Kutipan Drama Itaewon Class
Halo selamat tengah malam sahabat ceukaku.. Malam ini mimin mau ngepost lanjutan Kutipan Drama Itaewon Class Nihh.. langsung saja yahh.. ini dia kutipannya, selamat membaca, jangan lupa tinggalkan komennya,, gomawo.
Episode 03
“Jika malaikat itu
memang ada, mereka mungkin seperti dia. Jo Yi-seo yang
berwajah malaikat itu. Dia memiliki karakter seperti iblis. Dan
Yi-seo adalah sosiopat.”
“Apa pernah kau berpikir bahwa mungkin lebih baik kau tidak terlahir? Setiap orang akan meninggal karena tua atau sakit. Walau kita tahu fakta itu, kita tetap harus belajar dan lakukan hal lain sampai meninggal. Tidakkah hidup itu melelahkan?”
“Terlalu sayang
bila aku bunuh diri.”
“Bagaimana mempromosikan
sesuatu saat ini? Iklan daring tentu lebih efektif. Seperti
iklan di media social atau promosi di blog. Kau
bisa cari semua di Internet. Tapi pada dasarnya kedaimu
harus bagus.”
“Setiap orang
punya cara beda untuk membuat keputusan. Karena
itu cara membedakan orang baik dengan yang jahat terasa
ambigu. Tapi mereka tahu membedakan orang yang
special. Karena itu ditunjukkan lewat angka.”
“Aku orang biasa. Namun,
aku terlahir pintar dan cantik.”
“Masuk kampus
bergengsi, kerja di perusahaan besar. Kehidupan yang
sukses. Banyak orang berusaha keras, tapi tak
mencapainya.”
“Aku ingin sukses dan
berusaha keras mendapatkan yang kumau. Usaha yang dengan
keras kulakukan. Sepertinya aku akan lelah seumur hidup.”
“Dia tak tertarik
dengan cinta sama sekali.”
“Kami tak ada
hubungan apa pun. Kami bukan pasangan. Kami hanya teman. Tapi
aku suka dia.”
“Promosi itu penting. Namun, yang terpenting adalah memiliki dasar. Kedai yang memiliki dasar tak akan pernah rugi. Ketika bisnis berhasil atau tidak, itu semua ada alasannya. Alasannya, selalu berada di bisnismu.”
“Aku datang untuk
melihatmu, dan ada urusan lain.”
“Walau sudah tujuh
tahun berlalu, kau tidak berubah sama sekali.”
“Kau juga sama sekali tidak
berubah. Kau tetap cantik.”
“Bertemu lagi
denganmu seperti takdir.”
“Cita-citaku
dahulu adalah menjadi polisi. Tapi aku jadi
mantan napi karena tak tahan emosi sekali saja. Ternyata
itu membuatku tak bisa jadi polisi. Aku mengerti dan
melupakan mimpiku. Karena polisi harus melindungi hukum. Harus
lebih bersih dan benar dari siapa pun. Itulah
polisi yang kuidamkan dan kukagumi!”
“Lebih baik mati
daripada terima itu.”
“Harga dirimu
lebih penting daripada kedai tutup dan bangkrut?”
“Pebisnis harus
tahu cara menunduk kepada orang lain.”
“Karena sekali
dibiarkan, manusia bisa berubah total.”
“Kau tak berubah. Amatir
yang tak tahu dunia.”
“Bila kau ingin
hidup lewat kedai kecil itu, kau harus tahan dengan
hal sekotor apa pun.”
Episode 04
“Kita anak kecil
yang tak bisa bertanggung jawab.”
“Aku percayakan
padamu, tapi kau tetap layani mereka.”
“Anggap saja ini
rumahmu dan buat dirimu nyaman.”
“Bagi kita yang
terlahir tak punya apa-apa, tak ada gunanya belajar
keras.”
“Walau terlahir tak
punya apa-apa, aku ingin banyak hal.”
“Seorang mantan
narapidana tak akan dipekerjakan di mana pun.”
“Menurutmu kau tak
punya kesempatan karena mantan narapidana miskin dan bodoh? Kenapa
kita menyerah sebelum mencobanya sendiri? Tentu harus
dicoba dahulu.”
“Jangan paksa aku memahami
pendapatmu.”
“Aku akan lakukan
yang kubisa. Kau tak berhak menentukan nilai hidupku. Hidupku
baru mulai! Dan aku akan mewujudkan yang kumau.”
“Aku
Penggemarmu Kau
itu keren, bisa hidup melakukan yang kau mau. Aku
ingin hidup benar sepertimu.”
“Apa itu hidup
benar? Tidak melakukan hal jahat. Bekerja dengan
benar.”
“Tidak semua orang
bisa berbisnis.”
“Nasi sudah
menjadi bubur.”
