo Joon]

Kau ingin semua orang menyukaimu, tapi aku membuatmu kesal. Kau tidak perlu cemas. Berteman dengan pria sepertiku tak akan membantumu. Meski kita bukan teman, kehidupan kuliahmu tak akan terpengaruh. [Nam Soo-hyun]

Aku tahu harga dirimu tinggi, tapi sebenarnya kau cukup gelisah. Itu bisa membuat hidupmu dan orang-orang di sekitarmu sengsara.[Yeo Joon]

Santai. Jangan terlalu waspada. Tidak lama lagi, kau akan lengah dan merasa nyaman setidaknya di dekatku. Aku sangat pandai dalam hal itu. [Yeo Joon]

Aku penasaran kenapa seseorang melakukan hal-hal tertentu dan terus memikirkannya. Lalu pada akhirnya, aku merasa kepalaku akan meledak. [Kim So-bin]

Orang yang banyak berpikir cenderung jarang melakukan kesalahan. [Nam Soo-hyun]

Bersikap baik kepada semua orang terkadang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Popularitas pasti ada konsekuensinya. [Yeo Joon]

Menjadi teman dekatku yang sesungguhnya, bukan yang palsu akan sangat sulit. [Yeo Joon]

Beberapa orang hanya bisa berkhayal soal keinginan mereka, tapi selalu bersembunyi atau kabur saat harus membuat keputusan. Lalu mereka akan menyesalinya berulang kali. [Yeo Joon]

Aku paham kau terbiasa orang-orang bersikap baik kepadamu, tapi aku tidak berusaha membantumu. Egomu terlalu tinggi. [Nam Soo-hyun]

Caramu menatapku seolah-olah kau tahu segalanya. Menjijikkan. Kau bajingan yang bahkan tidak mau menerima kebaikan orang lain. Beraninya kau menghakimiku? Kau tidak tahu apa pun tentangku. Apa hakmu? Aku memperlakukanmu seperti seniorku karena kasihan kepadamu, tapi kau membuatku jijik. [Yeo Joon]

Sulit sekali melihatmu berpura-pura.[Nam Soo-hyun]


Episode 2

“Aku tahu harga dirimu tinggi, tapi sebenarnya kau cukup gelisah. Kau bajingan yang bahkan tidak mau menerima kebaikan orang lain. Beraninya kau menghakimiku? Kau tidak tahu apa pun tentangku. Apa hakmu? Aku memperlakukanmu seperti seniorku karena kasihan kepadamu, tapi kau membuatku jijik.” [Yeo Joon]

“Kau cemas? Kau ingin semua orang menyukaimu, tapi aku membuatmu kesal. Caramu menatapku seolah-olah kau tahu segalanya itu menjijikkan. Itu lebih baik. Sulit sekali melihatmu berpura-pura.” [Nam Soo-hyun]

“Dunia tidak ingin melihat seperti apa masa muda sebenarnya. Karena itu kami hanya bisa meniru yang dilakukan orang dewasa dengan mengikuti peraturan hingga titik tertentu dan tidak membuang-buang waktu. Kami memakai topeng di atas topeng yang sudah kami pakai dan berusaha keras menyembunyikan jati diri. Musim semi hanyalah rumor karena kami terus terjebak di musim dingin.” [Yeo Joon]

Terkadang, hidup bergantung pada koneksi yang kalian miliki. Pengalaman memaksakan diri untuk satu kelompok dengan mahasiswa lain yang punya tujuan sama akan menjadi aset. -

Aku tidak goyah karena hal-hal sepele. [Yeo Joon]

Topik umum tidak akan membuat kita menonjol. Kita tidak akan dapat nilai bagus bahkan dengan presentasi bagus. [Nam Soo-hyun]

Kegagalan adalah awal kesuksesan. [Han Jung-ho]

Analisis strategi pemasaran yang gagal adalah topik yang mencakup berbagai sudut pandang. kita bisa saja hanya terlihat seperti memutar kata-katanya. Itu sebabnya aku pikir jika berfokus pada produk kelas atas yang merosot karena kegagalan pemasaran dan contoh strategi pemasaran yang tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen akan lebih baik. [Kim So-bin]

Hidup akan membosankan tanpa orang aneh sepertinya. [Yeo Joon]

Kau sungguh merindukan kami? Jangan berbohong hanya karena aku tidak bisa melihatmu. Aku bisa mendengarnya dari suaramu. Aku juga tidak suka kau di sini. Kau bukan orang yang bisa dibanggakan. Karena kakakmu sibuk, kau saja yang menggantikannya. Aku bisa apa jika putraku hanya dua? Datanglah meski kau tidak mau. Jangan berpenampilan seperti biasa dan datang tepat waktu. Omong-omong, rambutmu masih berantakan? Aku tidak mau melihat hal-hal mengganggu, jadi, bersihkan dirimu. Rambut kakakmu tidak pernah seperti itu. [Cha Jung-joo]

Kurasa ada dua tipe manusia. Yang bertanggung jawab dan yang tidak. [Kim So-bin]

Makin sedikit orangnya, akan makin mudah. [Nam Soo-hyun]

Sulit memaafkan orang yang mengkhianati kepercayaanmu. [Nam Soo-hyun]

Tidak punya uang bukan satu-satunya alasan kau berakhir terpuruk. Kuharap kau bukan salah satu pecundang menyedihkan yang menyerang orang tidak bersalah karena berpikir tidak ada yang lebih menderita daripada mereka padahal mereka tidak tahu situasi orang lain. Mereka seperti itu karena egonya terlalu besar. [Yeo Joon]

Hei, jangan meremehkan kami hanya karena keluargamu kaya. Kami tahu kau merendahkan kami di belakang. [Han Jung-ho]

Nilai semua orang harus mencerminkan sekeras apa mereka bekerja. [Kim So-bin]

Seorang pria harus memiliki tujuan besar. Aku berharap lebih dari mereka. [Yeo Myung-hoon]

Almamater kami, Universitas Seoyul, tidak begitu berbeda dengan kampusnya Jun, Universitas Myungil. Terlepas dari standar universitas Korea, kampus itu tidak menghasilkan sarjana terkenal atau memiliki lingkungan pendidikan luar biasa. [Yeo Joon-wan]

Menipu orang dengan senyum palsu adalah keahlianmu. [Cha Jung-joo]

Comments