Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay
Annyeong.. Selamat Siang sahabat ceukaku..
Siang kali ini mimin mau ngepost lanjutan Kutipan Drama It’s Okay to Not Be Okay Nihh.. langsung saja yahh.. ini dia kutipannya, selamat membaca, jangan lupa tinggalkan komennya,, gomawo..
BAB
9
RAJA
BERTELINGA KELEDAI
“Kau membuatku
kagum dengan memukul pria itu, dan mengajakku
bepergian.”
“Jangan bercanda sambil
mempertaruhkan nyawa!”
“Setidaknya hitung
sampai tiga sebelum bertindak impulsif!”
“Tiap bersamamu, aku
ingin menabrakkan diriku.”
“Ibarat kentut
yang ditahan. Jika ditahan 99 kali, saat akhirnya
keluar, baunya bisa membunuh orang.”
“Jangan bahas
kentut saat makan. Membuat nafsu makanku hilang.”
“Makan makananmu
sendiri.”
“Setuju tanpa
bertanya dan mengeluh, itulah loyalitas
persahabatan pria.”
“Seorang wali
harus bisa diandalkan dan dipercaya. Aku
menjadi wali karena lebih tua dan sudah dewasa.”
“Terkadang, kau
lebih mirip pawang dibanding perawat. Aku merasa kau
menjinakkanku.”
“Aku terus
melakukan hal-hal yang tak biasanya karena dirimu.”
“Saat kejadian
itu, aku tak bisa mendengar, atau melihat apa
pun.”
“Aku pasti sudah
gila. Aku tak bisa menahan amarahku.”
“Kau tak gila, tapi
keren.”
“Aku mungkin tak
peka saat bekerja, tapi untuk masalah percintaan, aku
sangat peka.”
“Wajahnya saja
yang tampan, tapi dia tak punya apa pun.”
“Dia tak punya apa
pun. Sama sekali. Mungkin itu
sebabnya aku merasa mampu mengisi kekosongan
hidupnya.”
“Jika gila, kau
harus ke rumah sakit karena artinya kau sakit.”
“Sinonim dari
teman dekat. Berarti kami sangat dekat.”
“Semua orang tertipu
oleh wanita itu. Wajahnya seperti malaikat, tapi
hatinya seperti iblis. Wanita itu adalah monster.”
“Tiap orang
memiliki sisi baik dan buruk.”
“Aku lebih nyaman
telanjang.”
“Aku tak suka baju
biasa. Karena biasa.”
“Tidak perlu
membawa semua ini. Kau hanya perlu mengurusku saja.”
“Apa psikologi
orang yang suka berpakaian berlebihan dan mewah? Aku
menebak mereka ingin pamer? Kebalikannya. Mereka
ingin melindungi diri. Karena merasa lemah, mereka
berpakaian sebagai pelindung. Sama seperti baju besi.”
“Aku sangat suka. Matanya
cantik. Mata tercantik di dunia ini.”
“Raja Bertelinga
Keledai Seseorang memasuki hutan bamboo dan
berteriak, "Raja memiliki telinga keledai!"”
“Jika menyimpan rahasia
sendirian, kau bisa menderita. Kau harus
menceritakannya agar bebanmu lepas.”
“Bagi Penulis Ko,
sosok ibunya bukan objek kerinduan, tapi sosok yang
dia takuti.”
“Kita tak bisa
seutuhnya memercayai omongan pasien demensia, tapi
kita tak bisa mengabaikan semua kemungkinan.”
“Dia hanya mau
menerima dan memberi. Tak mau memberi secara
gratis.”
“Aku tak suka air.
Aku benci.”
“Aku bilang
tersenyum, bukan meringis.”
“Dibanding orang
lain, aku paling dekat denganmu.”
“Akal sehatmu tak
akan menang melawan nafsu.”
“Apa kau akan
membiarkan mereka kabur? Melepas tanggung jawab? Atau
memisahkan mereka meskipun tahu mereka sedang kasmaran? Tanpa
kasihan?”
"Nanti" berarti
sesaat sebelum nanti.
“Aku tak bisa
meninggalkannya sendirian karena dia sangat kesepian. Namun,
dia tak mau orang lain tahu, jadi, dia menjauhi semua
orang. Dia sangat rumit.”
“Mereka berdua
sangat mirip. Itukah sebabnya mereka saling tertarik?”
