Kutipan Drama Itaewon Class [Episode 15 & Episode 16 END]

Kutipan Drama Itaewon Class


Episode 15

Karena uang lebih berharga dari pertemanan, bekerjalah seperti anjing. Jangan bekerja setengah hati. [Jang Geun-won]

Hanya bisa menilai diri sendiri rendah itu pecundang. [Choi Seung-kwon]

Pencucian uang, nepotisme, uang sogok, menggerakkan orang lain dengan ketakutan dan kekuasaan, semua itu ada batasnya. [Oh Soo-a]

Katakan suka bila suka, dan sebaliknya. Hidup sesuai nilai, juga prinsipmu. Kamu buat banyak alasan hanya karena kamu ingin nyaman. [Jo Yi-seo]

Bila ada kehidupan berikutnya, aku tak ingin dilahirkan kembali. Karena hidup adalah hal yang sulit dilakukan. [Jo Yi-seo]

Hidup dengan membenci seseorang sangatlah berat. [Park Sae-ro-yi]

Aku tak keberatan harus melalui malam yang pahit lagi. Sebenarnya, malam-malamku tidak terasa pahit lagi. Aku punya teman-teman yang membutuhkanku. Aku menantikan hari-hariku selanjutnya bersama mereka. Aku menantikannya. Masa-masa menyenangkan itu. Walau Ayah sekarang tak ada di sampingku, tapi aku akan menyimpan baik-baik rasa rinduku pada Ayah di dalam hatiku. Aku akan hidup seperti itu. [Park Sae-ro-yi]

Itulah kehidupan. Selama kau hidup, kau bisa melewati apa pun. Kau memang putra yang sangat ayah banggakan. Teruslah hidup seperti itu, [Park Sung-yeol]

“Saeroyi menangis tersedu-sedu selama beberapa waktu. Air mata pertama yang kulihat darinya. Dan aku sama sekali tak tahu arti dari air mata itu. Aku tak tahu artinya. Tapi entah kenapa, aku lega melihatnya.”

Ayah. Ini aku, Geun-won. Jo Yi-seo dan Geun-soo. Mereka ada bersamaku. Tak usah khawatir dengan Geun-soo. Jangga yang lebih berharga dari hidup Ayah sendiri. Bukankah dia yang menjadi penerusnya? Aku takkan sakiti dia. Ayah harus tahu agar bisa membereskan ini. Aku hanya ingin menjadi putra yang Ayah banggakan. Sejak kapan timbul masalah? Hari pertama aku bertemu Park Saeroyi? Atau saat aku melakukan tabrak lari? Hari itu Ayah ingat hari aku mematahkan leher ayam itu? Aku berhasil menghadapi semua berkat hari itu. Dengan begitu, aku bertahan. Namun aku sebenarnya terus merasa takut. Namun, aku kini tak merasa begitu. Aku benar-benar memahami perkataan Ayah. Ini semua berkat Ayah. Aku sudah muak dengan semuanya. Hanya karena binatang itu, Ayah membuang putramu sendiri. Park Saeroyi. Akan kuakhiri semuanya. Aku, juga anak berengsek itu. Aku sekarang berada di gudang kosong di daerah Pajin. Sudah kukatakan, 'kan? Ini semua berkat Ayah. Jadi hanya Ayah yang bisa menghentikan aku. Ini semua ada di tangan Ayah. Bila Ayah ingin hentikan aku, Ayah bisa saja buang aku kembali seperti waktu itu. Aku tutup teleponnya. [Jang Geun-won]


Episode Terakhir

Kau harus pilih prioritasmu. Semua akan berantakan bila kau ragu ambil keputusan. [Park Sae-ro-yi]

Tujuan kita harus sama agar bisa bekerja sama dengan baik. [Choi Seung-kwon]

Pikiran dan hatiku dipenuhi olehmu. Mungkin ini juga yang kau rasakan. Ternyata ini membuatku gugup. [Park Sae-ro-yi]

Bila kau mati, aku juga akan mati. [Jo Yi-seo]

Bos sejati adalah orang yang berani bertanggung jawab. [Choi Seung-kwon]

Hidup itu sia-sia dan mudah ditebak. Kita akan menua dan mati sebelum umur 100 tahun. Tapi kita berusaha keras untuk hidup baik. Lebih baik aku tidak dilahirkan. Ini sangat menjengkelkan. [Jo Yi-seo]

Bila hidup sangat menjengkelkan, mati saja. [Park Sae-ro-yi]

Walau hidup terlihat repetitif, tak ada orang yang tahu apa yang akan terjadi besok. Tak ada satu hari pun yang bisa ditebak. Walau sampai sekarang banyak hari sulit dan penuh kesedihan, terkadang hal-hal menyenangkan terjadi. [Park Sae-ro-yi]

Jika kau hidup, akan ada sesuatu yang membuat hatimu berdebar. [Park Sae-ro-yi]

Yang kuat memangsa yang lemah. [Jang Geun-soo]

Hal yang paling penting saat berbisnis adalah manusia dan kepercayaan. [Park Sae-ro-yi]

Saat memikirkanmu, hidupku yang kosong ini menjadi penuh olehmu. [Jo Yi-seo]

- The End -

Comments