Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay [Episode 15 & Episode 16 END]

Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay


BAB 15 KISAH DUA LELAKI BERSAUDARA

Kau sudah merusak putriku. Dia lukisanku yang paling sempurna, tapi kau merusaknya. Aku mengubah wajahku beberapa kali. Aku mewariskan mata, hidung, dan mulutku kepadanya. Aku membentuk wajah, tubuh, rambut, bahkan jiwanya. Aku menoreh kanvas dan menciptakannya. Dia adalah lukisanku. Dia tidak mau menurutiku, semuanya karena kau! Pada akhirnya, karya yang gagal harus dibuang. Aku juga tak mau membuangnya. Aku tak mau usahaku sia-sia. [Park Haeng-ja]

Burung dengan sayap yang patah tidak akan bisa terbang. [Ko Moon-young]

Meskipun kupu-kupu itu muncul, jangan dibunuh. Kau tak boleh melakukannya. Kau sudah berjanji padaku untuk tak melakukannya. [Moon Kang-tae]

Kita tak pernah tahu masa depan. [Oh Ji-wang]

Manusia terlalu lemah. Karena itulah mereka sakit, sama seperti pasien-pasienmu. [Park Haeng-ja]

Karena lemah, mereka bersatu. Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. [Oh Ji-wang]

Kau selalu terluka karena diriku. Jika bersamaku, kau akan terus menderita. Maafkan aku. [Ko Moon-young]

Ada beberapa orang yang tak bisa menjalani kehidupan normal. Sepertinya dewa yang jahat melimpahkan semua penderitaan kepada mereka. Aku merasa kasihan, sedih, dan sangat marah. [Lee Sang-in]

Hukum kuantitas penderitaan. Tiap orang punya jumlah penderitaan dan kebahagiaan yang sudah ditentukan. Jika semua penderitaan dikeluarkan sekarang, hanya tersisa kebahagian. [Nam Joo-ri]

Seperti yang kau katakan, aku bukan tong kosong. Aku punya perasaan. Aku tak bisa melupakannya. Seumur hidup, aku tak bisa melupakan deritamu dan Sang-tae karena diriku. Kau juga akan sengsara tiap melihatku. [Ko Moon-young]

Kita tak boleh lupa dan harus menghadapinya. Dengan begitu, kita akan menjadi dewasa dengan jiwa bertumbuh. Kita Anggap saja mimpi buruk. [Moon Kang-tae]

Kalian akan tetap menderita, entah memilih bersama maupun berpisah. Pilihan mana pun, kalian akan tetap menderita. Bukankah lebih baik menderita bersama? Wajah yang sangat kau benci, ternyata juga bisa menyelamatkanmu. Itu bisa menahanmu untuk tidak meledak. [Oh Ji-wang]

Bagi Mun-yeong, dongeng adalah satu-satunya cara untuk berkomunikasi dengan dunia ini. Itu ibarat mulut dan hidung baginya. Jika berhenti, berarti dia memutuskan untuk hidup sendiri sampai mati! [Lee Sang-in]

Kau tak bisa hidup sendiri sekarang. Karena kau sudah tahu apa itu kehangatan, dan rasa kenyang. Jadi akui saja bahwa kau adalah anak kecil yang ingin dicintai. [Moon Kang-tae]

“Dahulu kala ada dua bersaudara miskin yang saling menyayangi. Saat musim panen, mereka memanen beras. Sulung mencemaskan Bungsu akan kehabisan beras. Suatu malam, dia diam-diam membawa sekarung beras dan meninggalkannya di depan rumah Bungsu. Pada hari yang sama, Bungsu membawa sekarung beras dan meninggalkannya di depan rumah Sulung karena memikirkan kebutuhan Sulung yang punya banyak anak. Saat bangun keesokan harinya, keduanya pasti menyadari jumlah beras mereka tak berkurang, 'kan? Mereka berdua merasa aneh. Saat malam, mereka kembali meninggalkan beras di rumah satu sama lain. Mereka terus melakukan itu selama beberapa hari.” [Moon Kang-tae]

Saudara yang saling menyayangi harus tinggal bersama agar tak perlu menderita.[Moon Kang-tae]

Jangan sampai kita menderita karena mengambil pilihan salah. Di mana pun tak masalah, asal kita tetap bersama. [Moon Kang-tae]

