Kutipan Drama When the Weather is Fine [Episode 07 & Episode 08]

Kutipan Drama When the Weather is Fine


Episode 7, Jalan ke Pondok

“Aku mengenal seseorang yang hangat. Saat berada di sampingnya, aku merasa hangat, seperti ketel di atas kompor.” [Mok Hye-won]

Hae Won, saat kita ditolak oleh seseorang yang kita suka, hal seperti ini terlintas di pikiran kita. “Apa salahku?” Tidak. Kamu tidak melakukan kesalahan. Tentu saja. Apa kesalahanmu? Mengungkap perasaanmu. Apa salahnya? Ini bukan salah kita. Baiklah, anggap saja ini salah kita. Meskipun kita memperbaiki kesalahan kita dan kembali kepada orang-orang yang kita sukai, bisakah kamu menjamin mereka akan menyukai kita kembali? Orang-orang yang pernah menolakmu cenderung tidak pernah melihat masa lalu. Jadi, apakah itu salah kita atau salah mereka? Ini salah mereka! [Lim Hwi]

“Saat itu. Eun Seop sering bolos sekolah saat itu. Aku tidak pernah melihatnya sekitar tiga tahun setelah itu. Lalu dia kembali, menjalani wajib militer, dan membuka toko buku. Sebenarnya, kami teman dekat, tapi aku tidak tahu banyak tentangnya. Hal-hal seperti kesukaan, keinginan, dan impiannya. Aku tidak tahu.” [Lee Jae-woo]

Tidak ada yang berharga bagiku. [Lim Eun-seob]

“Dia berbeda dari orang lain. Tidak ada yang berharga baginya? Kurasa itu benar. Dia tidak pernah peduli bahkan saat kehilangan sesuatu. Ada sesuatu yang sangat dia sukai. Gantungan kunci. Kamu tahu, benda di mobilnya. Dia pernah kehilangan itu. Dia berlarian seperti orang gila yang mencarinya. Dia membuatnya di kelas metalurgi.” [Lee Jang-woo]

Aku teringat sesuatu. Begini. Gantungan kunci di mobilmu. Apakah itu yang kuberikan kepadamu? Kelas metalurgi di kelas 12. Kita membuat gantungan kunci dan menukarnya. Aku hanya ingin tahu apakah itu yang kuberikan kepadamu saat itu. Aku tidak tahu karena terukir huruf-huruf, tapi saat itu, aku duduk di sebelahmu. [Mok Hye-won]

Kamu terlalu banyak mengeluh. Anggaplah dirimu beruntung dan bekerja keras. Berhentilah mengambil cuti hanya untuk berkeliling kota ini. [Ji Yeon]

Menurutku, sangat menyenangkan. Melihat orang menikmati apa yang hanya kubayangkan. [Lee Jang-woo]

“Pasangan bepergian setelah putus. Saat masih bersama, mereka menabung untuk berwisata bersama suatu hari. Mereka bepergian setelah putus? Bersama? Tidak, secara terpisah.” [Bepergian Setelah Putus Cinta]

“Toko buku itu hangat dan ladang musim dingin di kegelapan mengisi celah di pintu kaca seperti foto pemandangan. Benda-benda dalam kegelapan menjadi gelap dan benda-benda berkilau menjadi lebih bersinar dengan cara yang damai masing-masing. Jadi, kuharap semua orang merasakan malam yang sangat indah.” [Mok Hye-won]

Aku hanya teringat pada masa itu. Saat Eun Seop menghilang untuk sesaat dan kembali. Dia menolak minum obat atau menemui dokter. Itulah yang dia lakukan sekarang. Saat itu, kukira kita akan kehilangan dia. [Yoon Yeo-jun]

“Sewaktu kecil, ibuku sering meninggalkanku sendirian di rumah. Dan pada hari-hari itu, aku merasa cemas seharian untuk alasan yang aneh. Saat mencarimu tadi, aku merasakan hal yang sama.” [Mok Hye-won]

