Kutipan Drama My Liberation Notes [Episode 01 & Episode 02]

Kutipan Drama My Liberation Notes


Episode 1

Seorang pria dan wanita menikah dengan visi yang sama. [Yeom Gi-jeong]

Meski pada akhirnya aku bercerai hal terbaik yang pernah kulakukan adalah menikah. [Cho Tae-hun]

Saat berkirim pesan harus lebih ramah karena tidak saling melihat. Maka itu, aku berusaha lebih ramah dengan terus mengirim tanda tertawa. [Yeom Gi-jeong]

Berkata rindu seseorang sama dengan menyatakan cinta! [Yeom Chang-hee]

Jika suka seseorang, kita pasti mencari tahu di mana daerah tinggalnya. [Oh Du-hwan]

Meski tidak lahir di luar negeri, aku berharap setidaknya lahir di Kota. [Yeom Chang-hee]

Jika hubunganmu dengan rekan kerjamu akrab. Efisiensi kerjamu juga bisa meningkat. -

“Jika aku bisa duduk dan bekerja bersamamu, pekerjaan memuakkan pasti akan jadi pekerjaan yang indah. Aku pasti bisa melalui semua. Sebenarnya, aku hanya bersandiwara menjadi wanita yang disukai banyak orang, dan menjadi wanita sempurna. Aku ingin berimajinasi bahwa diriku yang sekarang adalah orang yang disukai, dan selalu didukung orang lain sehingga hidupku nyaman. Aku ingin berpikir menjalani hariku dengan bahagia bersamamu. Alih-alih merasa sengsara dan menderita saat tidak bersama denganmu, aku berusaha semangat dengan memikirkanmu.” [Yeom Mi-jeong]

“Apa kita akan berbeda jika terlahir di kota? Sepertinya aku akan tetap sama di mana pun aku berada. Aku akan tetap begini di mana pun aku tinggal. Tidak ada hal apa pun yang terjadi, dan tidak ada orang yang menyukaiku. Karena sepertinya akan mati, jika terus menjalani hidupku yang begini.” [Yeom Mi-jeong]

“Aku menggambar sosokmu di kepalaku. Dirimu yang akan kutemui suatu saat. Setidaknya, bagi dirimu aku tidak mungkin hanya orang biasa. Kau yang aku tak tahu siapa, di mana keberadaannya, bahkan belum pernah kutemui.” [Yeom Mi-jeong]

Orang akan menjadi baik saat punya uang, dan saat mencintai. Memang begitu kenyataannya. [Yeom Gi-jeong]

Seseorang akan jadi lebih baik secara otomatis jika punya uang atau pria. [Yeom Gi-jeong]

Kita hanya berteman karena sama-sama tinggal di desa. Inilah masalah perdesaan. Semua berteman jika seumuran. Anggaplah kita main berempat dengan anak perempuan saat kecil. Orang-orang pasti bilang kita akrab. Padahal memang hanya ada empat anak di daerah itu. [Yeom Chang-hee]

Di desa, teman sama seperti keluarga. Kau tak pilih keluargamu. Tiba-tiba sejak lahir sudah jadi keluarga, dan sudah jadi teman. [Yeom Chang-hee]

Jika tak suka teman sebangkumu di sekolah, main saja dengan anak lain. Beda dengan teman sedaerah. Ini membuatku gila. [Yeom Chang-hee]

Katanya jika ada suara jangkrik, artinya suhunya 24 derajat. Katanya mereka juga tahu bahwa sebentar lagi musim dingin. Maka itu, mereka sedang berusaha keras mencari pasangan agar tak sendirian di musim dingin. Bahkan hewan kecil seperti mereka saja bercinta. Binatang saja tahu pedihnya menjalani musim dingin sendirian. Mereka berteriak-teriak selantang itu memberi tahu bahwa musim dingin datang. [Yeom Gi-jeong]

Menjadi pemilih tidak akan membuatmu berkembang. [Yeom Gi-jeong]


Episode 2

Orang yang punya pacar tak akan bicara begitu sembarangan. -

Orang-orang yang tidak jelas dan lugas dalam sebuah hubungan harus punah dari muka bumi ini. Katakan suka atau tidak. [Yeom Gi-jeong]

Apa aku harus kenal semua karyawan? Untuk apa akrab dengan karyawan divisi lain? Karyawan sedivisi saja melelahkan. -

Kau mencari pria yang nilainya 80, jadi, tidak ada. Sekali pun nilainya 80, kau akan terus mendesak pria itu, dan berpikir ada yang lebih baik karena nilainya masih kurang 20. [Ji Hyeon-a]

