Kutipan Drama Backstreet Rookie
Annyeong sahabat ceukaku.. malam
ini mimin mau ngepost lanjutan Kutipan Drama Backstreet Rookie.. Mungkin ada
yang nunggu nih.. langsung saja silahkan membaca.. jangan lupa komennya yahh..
gomapta.. :)
Episode 03
“Aku belum pernah seberuntung
ini sejak lama.”
“Aku tak boleh
menyia-nyiakan hari ini begitu saja.”
“Kau bilang akan
datang kemarin, tapi kau masih belum datang.”
“Jangan bosan
menantang diri sendiri.”
“Konon, kita
bertemu musuh di tempat dan waktu terburuk.”
“Mencuri barang
milik orang lain itu tercela. Itu kejahatan.”
“Jika harus
menggambarkan diriku, aku akan menjadi inspektur
rahasia.”
“Astaga, aku
kemari untuk marah, tapi aku makin marah karena tak ada
yang perlu diributkan. Itu hanya merusak gayaku.”
“Jika orang tuanya
kaya, mereka akan mengira kau memacarinya karena
uangnya.”
“Konon, orang kaya
pacaran hanya main-main dan menikahi yang selevel.”
“Jangan hiraukan
aku. Fokus saja pada kehidupan kalian.”
“Konon, orang
Korea mendapat energy dari dua hal. Kita
mendapat energy dari nasi dan makanan pedas.”
“Kata orang, pria
menjadi dewasa setelah menikah.”
“Pria harus
bersikap dewasa. Tak ada gunanya memaksa untuk dewasa setelah menikah.”
“Kau benar-benar
tahu rasanya menjadi tidak keren.”
“Secara teknis, dia tak
berselingkuh. Dia memang menyukainya lebih dahulu, tapi
tak pernah menjadikannya miliknya.”
“Dia akan gila
jika tak jatuh cinta kepada wanita cantik sepertiku.”
Episode 04
“Maaf telah
memberimu kesan buruk pada tempat itu meski
aku ingin mengenang kesan manisnya.”
“Sebagai pemilik
bisnis, aku tahu betapa sedihnya kedatangan
pelanggan yang tidak betah untuk singgah.”
“Kau selalu
memikirkan orang lain.”
“Anak muda zaman
sekarang sungguh menakutkan.”
“Dae-hyun, ada
monster di balik wajah tersenyum itu!”
“Siapa pun yang
bekerja di toserba kita sudah seperti keluarga. Teganya
kau tak peduli dengan keadaan keluarganya.”
“Kau harus mengenal
orang sebelum menilai mereka.”
“Kenapa aku harus
jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama? Aku bodoh sekali!”
“Ada dua aspek
untuk menilai manusia. Pertama adalah gagasan benar
atau salah, dan yang kedua adalah gagasan menguntungkan
dan merugikan.”
“Saya tak tahu
banyak tentang strategi promosi. Saya hanya
mencoba menjadi teman minum mereka. Saya mengajak
bicara seseorang jika orang itu sulit bicara. Saya
mendengarkan kisah mereka dan menjelekkan orang yang
mereka benci. Jika ada seseorang yang tidak bisa
minum alkohol, saya juga menggantikannya untuk minum.”
“Jika memukul
orang, saya mengaku. Jika tak memukul orang, saya menyangkal. Jika
tak dipukuli orang, saya bilang apa adanya. Jika
dapat bantuan, saya berterima kasih.”
“Saya cenderung
sangat jujur. Saya sungguh berharap kalian juga jujur
kepada diri sendiri.”
“Aku tahu Pak Choi
adalah bos yang hebat. Tapi menurutku dia
tak pandai menilai orang. Itu sebabnya aku selalu
membantunya.”
“Dia memukuli
orang bukan tanpa alasan. Dia hanya memukuli orang yang pantas dipukuli.”
“Aku tak
menatapmu. Kau kebetulan berada di depanku.”
“Ini mungkin tak berarti
bagimu. Tapi bagi anak itu, hidupnya mungkin bergantung
pada kejadian itu.”
“Semua pekerjaan
berharga, baik itu di perusahaan besar maupun di
toserba. Tidak ada yang pantas kehilangan
pekerjaan karena alasan yang tak pasti.”
“Aku ingin membuat
keputusan setelah memeriksa faktanya.”
“Kau bilang kau
takkan menyembunyikan apa pun dariku. Aku
pun seperti itu. Tolong jangan berpikir aku
memihak seseorang.”
“Aku hanya berusaha untuk
mengingat prinsip kita dan melakukan tindakan
yang benar. Tapi tak ada prinsip yang lebih
penting bagiku daripada kau. Kau adalah
prinsip yang paling penting.”
“Kau membuatku
sulit membencimu.”
“Kau
melecehkannya, tapi aku masih minta maaf. Seharusnya kau
tahu diri.”
“Jangan asal
bilang kau menganggap seorang wanita putrimu. Ada
orang yang bisa patah hati setelah mendengarmu
mengatakan itu, paham?”
“Aku tahu lebih
baik merasa sedikit difitnah daripada berharap
dan kecewa.”
“Aku tak punya
orang tua dan dikeluarkan dari sekolah. Semua
orang berpikir aku berbohong. Tidak ada yang memercayaiku.”
“Kau punya aku. Aku
akan memercayaimu.”
“Aku iri padanya.
Dia bahkan punya pacar yang mewakilinya untuk
meminta maaf.”
“Aku tak marah. Aku
mengomelimu. Aku mengomelimu karena kau pantas
diomeli.”
“Aku memarahimu
karena menyayangimu. Jika tak menyayangimu, aku
akan mengabaikanmu. Aku menyayangimu dan menjagamu
dengan baik! Itu sebabnya aku memarahimu.”
“Aku tidak picik. Aku
tak murah hati dengan semua orang. Orang yang
mengenalku tahu bahwa aku pria yang sangat baik hatinya.”
“Jangan mencari
tahu alasannya. Itu rahasia. Itu akan membuatku
tampak terlalu menarik.”
“Kepercayaan
dirimu terlalu tinggi.”
“Aku percaya diri
karena suatu alasan.”
“Mawar merah jambu melambangkan
pernyataan cinta.”
“Aku pantang
menyerah. Karena itu aku menjadi pegawai terbaik di
antara jutaan pegawai di negara ini. Kau pasti tahu sesulit
apa menjadi pegawai terbaik karena dahulu kau bekerja di
kantor pusat.”
Episode 5
Episode 5
Comments
Post a Comment