“Beberapa orang tidak pernah berbagi kekhawatiran mereka seumur hidup. Mereka membangun pondok sendiri di dalam hati mereka dan tidak pernah meninggalkan pondok itu seumur hidup mereka. Bahkan saat kesepian, mereka tidak pernah mengakuinya. Sebenarnya, mereka lebih suka memikirkan kesepian mereka. Mereka menyukai kesendirian lebih dari keluarga mereka.” [Lim Eun-seob]

Manusia lebih bodoh dari binatang. Mereka terus menjadi bodoh karena menyukai sesuatu. Saat menyukai sesuatu, mereka terus melompat ke depan bahkan saat tahu mereka akan mati. Bodoh sekali. Bodoh. [Mok Hye-won]

“Kalau begitu, mereka bisa berhenti menyukai sesuatu. Mereka bisa berhenti memberikan hati mereka. Mereka bisa merelakan kebahagiaan yang akan mereka dapatkan dari menyukai sesuatu. Karena kebahagiaan dan penderitaan seperti dua sisi koin. Jika tidak bahagia, kamu juga tidak akan menderita. Jika tidak punya apa-apa, kamu juga tidak akan kehilangan, Hae Won. Kamu bisa menghilang selamanya agar orang itu tidak pernah menemuimu.” [Lim Eun-seob]

Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night

“Irene bilang kepadaku, 'Aku menyukaimu. Aku membeku di tempat itu dan tidak bisa mengatakan apa pun Inikah yang kamu sebut waktu yang terasa seperti keabadian? Dengan kata-kata dari mulutnya Seluruh alam semesta, termasuk aku, berhenti Aku hampir tidak sadar, tapi hanya bisa bilang, ‘Baiklah.’ Apa yang kulakukan? Ini malam yang pahit.”


Episode 8, Tempat Kecurigaan Menjadi Kenyataan

Aku sudah melarangmu datang. Jalan di sini tidak terlalu buruk. Jangan pernah datang ke sini lagi. Meskipun aku sakit atau tidak pernah kembali. Kamu tidak boleh naik ke sini. [Lim Eun-seob]

“Dahulu, seorang kakak dan adik melakukan perjalanan untuk menjadi bahagia. Mereka telah mendengar ada burung biru di suatu tempat yang memberikan kebahagiaan. Setelah mendaki banyak gunung dan melewati banyak sungai, mereka tiba di desa tempat burung biru itu seharusnya berada. Tapi burung biru yang memberikan kebahagiaan tidak ditemukan. Pada akhirnya, kakak dan adik itu pulang tanpa menemukan burung biru.” [Lim Hwi]

Kamu hanya memanggilku ibu saat membutuhkan sesuatu. [Yoon Yeo-jung]

Ibu sudah melarangmu ke sana. Ibu tidak suka kamu pergi ke sana meski kamu merasa baik-baik saja. Tapi kamu sakit. Kenapa kamu pergi ke sana dengan kondisi seperti itu? Sudah berapa kali ibu bilang? Kali terakhir, seseorang menghilang, jadi, ibu mengerti. Itu masih meresahkan ibu, tapi apa yang bisa ibu lakukan? Tapi kali ini, kamu tidak enak badan. Kamu sakit. Seharusnya kamu tetap di rumah. Kenapa kamu terus naik ke sana? Ada apa di sana? [Yoon Yeo-jung]

Aku melihat wanita itu. Pagi ini saat aku duduk di lantai, aku melihat ilusi dirinya. Jadi, aku mengikutinya dan berakhir di gunung. [Lim Eun-seob]

“Apa yang mereka katakan saat putus? Apa dia membawakan tasnya saat mereka pergi? Kenapa itu harus terjadi pada malam hari? Apa mereka berdua terbiasa melihat satu sama lain menangis? Kita berlari dengan kecepatan penuh mencari cinta di suatu tempat di ujung dunia ini. Tapi setelah merelakan cinta itu, kita kembali ke tempat kita berada dengan semua energi yang terkuras dari tubuh kita. Meskipun kita menyebutnya perpisahan, saat kita menghabiskan energi untuk satu orang itu, kita bisa menyebutnya cinta juga.” [Angin Berembus, Aku Menyukaimu' esai perjalanan oleh Lee Byung Ryul]

