Kutipan Drama Thirty Nine [Episode 01 & Episode 02]

Kutipan Drama Thirty Nine

“Kami berusia 39 tahun. Kami bertemu saat 18 tahun, dan kami ada di usia yang sangat menikmati layanan pijat. Ketika kongko dan makan tteokbokki pada usia 18 tahun, kami tak menyangka akan tetap melakukannya di usia hampir 40 tahun. Yang berbeda hanya minum soju sebagai pengganti kola. Tteokbokki masih tetap makanan penyemangat. Tidak ada banyak perubahan meski usia 40 sudah di depan mata. Yang berubah, kini hanya kosmetik mahal yang bekerja pada kulit kami, kami menyukai sauna, serta kami membayar minuman bukan dengan uang orang tua, tapi uang sendiri. Hanya itu. Pesta nikah dan ultah anak kami hindari sebab berpikir takkan pernah mengalaminya. Kami justru rajin hadir ke pemakaman di usia 39 tahun. Begitulah kehidupan kami di usia 39 tahun. Syukurlah, kami menemukan belahan jiwa masing-masing dan belajar mencintai dengan sungguh-sungguh. Kemudian setelah berteman selama lebih dari 20 tahun, perpisahan pertama pun datang. Kami tak tahu bahwa di antara kami akan ada yang akan mengadakan pemakaman di akhir usia 30-an. Kami sering tertawa dan lebih sering menangis. Inilah kisah kami yang emosional.”


Episode 1

Punya suami yang selingkuh pasti membuatmu hilang akal. [Cha Mi-jo]

Aku rasa hukum perzinaan harus dibuat ulang. Itu tindakan kriminal. [Cha Mi-jo]

Diadopsi bukan hal yang buruk. Menganggap orang tak dikenal sebagai ayah dan ibu ternyata bukan hal yang buruk. [Cha Mi-jo]

Standar ganda itu seperti hukuman. Jika aku yang melakukannya, itu cinta. Jika orang lain, maka selingkuh. [Jeong Chan-young]

“Ada yang memulai, ada pula yang mengakhiri saat kami berusia 39 tahun.”


Episode 2

Memastikan sesuatu yang tidak terlihat itu melelahkan. [Jeong Chan-young]

Ingin berhenti dari dua hal sekaligus itu sulit. [Jeong Chan-young]

Jika tubuh kita sakit, kita akan dioperasi atau disuruh minum obat. Saat pikiran kita sakit, kau harus istirahat. -

Keluargaku memperlakukanku sangat baik dan aku juga hidup dengan bekerja keras. Tapi jauh di lubuk hatiku, aku selalu merasa gelisah karena aku anak adopsi. [Cha Mi-jo]

“Entah kenapa yang saat itu kutemui bukan Chan-young, melainkan Jin-seok. Kemudian, hari itu hari saat semua terasa suram, sentuhan tangannya terasa begitu hangat.”

Comments