“Ada banyak alas
an untuk tertarik dengan seseorang. Pria
bisa tertarik melihat wanita yang menangis, saat
mereka mabuk dan menyumpahimu, atau saat tiba-tiba ditampar
tanpa alasan.”
“Aku tak mau jadi
selingkuhan. Aku mau jadi istrimu.”
“Gadis itu takut
dengan teman-teman sekelasnya. Sedangkan teman-temannya takut
denganku. Aku senang karena ada teman bermain. Dia
juga senang karena tak diganggu teman-teman
sekelas lagi. Namun, dia tak puas dengan satu teman. Dia
ingin berteman dengan semua orang. Sementara aku membenci
itu. Kupikir dia hanya akan berteman denganku jika
dia sendirian lagi. Ternyata aku salah.”
“Sejak awal tak
ada teman yang bisa saling mengerti.”
“Kau tertawa
seperti orang bodoh saat sedang mabuk.”
“Menyenangkan saat
bersamamu. Aku terus tersenyum.”
“Siapa yang lebih
kasmaran? Orang yang lebih bersabar. Karena cinta adalah
kesabaran.”
“Konon bisa lebih
cepat tertidur saat kepalamu diusap.”
“Sudah kubilang. Aku
tak bias menahan diriku lagi. Mulai sekarang, aku
tak bisa melarikan diri.”
“Jika kita
melarikan diri, cinta kita menjadi kikir dan pengecut.”
“Aku belum cukup
mandiri untuk mengurusmu dan menanggung
kebahagiaanmu.”
“Aku harus
melakukannya dengan usahaku sendiri.”
“Aku akan berusaha
sembuh. Setelah sembuh, aku akan
menghampirimu. Jadi, aku memintamu menungguku
sebentar.”
“Kenapa melepaskan
wanita yang dia sukai? Karena dia sangat
menyukainya.”
“Jangan terlalu
yakin. Kau tak tahu apa yang akan terjadi.”
“Aku harus
melakukan pekerjaanku sendiri.”
BAB
10
PENGGEMBALA
DAN BIRI-BIRI
“Kita
bergandengan. Kita harus selalu bersama.”
“Meskipun
pengecut, kau tak jahat. Kau berniat meninggalkannya, tapi
kembali demi menolongnya. Kau tak bersalah.”
“Apa kau akan
mengorbankan seluruh hidupmu untuk Sang-tae demi
menebus dosamu?”
“Jika aku mati
hari itu, aku tak akan hidup seperti ini.”
“Aku terus
memanggilmu, tapi kau pergi. Kau
meninggalkanku sendirian. Kau pergi jauh meninggalkanku.”
“Kau tak bisa
menilai orang dari luar saja.”
“Mulut adalah
sumber api, ucapan adalah bara. Kalian harus
berhati-hati saat berbicara.”
“Meski sedang
banyak pikiran, mereka tetap harus makan.”
“Autisme berarti
menutup dirinya sendiri.”
“Dia tak bisa
mendekatimu, tapi tak bisa meninggalkanmu. Dia
seperti hantu penunggu.”
“Kalian saling
bergantung. Jika salah satu bertahan dengan baik saat
yang lain tersandung, kalian tak akan jatuh
bersamaan. Cobalah tetap bertahan.”
“Kebanyakan
penderita autisme memiliki daya ingat yang sangat baik. Namun,
terkadang mereka menghindari perasaan mereka, atau
mengungkapkannya dengan cara yang berbeda dari kita.”
“Jangan
menghindar, tapi hadapi.”
“Begini rasanya
cinta sepihak. Aku sangat cemas saat kau
mengabaikanku dan menghilang. Namun, aku merasa lega setelah
melihatmu seperti ini.”
“Aku bangun
dari mimpiku. Setelah meninggalkan Sang-tae, aku
berani mendambakan sesuatu. Aku melupakan keadaanku. Aku
malah mendambakan hal yang mustahil.”
“Kau terlihat
lelah. Kau seperti kurma merah kering.”
“Setelah
kupikirkan, semua yang terjadi ada baiknya.”
“Mulai saat ini, berhentilah
menjadi tahanan. Berhenti membatasi hidupmu demi Sang-tae seperti
tahanan. Kau pasti ingin hidup bersamaku. Kau
ingin memelukku dan bermain bersamaku.”
“Meski mulutmu
berbohong, matamu tak bisa berbohong.”
“Aku hanya
memperhatikan Sang-tae. Seharusnya Sang-tae
segalanya bagiku. Kau bukan siapa-siapa.”
