Kutipan Drama Nevetheless [Episode 01 & Episode 02]

Kutipan Drama Nevetheless


Episode 1, Meski Aku Tahu Tak Ada yang Namanya Takdir

“Adakala kenyataan di depan mata terasa tidak nyata. Bak salju yang seketika turun, selagi aku berjalan di jalan yang memutih ini seperti saat ini. Sama halnya saat merasakan cinta. Kau merasa menjadi orang teristimewa di dunia. Terasa tak nyata. Hati jadi berdebar. Apa artinya cinta?” [Yoo Na-bi]

“Dia pria yang serius. Hampir selalu, tidak, dia selalu memaknai segala sesuatu secara obsesif dan membuat metafora tanpa akhir. Aku pernah percaya itu suatu hal yang istimewa. Aku mulai bingung tentang batasan. Sudah cukup lama. Momen tak terduga untuk menyadari kenyataan ini. Sesungguhnya, aku seperti merasa sudah tahu. Meski begitu Si berengsek ini terlalu cerewet bagiku untuk sampai menyalahkan diri.” [Yoo Na-bi]

“Cinta. Sesuatu yang diinjak-injak, lalu menghilang dengan sia-sia. Bukan hal yang penting. Sama seperti akhir kisah cintaku.” [Yoo Na-bi]

“Anehnya, saat kami saling bertatapan rasa sakit dari patah hati yang membebaniku beberapa menit lalu lenyap bagai salju. Pria ini membahayakan hatiku.” [Yoo Na-bi]

“Itu dia. Di perpustakaan. Sekarang, ini. Akalku sudah hilang. Park Jae-eon. Namanya Park Jae-eon. Takdir maupun cinta. Aku tidak percaya hal seperti itu lagi. Namun, situasi ini sungguh tidak nyata. Jae-eon adalah orang yang menyenangkan. Jae-eon punya cara membuat keisengan menyebalkan jadi terlihat menyenangkan. Dia membuatku menilai diriku seperti mantanku yang berengsek. Kau tahu betapa populernya dirimu, 'kan? Itu sebabnya tatapanmu dan cara bicaramu seperti itu. Semakin bicara dengannya, aku melihat sisi lain dirinya. Dia berbeda daripada kesanku saat pertama kali. Aku ingin percaya hanya aku yang tahu sisinya ini. Terasa seperti sesuatu yang baru akan dimulai. Aku mungkin tak salah. Kau sudah tahu aku adalah Na-bi. Aku yakin kami merasakan hal yang sama.” [Yoo Na-bi]

Apa artinya cinta? Memberikan makna tanpa henti pada sesuatu yang rumit dan asing. Bukankah itu cinta sejati?

Alasanku mengajak makan piza untuk mengetahui hatimu yang bisa dilihat jelas dari caramu berbagi makanan. Hatimu yang hanya untukku.

Ada atau tidaknya satu helai kain di antara kita malam ini akan membuktikan ketulusan hubungan kita.

Jangan suka membuat keputusan sendiri. Jika aku, kuminta pendapat pacar lebih dahulu. Apa kau menganggapku orang lain belaka? Hanya aku yang selalu serius?

Jangan hanya dilihat dari luarnya saja. Lihatlah makna yang terkandung di dalamnya.

Becerminlah sebelum bicara. [Seo Ji-wan]

Kau sudah buang rongsokan. Saatnya cari yang baru. [Oh Bit-na]

Kau cantik, tapi tak bisa menilai pria. Hanya menarik minat pecundang. [Oh Bit-na]

Aku dicampakkan. Dia pria menyebalkan. Aku yang bodoh mau memacarinya. Beruntung sudah tak dengannya. Aku bisa pergi dengan leluasa. [Yoo Na-bi]

Karena kau belum pernah mencoba. Jika terus berlatih, kau akan bisa dengan sendirinya. [Park Jae-eon]

Kenapa kau dinamai "kupu-kupu"? Kau tahu Nathaniel Hawthorne? Dia mengatakan hal ini. "Kebahagiaan mirip dengan kupu-kupu. Selalu lari ketika ingin ditangkap, dan akan berhenti di bahumu ketika dibiarkan." Karena itulah namaku Na-bi. [Yoo Na-bi]