Aku bisa mengencani seseorang hanya karena nilai 20 darinya yang kusuka. 20 itu banyak. Sebesar itu nilai darinya yang kusuka. Kalau bertemu yang bernilai 30, aku akan bersyukur, dan hebat jika bisa bertemu yang 40. [Ji Hyeon-a]

Aku bisa paham jika kau mencari yang bernilai 80 karena nilaimu juga 80. [Ji Hyeon-a]

Mengapa penganut seks bebas tidak boleh menikah? Hidupku bebas. Karena itu, aku bisa lakukan segalanya. [Ji Hyeon-a]

“Orang-orang pandai dalam berbicara. Setelah melalui suatu titik, kau akan mulai merayu dengan perkataanmu. Jika kau mulai diperhatikan orang-orang karena caramu berbicara maka semua hancur. Kau pikir ada hal berguna dari semua hal yang aku katakan? Tidak ada satu pun. Karena itu, kuharap kau tak akan pernah melalui titik itu. Rasanya bagaikan memilih jalan pintas karena tak percaya diri dengan cara lain. Aku sudah telanjur begini, jadi, tidak ada keberanian untuk kembali. Aku suka karena kau tak merayu orang lain dengan perkataanmu. Karena itu, semua hal yang kau katakan sangatlah berharga.” [Ji Hyeon-a]

Di kehidupan laluku, mungkin aku menjalani hidup sepertimu, jadi, aku bertekad untuk hidup semauku jika terlahir kembali. Sebaliknya, kau hidup sepertiku dahulu, dan merasa hidupmu salah, jadi, bertekad untuk hidup dengan baik di kehidupan kali ini. [Ji Hyeon-a]

Kau dan aku sama-sama tak berpendirian dan selalu berubah pikiran. Mengapa berlagak polos? [Ji Hyeon-a]

“Aku harap kita semua bisa bahagia bagai sinar matahari yang terik tanpa sedih sedikit pun.” [Yeom Mi-jeong]

Aku ingin bekerja di kantor tanpa harus keluar. Duduk tenang di dalam gedung tanpa peduli sedang ada petir atau kilat di luar. [Lee Min-gyu]

Aku hanya ingin ditelepon seseorang, dan menceritakan hal apa pun itu. Bukan terus berbicara agar orang-orang sadar keberadaanku, tetapi berbicara untuk bersantai. Sebuah percakapan yang membuatku merasa santai. Mungkin aku berkata ingin berhubungan seks, tetapi sejujurnya aku ingin bicara dengan seorang pria. [Yeom Gi-jeong]

“Waktu kelas satu SD, aku pernah dapat nilai 20. Kertas ulangan itu harus ditandatangani oleh orang tuaku, tetapi aku takut mengeluarkannya. Hatiku sangat berat tiap melihat tasku yang berisi kertas ulangan itu. Aku harus dapat tanda tangan, tetapi tak mau orang tuaku lihat nilaiku. Aku harus menyelesaikan masalahnya, tetapi tak tahu harus bagaimana. Aku teringat hal itu dalam kondisi sulit. Entah apa yang sebenarnya membuatku malu sekarang. Kebodohanku yang meminjamkan uang kepada seorang pria, atau pria peminjam uang itu yang tak bisa mengganti uang wanita itu? Atau kenyataan bahwa dia kembali ke mantan pacarnya. Sesungguhnya, entah apa yang kucoba sembunyikan. Mungkin memang aku ini payah sehingga bernilai 20.” [Yeom Mi-jeong]

”Aku sudah muak. Entah apa yang salah dengan ini semua, hanya saja aku merasa muak. Berhubungan dengan orang lain bagaikan pekerjaan bagiku. Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan berat. Tidak ada hal apa pun yang terjadi, dan tidak ada orang yang menyukaiku.” [Yeom Mi-jeong]

Pujalah aku. Aku selalu merasa kosong. Hanya ada pria-pria brengsek. Semua pria yang kutemui itu bajingan. Karena itu, pujalah aku agar diriku merasa penuh. Sebentar lagi musim dingin. Tak akan ada apa pun yang hidup di musim dingin. Tidak ada yang bisa kau lihat, dan tidak ada pekerjaan di pabrik. Menahan perasaan burukmu sambil minum sejak siang akan menjadi neraka bagimu. Kau harus melakukan sesuatu. Aku ingin hidupku merasa penuh sekali saja. Karena itu, pujalah aku. Cinta saja tak cukup. Pujalah aku. [Yeom Mi-jeong]

Episode 3

Comments