Seorang kakak harus menjaga adiknya. Tapi sekarang kau sudah besar, jadi, jaga dirimu sendiri karena aku sibuk sekarang. [Moon Sang-tae]

Aku mungkin membosankan, tapi aku ingin membuatmu terkesan. Aku akan terus berusaha. Apa pun yang terjadi, aku akan melawan, dan menghadapinya. Jadi, berhentilah menjauh dariku. [Moon Kang-tae]

Cinta mengubah seseorang. Itulah kekuatan cinta. [Joo Jung-tae]

BAB TERAKHIR
MENCARI JATI DIRI SESUNGGUHNYA


Berhenti biasanya tiba-tiba tanpa peringatan.”


Sejujurnya kau bukan tipe yang disukai kebanyakan orang.


Kau tak perlu berbuat baik agar orang lain menyukaimu. Baik denganku saja cukup.


Berbaikan dilakukan pihak bersangkutan. Jika ada orang lain, itu tak membantu malah mengganggu.


Kau bisa menjadi kakak jika punya adik.


Hidupmu menderita selama ini, tak perlu belajar.


Hidup bersamaku dan tak perlu melakukan apa pun, seperti parasit.


Aku paling suka diriku sendiri.


Pasti sulit selalu berpura-pura kalah.


Jangan sengaja menutup matamu dan mengatakan bahwa kau tak bisa melihat pintu keluar. Pakai sepatu dan keluarlah. Jangan kembali sebelum ketemu pintu.


Tak semua orang tua dan anak mirip.


Meskipun uang bukan segalanya, aku butuh uang untuk hari tua.


Kau harus mencari cara lain saat tak bisa melakukan sesuatu.


Anakku ibu sangat mencintai dan menyayangimu. Aku ingin kau hidup sepertiku. Aku ingin kau tak mudah goyah dan tak mudah terpengaruh orang lain.


Kau harus hidup mengikuti nalurimu.


Aku nyaris hidup menjadi iblis sepertimu. Aku beruntung tak menjadi sepertimu.


Aku sangat kasihan denganmu karena kau tak menyadari keadaanmu.


Kau hanya punya nafsu makan dan tak mengerti kehangatan.


Kau tak bisa mengetahuinya dan tak mencoba mencari tahu. Karena itu aku berbeda denganmu.


Kehangatan adalah sesuatu yang baik.


Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menghapusmu dari ingatanku.


Kau tak akan bisa menghapusku. Kau tak mungkin bisa melupakanku!


Kau pernah bilang itu dari kata psyche yang berarti psikopat. Namun, kupu-kupu bagi kami adalah penyembuhan. Penyembuhan jiwa.


Jika tak bisa dihapus, bisa ditimpa dengan sesuatu yang lebih baik.


Kupu-kupu adalah psyche, simbol dari penyembuhan.


Jangan terus mengikutiku. Lakukanlah yang kau inginkan. Tinggalah di tempat yang kau inginkan.


Habis pahit sepah dibuang.”


Habis manis sepah dibuang.


Kelamaan pasti terbiasa.


Mencari Jati Diri Sesungguhnya Dahulu kala di kastel nan jauh di tengah hutan, ada tiga orang remaja yang hidup bersama karena jati diri mereka dirampas oleh Penyihir Bayangan. Mereka adalah anak lelaki yang selalu memakai topeng dan tersenyum palsu, Tong Kosong yang bersuara nyaring, dan tak memiliki emosi, dan anak lelaki yang terjebak dalam kotak. Mereka tak bisa mengeluarkan ekspresi karena jati diri mereka dirampas. Mereka selalu saling salah paham dan bertengkar karena tak bisa mengetahui perasaan satu sama lain.