Tidak mudah bertemu seseorang yang membuatmu langsung tertarik. [An Gyeong-jun]

Pria yang suka selingkuh tak boleh dipertahankan. [Min Young]

Menjadi sukses bukan berarti harus pergi ke luar negeri. Di dalam negeri juga bisa jadi pilihan bagus. Bagi orang Korea, tak ada tempat nyaman selain negara sendiri. [Profesor]

Jangan mengurung diri. Jalani hidup kalian secara penuh agar kalian terinspirasi. [Profesor]

Banyak wanita cantik yang berselera buruk. Tak pandai menilai pria. [Oh Bit-na]

Biasanya cinta berawal dari es krim.


Episode 2, Meski Aku Tahu Aku Bukanlah Satu-Satunya

”Aku yakin kami merasakan hal yang sama.” [Yoo Na-bi]

“Jae-eon terus membuatku bergairah. Hanya ada dirinya di mataku. Apa kau juga merasakan hal yang sama denganku? Park Jae-eon membuatku gelisah. Benar. Mungkin itu bukan hal penting bagimu. Baiklah, akan kubuat batasan semestinya. Aku tak mau jadi orang bodoh lagi. Namun aku yakin dia begini kepada semua orang. Pria murahan. Aku tahu semuanya itu.” [Yoo Na-bi]

“Untuk kali pertama, aku memimpikan hal erotis. Kenapa harus Park Jae-eon, dan di dalam rumahku? Mengapa firasat buruk tak pernah salah? Kenapa harus hari ini? Muncul jerawat di dagu artinya datang bulan. Gawat. Kali ini sungguhan. “Semuanya, menstruasi bukan hal memalukan." Ya. Benar sekali. Namun, menstruasi adalah bencana. Korban bencana harus mengungsi ke tempat yang aman. Rasanya ingin menangis. Kenapa harus Park Jae-eon? Mungkinkan pria seperti ini bisa dianggap murahan?” [Yoo Na-bi]

”Aku ingin jantungku terus berdebar, tapi masih saja merasa gelisah. Apa yang kuinginkan dari Jae-eon? Benar. Aku harus sadar diri dan melupakan dia. Tak bisa dikencani? Dia seperti mengencani semua wanita.” [Yoo Na-bi]

”Kami menghabiskan waktu dengan basa-basi sambil menunggu makanan. Saat mulai membosankan.. Tokoh utama tiba. Kedatangannya membangkitkan ketegangan seksual.” [Yoo Na-bi]

”Dia tak mungkin berdalih hanya demi aku. Park Jae-eon terlihat biasa saja. Hanya itukah perasaannya? Aku bahkan tak perlu menanyakannya. Jika mau semuanya jelas, harus diselesaikan hari ini. Namun, aku melepaskan peluang itu, dan memutuskan menjadi gadis yang asyik. Begitulah gerbang neraka terbuka.” [Yoo Na-bi]

Tak ada bunga yang mekar hanya untuk seekor kupu-kupu. [Oh Bit-na]

Bunga itu penuh tipu daya. Indah dilihat, tapi akan layu setelah dipetik. [Oh Bit-na]

Wanita membuat tak akan teperdaya, tapi malah teperdaya jika dia bersikap sedikit tulus. Karena itulah yang ingin mereka yakini. [Oh Bit-na]

Pria dan wanita tak bisa berteman. [Oh Bit-na]

Aku tak menjauhi seseorang yang bersikap baik padaku. [Yoo Na-bi]

Hal-hal yang menurutmu istimewa, bisa jadi tak penting baginya. [Oh Bit-na]

Wanita tahan rasa sakit secara alamiah karena harus melahirkan. [Min Sang]

Pedas itu bukan soal rasa, melainkan sensasi sakit. [Min Sang]

Jika tak bisa katakan langsung, jangan membicarakannya di belakangnya. Kau menjelek-jelekkan dia karena tak bisa bersamanya. Itu pecundang. [Park Jae-eon]

Apa orang harus berpacaran? Kenapa dua orang tak bisa hanya dekat? Tak bisakah mereka saling tatap, atau dekat? Perlukah berpura-pura tak melihat sesuatu yang menempel di rambut? [Park Jae-eon]

Comments