Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay
Annyeong.. Selamat Malam sahabat ceukaku..
Malam kali ini mimin mau ngepost lanjutan Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay Nihh.. langsung saja yahh.. ini dia kutipannya, selamat membaca, jangan lupa tinggalkan komennya,, gomawo..
BAB
13
AYAH
DARI KISAH DUA BERSAUDARA
“Belajarlah dengan
giat. Semangat!”
“Jika dinetralkan
akan menjadi tawar, tidak ada rasanya. Tidak akan ada
yang suka. Bahkan anjing pun tak suka.”
“Kau selalu
menyembunyikan perasaanmu dan menangis sendirian. Seperti
Anjing Musim Semi.”
“Aku sudah
sangat muak dan lelah melindungi dan
merawat orang lain. Aku melakukannya dengan terpaksa karena
itulah alasanku dilahirkan dan caraku
mencari uang. Aku mau mengubah kewajiban itu menjadi
tujuan hidupku.”
“Setelah
kupikirkan melindungi keluarga itu ternyata keren
dan luar biasa.”
“Aku tak akan
membiarkan siapa pun mengganggu keluargaku. Jika
keluargaku direbut, akan kukejar sampai ketemu. Aku
pasti melindungi keluargaku.”
“Jangan hanya
menilai dari satu sisi.”
“Orang dewasa yang
membaca dongeng terlihat polos dan keren.”
“Dia hanya
membutuhkan seseorang yang bisa diandalkan saat
kesulitan.”
“Pipimu memerah,
bola matamu bergerak ke kanan dan kiri, kau tersenyum
canggung dan menghindari tatapanku. Itu artinya kau
sedang malu.”
“Lebih baik ciuman
daripada bertengkar.”
“Jangan lupakan
semua itu. Ingatlah dan hadapi. Jika tak
dihadapi, kau hanya selalu menjadi anak kecil dengan
jiwa yang tak bertumbuh.”
“Pertama-tama,
jangan percaya siapa pun di rumah sakit ini, termasuk
aku.”
“Saat itu,
meskipun ada orang tua yang memukul anaknya, orang-orang
akan membiarkannya karena dianggap cara mendidik anak, tapi
itu kekerasan terhadap anak.”
“Pesan moral dan
karakter adalah elemen terpenting.”
“Tipe wanita
idamanku itu seseorang yang
bisa diandalkan saat kesulitan. Seseorang yang
bisa mengandalkanku saat kesulitan. Dia bebas merengek kepadaku. Meskipun
begitu, dia tetap terlihat menggemaskan bagiku Seperti anak
kecil.”
“Aku ingin menjadi
pria yang bisa diandalkan seperti seorang
ayah.”
“Sepertinya semua
orang tua harus dimaafkan sebelum mereka mati. Haruskah
mereka mendengar itu baru bisa memejamkan matanya?”
“Katamu seseorang
harus bicara agar bebannya lepas.”
“Jang-hwa dan Hong-ryeon.
Saat
anak-anaknya sekarat karena
ditindas oleh ibu tiri, dia
pura-pura tak tahu dan hanya
menyaksikannya. Dua bersaudara
itu mati karena ayah mereka.”
“Orang yang hanya
menyaksikan dan membiarkan kejahatan itu lebih jahat
daripada orang yang menindas.”
“Bersedih bukan
sesuatu yang memalukan.”
“Semua kematian
pasti menyedihkan.”
“Tiap bertemu
denganmu, aku selalu ingin menanyakan keadaanmu.”
“Aku baik saja. Pasti
akan membaik. Walaupun aku merasa
bersalah kepada ibuku karena berusaha bahagia.”
“Anak yang
berkorban kebahagian karena merasa bersalah kepada orang tua adalah
anak yang tidak berbakti.”
“Jika ingin
menjadi anak berbakti, hiduplah bahagia sesukamu
mulai sekarang.”
“Kau tidak cocok
menjadi gigolo.”
“Kehidupan semua
putri lebih sulit dari bayanganmu. Hanya akhirnya
yang bahagia.”
“Bagian yang
terpenting adalah akhir yang bahagia.”
“Kupu-kupu dalam
bahasa Yunani Kuno adalah psyche. Apa kau tahu
etimologi kata psyche? Psikopat.”
BAB
14
TANGAN
DAN SANG MONKFISH
“Aku tidak akan
kabur. Tolong berhenti mengikutiku. Aku perlu waktu
untuk berpikir.”
“Meski terlihat
berbeda, mereka termasuk varian yang sangat umum.”
“Kau tak melihat
dengan jelas karena takut.”
“Aku sudah
berjanji. Karena janji bukan tisu bekas ingus, aku
tak akan kabur.”
“Kau adalah diriku
yang lain.”
“Jangan salahkan
dirimu sendiri.”
“Bukankah kau
mencintaiku?”
“Buktikanlah bahwa
kau bukan pengecut.”
“Jika kau merebut
kebahagian anakmu, dia akan menjadi sangat patuh kepadamu.”
“Keadaanku selalu
buruk.”
“Saat fokus,
kerjamu cepat sekali.”
“Lebih baik ciuman
daripada bertengkar.”
“Kau harus
mengatakan bahwa kau bersalah. Lakukanlah dengan penuh
hormat. Dia pasti akan memaafkanmu.”
