“Kau akan pergi
selamanya.”
“Kau datang
menemuiku karena merindukanku?”
“Memang sulit melupakan
orang secantik diriku.”
“Kau bos yang
jahat.”
“Tidak ada orang
lain selain dia yang bisa dicurigai.”
“Kau tidak berguna selain
menjadi pencuci mata.”
“Ketahanan tubuhmu
terhadap alcohol selevel anak remaja.”
“Dia
meninggalkanku sendirian untuk bergaul dengan para
gadis remaja? Konyol sekali.”
“Kau bisa
pertaruhkan nyawamu.”
“Mereka berdua
seperti jodoh. Pasangan yang menyebalkan.”
“Aku tidak
merestuimu. Dia tua dan lemah. Kurasa dia juga bau.”
“Aku melamar kerja
di sini agar bisa melihat wajahmu tiap hari. Aku
akan bekerja keras dan menjadi pegawai sungguhan. Kau
takkan menyesal mempekerjakanku.”
“Aku seorang
pendidik, dan aku hanya pendidik polos yang menjaga
muridnya.”
“Aku menginginkan
pria kasar, bukan yang jahat.”
“Aku suka pria
berseragam.”
“Kau tipeku.”
“Sebaiknya jangan dibahas jika
tak bisa diperbaiki.”
“Pasti sulit
sekali bekerja sendiri sampai dia hampir mati. Aku
bisa melihat pengkhianatan di matamu.”
“Kau sangat muda
dan tampan.”
“Berapa nilai dan
standar ciumanmu?”
“Aku membantumu
meningkatkan penjualan. Apa aku pantas dipecat?”
“Meningkatkan
penjualan sangatlah penting, tapi kau tak boleh minum
pada jam kerja.”
“Uang bukan
segalanya.”
“Aku tak mau
membuat orang tuaku khawatir.”
“Penampilan itu
penting.”
“Mencari nafkah
itu sangat sulit.”
“Kurasa kau tak
peduli karena kau tak dihukum.”
“Kau mungkin berpikir toko kami adalah tempat membeli rokok. Tapi bagi keluarga kami, itu tumpuan hidup. Kami mempertaruhkan segalanya untuk toko itu. Uang ibuku, kesehatan ayahku, dan seluruh masa depanku. Itu masa depan seluruh keluarga kami!”
“Aku takkan
membiarkan berandal sepertimu mengacaukan bisnis kami.”
“Dia selalu
menutup telepon setelah selesai bicara.”
“Ini salah kita karena
memiliki teman yang mabuk cinta.”
“Seharusnya kau
lebih berhati-hati.”
“Jika tokoku
ditangguhkan, kita takkan dapat banyak pelanggan rokok, dan
pekerjaanmu akan berkurang. Kau juga takkan digaji
sedikit pun.”
“Toserba bagimu
tak sepenting pacarmu.”
“Aku khawatir
telah memperlakukannya seperti aku diperlakukan di
masa lalu.”
“Aku tak bisa
objektif menilai.”
“Aku ingin kau
menghormati keputusanku.”
“Jangan bicarakan orang yang tak ada di sini sekarang.”
Comments
Post a Comment