Kutipan Drama Itaewon Class Part. II [Episode 03 & Episode 04]



 

Kutipan Drama Itaewon Class


Halo selamat tengah malam sahabat ceukaku.. Malam ini mimin mau ngepost lanjutan Kutipan Drama Itaewon Class Nihh.. langsung saja yahh.. ini dia kutipannya, selamat membaca, jangan lupa tinggalkan komennya,, gomawo.



Episode 03

 

Jika malaikat itu memang ada, mereka mungkin seperti dia. Jo Yi-seo yang berwajah malaikat itu. Dia memiliki karakter seperti iblis. Dan Yi-seo adalah sosiopat.

 

Apa pernah kau berpikir bahwa mungkin lebih baik kau tidak terlahir? Setiap orang akan meninggal karena tua atau sakit. Walau kita tahu fakta itu, kita tetap harus belajar dan lakukan hal lain sampai meninggal. Tidakkah hidup itu melelahkan?

 

Terlalu sayang bila aku bunuh diri.

 

Bagaimana mempromosikan sesuatu saat ini? Iklan daring tentu lebih efektif. Seperti iklan di media social atau promosi di blog. Kau bisa cari semua di Internet. Tapi pada dasarnya kedaimu harus bagus.

 

Setiap orang punya cara beda untuk membuat keputusan. Karena itu cara membedakan orang baik dengan yang jahat terasa ambigu. Tapi mereka tahu membedakan orang yang special. Karena itu ditunjukkan lewat angka.

 

Aku orang biasa. Namun, aku terlahir pintar dan cantik.

 

Masuk kampus bergengsi, kerja di perusahaan besar. Kehidupan yang sukses. Banyak orang berusaha keras, tapi tak mencapainya.

 

Aku ingin sukses dan berusaha keras mendapatkan yang kumau. Usaha yang dengan keras kulakukan. Sepertinya aku akan lelah seumur hidup.

 

Dia tak tertarik dengan cinta sama sekali.

 

Kami tak ada hubungan apa pun. Kami bukan pasangan. Kami hanya teman. Tapi aku suka dia.

 

Promosi itu penting. Namun, yang terpenting adalah memiliki dasar. Kedai yang memiliki dasar tak akan pernah rugi. Ketika bisnis berhasil atau tidak, itu semua ada alasannya. Alasannya, selalu berada di bisnismu.

 

Aku datang untuk melihatmu, dan ada urusan lain.

 

Walau sudah tujuh tahun berlalu, kau tidak berubah sama sekali.

 

Kau juga sama sekali tidak berubah. Kau tetap cantik.

 

Bertemu lagi denganmu seperti takdir.

 

Cita-citaku dahulu adalah menjadi polisi. Tapi aku jadi mantan napi karena tak tahan emosi sekali saja. Ternyata itu membuatku tak bisa jadi polisi. Aku mengerti dan melupakan mimpiku. Karena polisi harus melindungi hukum. Harus lebih bersih dan benar dari siapa pun. Itulah polisi yang kuidamkan dan kukagumi!

 

Lebih baik mati daripada terima itu.

 

Harga dirimu lebih penting daripada kedai tutup dan bangkrut?

 

Pebisnis harus tahu cara menunduk kepada orang lain.

 

Karena sekali dibiarkan, manusia bisa berubah total.

 

Kau tak berubah. Amatir yang tak tahu dunia.

 

Bila kau ingin hidup lewat kedai kecil itu, kau harus tahan dengan hal sekotor apa pun.


 

 Episode 04

 

Kita anak kecil yang tak bisa bertanggung jawab.

 

Aku percayakan padamu, tapi kau tetap layani mereka.

 

Anggap saja ini rumahmu dan buat dirimu nyaman.

 

Bagi kita yang terlahir tak punya apa-apa, tak ada gunanya belajar keras.

 

Walau terlahir tak punya apa-apa, aku ingin banyak hal.

 

Seorang mantan narapidana tak akan dipekerjakan di mana pun.

 

Menurutmu kau tak punya kesempatan karena mantan narapidana miskin dan bodoh? Kenapa kita menyerah sebelum mencobanya sendiri? Tentu harus dicoba dahulu.

 

“Jangan paksa aku memahami pendapatmu.

 

Aku akan lakukan yang kubisa. Kau tak berhak menentukan nilai hidupku. Hidupku baru mulai! Dan aku akan mewujudkan yang kumau.

 

“Aku Penggemarmu Kau itu keren, bisa hidup melakukan yang kau mau. Aku ingin hidup benar sepertimu.

 

Apa itu hidup benar? Tidak melakukan hal jahat. Bekerja dengan benar.

 

Tidak semua orang bisa berbisnis.