“Jika ada masalah yang
mengganggu pikiranmu, minumlah miras bersama
ibuku seperti masa lalu. Jangan dipendam
seorang diri.”
“Sampai akhir
ajalku aku tak akan meninggalkanmu.”
“Psikiatri tak
semudah yang kupikirkan.”
“Aku tak bisa
melakukan apa pun setelah ditusuk dari belakang oleh
orang kepercayaanku.”
“Orang dewasa tak
selalu benar. Kita pasti akan terus melakukan kesalahan.”
“Dokter tak bisa
selalu menolong orang. Kau bukan Tuhan.”
“Tidak apa-apa merasa
tidak baik-baik saja.”
“Aku tak tahu apa
yang terjadi, tapi saat mengalami kesulitan, makanan
yang membuatmu bisa bertahan, bukan kekuatan mentalmu.”
“Aku sangat
mengagumi dan mencintaimu.”
“Pilih salah satu.
Kau mau makan, menangis, atau menyatakan cinta.”
“Aku menyangkal karena
tak ingin memercayainya.”
“Aku terus
menyalahkan diri sendiri. Namun, itu tak ada gunanya. Saat
melihatmu tersenyum kepadaku aku menjadi lupa
segalanya.”
“Dunia terasa
milik berdua.”
“Aku selalu tak bisa memperhatikan
orang terdekat.”
“Aku tidak akan
meninggalkanmu sendirian. Aku janji akan melindungimu.”
“Saat tubuhmu
sakit, kau akan menangis. Saat hatimu sakit, kau akan
merengek seperti anjing di dalam tidurmu.”
“Aku selalu
tertipu dengan kebohonganmu, tapi aku tak mau
membiarkannya kali ini.”
“Karena sedang
sakit, kau boleh makan disuapi seperti bayi.”
“Saat meminta maaf, tak
boleh memalingkan muka. Tidak sopan jika kau
memalingkan muka.”
“Saat sakit kau
harus mengunyah dengan benar supaya tak salah
cerna.”
“Lebih baik ciuman
daripada bertengkar.”
“Akui saja. Lebih
nyaman jika mengakuinya. Bahwa kau lemah. Kau
sama sekali tak kuat. Kau sangat lemah. Kau
seperti itu.”
“Orang-orang lemah
biasanya akan berpura-pura kuat.”
“Karena kau sangat
lemah, kau tak bisa mengabaikan orang-orang yang lemah sepertimu. Kalian
saling menarik seperti magnet karena ingin bersandar dan
mengandalkan satu sama lain. Makanya kalian harus
bersatu.”
“Orang-orang yang
lemah harus bersatu upaya tak terkalahkan.”
“Bersatu kita
teguh, bercerai kita runtuh.”
“Aku akan
melindungimu. Aku kakakmu. Aku walimu.”
“Aku senang karena
kau adalah kakakku.”
TANGAN DAN
SANG MONKFISH
"Dahulu
kala, bayi yang cantik terlahir di keluarga yang kaya raya. Sang ibu sangat mencintai anaknya yang cantik dan berkulit putih bagai bunga magnolia. Sang ibu bahkan bersumpah dan menjanjikannya matahari dan bulan. Sang ibu sangat senang ketika anaknya mulai makan. 'Anakku, mulai sekarang ibu akan menyuapimu buka mulutmu lebih lebar. Coba buka mulutmu.' Sang
ibu berlari menghampiri anaknya ketika
melihatnya mulai berjalan. 'Anakku, ibu akan menggendongmu. Ayo cepat naik ke punggungku.' Sang ibu melakukan semua yang
diperlukan untuk membesarkan anaknya dengan sempurna, lalu dia berkata, 'Anakku yang kucintai. Ibu harus beristirahat. Mulai sekarang tolong sediakan aku makanan.' Lalu anak itu berkata, 'Ibu.
Aku tak punya tangan. Tanganku menghilang karena tak pernah digunakan.' 'Kalau begitu, tolong
gendong aku, anakku. Kakiku sakit.' Lalu anak itu berkata, 'Ibu, aku tak punya kaki. Aku tak pernah menginjak tanah karena kau terus mengendongku. Namun, aku memiliki mulut yang sangat besar.' Kemudian, dia membuka mulutnya yang sangat lebar. Sang ibu sangat marah dan membentak, 'Setelah kuperhatikan, kau bukan anakku yang sempurna. Kau hanya monkfish bermulut besar tak berguna. Kau adalah kegagalan yang hanya bisa menerima dan tak bisa memberi apa pun.' Sang ibu membuang anaknya ke laut. Setelah hari itu, saat cuaca buruk dan angin laut berembus kencang, para pelaut sering mendengar suara tangisan anak itu. 'Ibu. Ibu. Apa salahku? Tolong bawa aku kembali. Tolong bawa aku dan kembalilah.'"
“Semua yang gagal harus
dibuang.”
“Kau bisa masuk
penjara jika ketahuan berbohong. Jangan sampai kau
menyesal.”
“Pengampunan
adalah untuk orang yang bersalah. Aku tak melakukan
kesalahan apa pun.”
BAB 15
KISAH DUA LELAKI BERSAUDARA
BAB 15
KISAH DUA LELAKI BERSAUDARA
Comments
Post a Comment