Dahulu kala di kastel nan jauh di tengah hutan, ada tiga orang remaja yang hidup bersama karena jati diri mereka dirampas oleh Penyihir Bayangan. Anak lelaki yang terjebak di dalam kotak berkata, Kita harus menemukan kembali jati diri kita agar tak bertengkar dan hidup bahagia.” Mereka menaiki mobil kemah untuk mencari jati diri mereka. Di perjalanan mereka bertemu Ibu Rubah yang sedang menangis di ladang yang dipenuhi salju. Anak lelaki yang selalu memakai topeng menanyakan Ibu Rubah,Kenapa kau terus menangis?” Ibu Rubah menjawab, Aku kehilangan anak di ladang salju ini. Saat menggendongnya di punggungku, aku terlalu sibuk mencari makan.Melihat Ibu Rubah yang terus menangis sambil memukul-mukul dadanya, anak lelaki pun mulai mengeluarkan air mata yang hangat. Setelah beberapa lama, salju meleleh dan mereka berhasil menemukan anak rubah yang membeku tertimpa salju. Mereka bertiga melanjutkan perjalanan, dan bertemu dengan badut yang menari tanpa busana di ladang bunga berduri. Tong kosong bertanya pada badut itu, Kenapa kau menari dengan segenap hati di ladang yang penuh duri?Badut menjawab,Dengan begini orang-orang akan memperhatikanku.Namun, orang-orang tetap tak memperhatikannya. Itu hanya membuatnya kesakitan. Lalu, Tong Kosong memasuki ladang bunga berduri, dan mulai menari bersama Sang Badut. Karena aku adalah tong kosong, tertusuk duri tak membuatku terluka.Sesaat setelah Tong Kosong mulai berlari dan menari, terdengar suara yang sangat nyaring dari dalam tubuhnya. Orang-orang mulai berkumpul setelah mendengar suara itu, lalu menonton mereka menari sambil bertepuk tangan.


Kau tak boleh mengumpat kepadaku. Aku lebih tua darimu.


“Walau kau terjatuh, kau tak akan terpuruk. Karena kau sangat kuat.


Bepergianlah yang jauh Kau pasti mendapatkan banyak hal selama perjalanan. Kau pasti akan mengalami kesulitan jika pergi dengan mereka. Meskipun begitu, pasti akan sangat menyenangkan.


Kabur artinya pergi jauh dengan pemikiran tak akan kembali lagi. Sedangkan bepergian itu pergi jauh dengan pemikiran akan kembali lagi.


Jika kita akan kembali lagi, untuk apa bepergian? Lantas kenapa makan jika akhirnya buang air besar?


Hal yang ingin aku lakukan adalah bepergian tanpa tujuan dengan bebas, dan tak memikirkan nantinya. Entah satu bulan atau lebih dari enam bulan.”


Di saat tak bisa menahan diri, berhitunglah sampai tiga. Perasaanmu akan menjadi lebih tenang.


Kau tak boleh memarahi orang yang sakit.


Harapan tak seindah kenyataan.


Kau adalah milikmu. Aku adalah milikku.


Mereka bertiga melanjutkan perjalanan untuk mencari jati diri yang hilang. Di perjalanan, Penyihir Bayangan yang jahat muncul di hadapan mereka. Lalu, dia menculik Anak Bertopeng yang mengeluarkan air mata untuk Ibu Rubah, dan Tong Kosong yang menari bersama badut. Mulai sekarang kalian tak bisa hidup bahagia. Setelah dikutuk, mereka dikurung dalam gua yang gelap. Anak Kotak menemukan mereka usai beberapa hari. Namun, dia tak bisa masuk gua karena pintu masuknya terlalu sempit. Bagaimana ini? Jika ingin masuk ke dalam gua, aku harus melepaskan kotak ini.Pada saat itu, dari dalam gua terdengar suara Anak Bertopeng. Pergilah yang jauh, jangan mencemaskan kami. Penyihir Bayangan akan kembali.Namun, Anak Kotak dengan berani melepaskan kotak yang digunakannya dan bergegas memasuki gua yang gelap itu untuk menyelamatkan Anak Bertopeng dan Tong Kosong. Setelah keluar dari gua, Anak Bertopeng dan Tong Kosong melihat wajah Anak Kotak yang dipenuhi lumpur dan tertawa terbahak-bahak. Mereka terus tertawa. Topeng milik Anak Bertopeng jatuh setelah dia tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Tong kosong yang membebani putri itu juga ikut terjatuh. Melihat mereka berdua menemukan jati diri mereka, anak lelaki yang berhasil melepas kotaknya berkata Bahagia. Dia bahagia. Aku bahagia. Apa yang dirampas oleh Penyihir Bayangan bukan jati diri mereka yang sesungguhnya, tapi keberanian untuk mencari kebahagiaan.




Comments