“Pria berusia 80 tahun yang tinggal di Inggris memutuskan bepergian menurut pemandu wisata, yang dia miliki seumur hidupnya. Jadi, dia terbang ke Jerman untuk pergi ke suatu tempat di Bavaria. Dia diberitahukan bahwa itu kota yang ramai, tempat festival musik diadakan tiap tahun. Tapi ada yang aneh. Dia mengikuti rute yang ada di panduan perjalanan, tapi kota itu tidak ditemukan, dan tersesat di hutan lebat. Setelah mengembara hutan selama dua hari, dia akhirnya berhasil menemukan jalan keluar. Lalu dia pulang menunjukkan peta itu kepada orang dan mengatakan ada yang salah. Tapi seseorang yang melihat panduan perjalanan mengatakan ini. "Lihat. Panduan perjalanan ini diterbitkan setelah Perang Dunia Pertama. Satu abad telah berlalu sejak Perang Dunia Pertama berakhir.” Dia pergi ke tempat yang dia ingin datangi sepanjang hidupnya, tapi itu terlihat sangat berbeda dari yang dia lihat di peta yang dia pelajari berkali-kali.” [Perjalanan Spesial Pria Inggris Tua]

Rencananya gagal, tapi dia melalui perjalanan sulit demi kebahagiaannya dan melakukan apa yang dia inginkan. Kurasa itu saja sudah pantas dihargai. [Choi Soo-jung]

Menantang dirimu adalah tindakan berani dan indah. [Lee Jang-woo]

Kebahagiaan selalu ada, tapi kalian tidak tahu. [Kwon Hyun-ji]

Kita pergi ke negeri yang jauh untuk mencari burung biru kebahagiaan, tapi burung biru itu ada di rumah selama ini? Mungkin itu hanya alasan yang kita buat untuk menghibur diri karena sulit mendapatkan kebahagiaan. Aku pribadi merasa kebahagiaan tidak terjangkau. [Mok Hye-won]

“Di sinilah kecurigaan menjadi kenyataan. Jika kamu curiga sesuatu akan terjadi saat berdiri di sini, itu sering kali menjadi kenyataan. Terkadang, kecurigaan baik juga menjadi kenyataan. Jangan mencurigai apa pun. Nanti bisa terwujud.” [LimEun-seob]

Sejujurnya, aku tidak bisa menatap matamu langsung. Aku hanya perlu menerima kenyataan bahwa kamu tidak menyukaiku. Tapi ini sangat sulit bagiku. Maafkan aku. Kamu orang yang hangat. Kamu begitu hangat kepadaku. Kurasa itu sebabnya aku mencurigai perasaanmu kepadaku. Tapi aku tidak akan melakukan itu lagi. Karena kamu melarangku, aku tidak akan mencurigai apa pun. Tidak akan pernah. [Mok Hye-won]

“Burung biru memang ada, Hae Won. Itu bukan kebohongan. Kamu bisa memercayai bibi. Itu karena kamu biasanya tidak bisa melihatnya. Terkadang muncul. Seperti keajaiban. Saat sesuatu yang kamu yakini mustahil terwujud menjadi kenyataan. Selalu saja burung biru di sisimu yang melakukannya. Itu mewujudkan keajaiban.” [Shin Myung-yeo]

Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Good Night

“Ada hal-hal yang lebih jelas terlihat saat kamu sendirian. Tidak buruk belajar dari kesepian. Makin sedikit yang kamu harapkan, hari-harimu makin tenang. Sangat menyakitkan saat menginginkan sesuatu. Tapi tidak menyakitkan jika tidak punya hasrat. Aku mencium Irene di gunung. Aku hampir pingsan. Aku tidak bisa bercanda lagi, yang artinya serius. Kini dialah yang terpenting bagiku.”

Comments