 

Nasi sudah menjadi bubur.

 

Aku berhubungan dengan orang saat mereka memiliki yang kumau.

 

Pria, wanita, dan insting. Ini hanya untuk memuaskan hasrat yang ada. Bila kita memuaskan hasrat masing-masing, ini akan jadi pertemuan yang baik.

 

Jangan rusak hidupmu karena hasrat sesaat.

 

Kita berdua adalah orang yang mementingkan pekerjaan. Dan bila bisnisku berjalan lancar, kau akan jadi pengangguran.

 

Pasti seru jika aku mengajakmu berpacaran.”

 

Aku tak pernah lihat kau bicara omong kosong.

 

Walau jadi pengangguran, dan tak bisa berbuat apa-apa, aku tetap mendukungmu.

 

Orang tak sopan tentu bisa dipukul.

 

Kau cantik, tapi benar-benar tidak sopan.

 

Aku tak bisa lakukan apa pun, bila kau tak bilang apa-apa.

 

Aku hanya frustrasi melihat kau selalu pikirkan orang lain.

 

Aku ingin balas budi sekarang. Aku benci punya utang ke orang lain.

 

Aku memang mendekatinya. Tapi aku tak tahu apa aku suka padanya. Aku tertarik dengannya.

 

Orang yang berpikir semua berpusat kepadanya. Tak ingin tahu dunia luar.

 

Kau ingin membuat batasan di sekitarnya. Kau tak rela orang lain memilikinya. Pada akhirnya, kau tak punya peluang sama sekali.

 

Dia tampaknya orang yang sangat hebat. Mana mungkin bisa kulawan.

 

Aku tak akan tahu bila kau tak beri tahu aku.

 

Kau selalu mengharapkan kebahagiaanku. Kau tak tahu betapa kalimat itu menguatkan diriku. Tidak masuk akal bila aku membencimu. Kau hanya berusaha hidup dengan baik. Dan aku hanya berterima kasih padamu.

 

Hal itu tak bisa disebut pengkhianatan. Walau dia tak beri tahu aku, kurasa aku tahu ada masalah apa. Itu karena dia bekerja keras dalam pekerjaan dan juga hidupnya.

 

Karena aku suka denganmu lebih dari sepuluh tahun, kau juga harus menyukaiku.

 

Memberi dan menerima tak berlaku untuk perasaan.

 

Ukuran bukan segalanya.

 

Yang terpenting adalah memiliki dasar.

 

Hidupku dapat dikatakan pahit. Hidupku sangat pahit. Aku tak bisa tidur nyenyak malam hari. Karena aku rindu, kesepian, dan juga penuh amarah. Karena itu aku bisa bekerja seperti ini. Tidak ada alasan lain. Hanya saja aku ingin malam yang pahit itu dan hidupku bisa sedikit lebih manis.

 

Aku harap bisa lebih sedikit manis. Aku ingin membuat hidup pria ini menjadi lebih manis. Perasaanku ini adalah hal terbodoh yang bisa dilakukan manusia. Dan aku tak bisa menahan dorongan ini. Aku menyukainya.

 

Umur 20 tahun adalah hal menyenangkan.

 

Aku tak bisa bertemu pria baik karena belajar terus.

 

Orang yang kau pacari di umurmu sekarang tak ada gunanya.

 

Perasaan setiap orang sangatlah menipu. Ia dapat berubah seiring dengan perubahan situasi.

 

Ibu melahirkanmu, menjadi gendut, dan keriput ibu mulai muncul.

 

Ibu ingin menjadi wanita yang selalu dicintai alih-alih menjadi ibu seorang anak. Jadi, ibu bercerai. Semudah itu.

 

Berpacaran dua tahun, menikah tujuh tahun. Itu memang singkat, kurang dari sepuluh tahun. Tapi ibu dan Ayah saling mencintai. Itu menyempurnakan masa muda ibu. Bila tidak ada itu, hidup ibu sebagai wanita tak ada apa-apanya.

 

Jangan merusak hidupmu hanya karena cinta.

 

Hidup itu adalah pilihan yang berulang. Kau harus membawa nilai diri yang tepat untuk mendapat sebuah hasil. Itu yang mereka sebut pilihan tepat atau jawaban yang benar.

 

Dua puluh tahun. Umur ambigu untuk berbicara nilai hidup.

 

Aku ingin bersamamu.

 

Seperti kata Ibu, aku terlalu hebat. Cinta, kesuksesan. Aku bisa dapatkan itu semua.

 

Dia takkan menjadi seseorang yang biasa. Akan kubuat dia menjadi pria yang hebat. Pasti kulakukan.

 

Episode 05

Comments