“Aku menyesal
menjadi tuas pengamanmu. Seharusnya aku
menghindarimu. Kita tak seharusnya bersama.”
“Kau bilang aku
membuatmu tersenyum.”
“Bermain untuk
pertama kalinya membuatku senang hingga berbicara
tanpa dipikir.”
“Bagiku Sang-tae
saja sudah cukup merepotkan. Dia lebih dari cukup, jadi,
kumohon berhenti mengguncang hidupku dan pergilah.”
“Kau pernah bilang tiap
aku mengusirmu seolah-olah aku tak ingin kau pergi.”
“Bagiku kau
hanya perayaan singkat seperti kembang api. Sekarang
kau bisa menghilang tanpa jejak karena aku sudah cukup
bersenang-senang.”
“Aku bukan kembang
api, tapi bom! Saat meledak, aku tak hanya lenyap, tapi
membunuh semua orang juga!”
“Daripada
diperlakukan seperti orang tak berguna, aku lebih baik mengundurkan
diri.”
“Ia ibu yang baik,
meski hanya ibu palsu.”
“Palsu itu buruk, tapi
semua ibu itu baik.”
“Makin membenci
seseorang, kau akan terus memperhatikannya.”
“Jika kau tak bisa
menjadi menantuku, lahirlah sebagai putraku di
kehidupan berikutnya. Jadilah anak baik selama itu dan
lunasi utangmu.”
“Aku tak ingin
dilahirkan kembali.”
“Sebelum membuat
orang sekitar bahagia, carilah dahulu kebahagiaanmu
sendiri.”
“Menjadi egois tak
selalu buruk. Jika terlalu sulit, pikirkan saja
kebahagianmu.”
“Aku bersalah
karena meninggalkanmu saat kau terjatuh di sungai. Aku
bersalah karena mengatakan hal jahat dan berharap kau
mati. Aku bersalah karena
sering membayangkan memiliki kakak yang normal. Semuanya adalah
kesalahanku. Maafkan aku. Ini semua
salahku. Jangan tinggalkan aku.”
“Kau adalah
wanita jalang paling jahat yang pernah ada di alam
semesta. Waktu kecil, kau mengganggu
teman-temanku, dan membuatku dikucilkan. Sekarang, kau
merebut pria yang kusukai. Apa kau senang melihatku
sendirian? Kau seperti mencuri dari pengemis.”
“Aku sangat
menggemaskan. Kenapa Gang-tae mengabaikan aku yang
menggemaskan ini, dan hanya menyukaimu? Karena aku
cantik?”
“Aku menyukai
kalian dengan cara yang berbeda.”
“Kau tak bisa
sembarangan melabelkan seseorang berdasarkan
urutan begitu.”
“Perasaan menyukai
dan menyayangi seseorang tak bias disamaratakan. Ibarat
warna kuning, kuning muda, dan kuning tua. Warna terlihat berbeda tergantung
kecerahan dan kroma. Begitu juga dengan perasaan manusia. Ada
perasaan suka, benci, cinta, sayang,
dan nafsu. Itu seperti warna pelangi. Jika semua warna
dicampur, akhirnya menjadi warna hitam.”
“Aku hanya merasa
bosan. Aku tiba-tiba menjadi kesal, malam terasa
lebih dingin, dan sering merasa lapar. Apa kau tahu kata
yang tepat untuk menjelaskan semua perasaan itu? Rindu.”
“Kau bicara santai
dengannya, dan bersikap sesukamu, tapi kenapa kau
bicara formal denganku?”
“Putrimu bukan
monster. Dia bukan monster.”
“Jika kau tak
membunuhnya, kau akan mati.”
“Pembohong adalah
orang jahat!”
“Orang jahat adalah
mereka yang tak memercayai ucapan orang lain.”
“Penggembala
dan Biri-Biri.
Penggembala
biri-biri yang selalu berbohong. Dia terus berbohong kepada penduduk
desa mengenai kemunculan serigala. Apa kau tahu kenapa dia terus melakukan itu? Karena dia kesepian. Dia kesepian tinggal sendirian di
gunung. Penggembala itu berbohong karena terlalu kesepian. Saat serigala benar-benar muncul, tak ada yang datang menolongnya. Jika ada satu orang saja yang percaya dan pergi membantunya, penggembala itu tak akan mati.”
Comments
Post a Comment