“Aku berhubungan
dengan orang saat mereka memiliki yang kumau.”
“Pria, wanita, dan
insting. Ini hanya untuk memuaskan hasrat yang ada. Bila
kita memuaskan hasrat masing-masing, ini akan jadi
pertemuan yang baik.”
“Jangan rusak
hidupmu karena hasrat sesaat.”
“Kita berdua
adalah orang yang mementingkan pekerjaan. Dan bila bisnisku
berjalan lancar, kau akan jadi pengangguran.”
“Pasti seru jika
aku mengajakmu berpacaran.”
“Aku tak pernah
lihat kau bicara omong kosong.”
“Walau jadi
pengangguran, dan tak bisa berbuat apa-apa, aku
tetap mendukungmu.”
“Orang tak sopan
tentu bisa dipukul.”
“Kau cantik, tapi
benar-benar tidak sopan.”
“Aku tak bisa
lakukan apa pun, bila kau tak bilang apa-apa.”
“Aku hanya
frustrasi melihat kau selalu pikirkan orang lain.”
“Aku ingin balas
budi sekarang. Aku benci punya utang ke orang lain.”
“Aku memang
mendekatinya. Tapi aku tak tahu apa aku suka padanya. Aku
tertarik dengannya.”
“Orang yang
berpikir semua berpusat kepadanya. Tak ingin tahu
dunia luar.”
“Kau ingin membuat
batasan di sekitarnya. Kau tak rela orang lain
memilikinya. Pada akhirnya, kau tak punya
peluang sama sekali.”
“Dia tampaknya
orang yang sangat hebat. Mana mungkin bisa kulawan.”
“Aku tak akan tahu bila
kau tak beri tahu aku.”
“Kau selalu
mengharapkan kebahagiaanku. Kau tak tahu betapa kalimat
itu menguatkan diriku. Tidak masuk akal
bila aku membencimu. Kau hanya berusaha hidup dengan baik. Dan
aku hanya berterima kasih padamu.”
“Hal itu tak bisa
disebut pengkhianatan. Walau dia tak beri tahu aku, kurasa
aku tahu ada masalah apa. Itu karena dia bekerja keras dalam
pekerjaan dan juga hidupnya.”
“Karena aku suka
denganmu lebih dari sepuluh tahun, kau juga harus
menyukaiku.”
“Memberi dan
menerima tak berlaku untuk perasaan.”
“Ukuran bukan
segalanya.”
“Yang terpenting
adalah memiliki dasar.”
“Hidupku dapat dikatakan pahit. Hidupku sangat pahit. Aku tak bisa tidur nyenyak malam hari. Karena aku rindu, kesepian, dan juga penuh amarah. Karena itu aku bisa bekerja seperti ini. Tidak ada alasan lain. Hanya saja aku ingin malam yang pahit itu dan hidupku bisa sedikit lebih manis.”
“Aku harap bisa
lebih sedikit manis. Aku ingin membuat hidup pria ini menjadi
lebih manis. Perasaanku ini adalah hal
terbodoh yang bisa dilakukan manusia. Dan aku tak bisa menahan dorongan
ini. Aku menyukainya.”
“Umur 20 tahun
adalah hal menyenangkan.”
“Aku tak bisa
bertemu pria baik karena belajar terus.”
“Orang yang kau
pacari di umurmu sekarang tak ada gunanya.”
“Perasaan setiap
orang sangatlah menipu. Ia dapat berubah
seiring dengan perubahan situasi.”
“Ibu melahirkanmu,
menjadi gendut, dan keriput ibu mulai muncul.”
“Ibu ingin menjadi
wanita yang selalu dicintai alih-alih menjadi
ibu seorang anak. Jadi, ibu bercerai. Semudah itu.”
“Berpacaran dua tahun, menikah tujuh tahun. Itu memang singkat, kurang dari sepuluh tahun. Tapi ibu dan Ayah saling mencintai. Itu menyempurnakan masa muda ibu. Bila tidak ada itu, hidup ibu sebagai wanita tak ada apa-apanya.”
“Jangan merusak
hidupmu hanya karena cinta.”
“Hidup itu adalah
pilihan yang berulang. Kau harus membawa nilai diri
yang tepat untuk mendapat sebuah hasil. Itu yang mereka
sebut pilihan tepat atau jawaban yang benar.”
“Dua puluh tahun. Umur
ambigu untuk berbicara nilai hidup.”
“Aku ingin
bersamamu.”
“Seperti kata Ibu, aku
terlalu hebat. Cinta, kesuksesan. Aku bisa dapatkan
itu semua.”
“Dia takkan
menjadi seseorang yang biasa. Akan kubuat dia menjadi pria
yang hebat. Pasti kulakukan.”
Comments
Post a Comment