Kutipan Drama Chocolate Episode 16 END

Kutipan Drama Chocolate


Episode Final

Aku tak makan cokelat karena aku takut itu mungkin membuatku ingin kembali ke Wando. Tapi sekarang, aku punya kau, Cha-young. Aku tak akan pernah pergi tanpamu. [Lee Kang]

Aku berhenti makan cokelat setelah ibuku meninggal. Ibuku meninggal karena kecelakaan mobil. Dia menyeberang jalan, dan tertabrak mobil. Dia dalam perjalanan pulang usai membelikanku cokelat. Jadi, setelah hari itu, aku berhenti makan cokelat. [Lee Kang]

Mari berjuang. Mari lakukan yang terbaik. Buat setiap saat bermakna. [Lee Kang]

Jika aku mati, maka matilah. Tapi aku mungkin masih hidup. Aku tak ingin berbaring saja tanpa rencana. Hidupku akan menyedihkan jika tak bisa mendapat SIM. [Hui-na]

Aku yakin tidak dilahirkan untuk hidup tak bermakna. Sebelum aku tahu soal penyakitku, hidupku menyedihkan sama sepertimu. Aku hidup seakan punya ribuan tahun dan seakan aku tak bisa mati. [Hui-na]

Kukira aku harus bekerja keras untuk membahagiakanmu. Tapi aku malah membuatmu kesepian. [Kwon Hyeon-seok]

“Setelah bertemu denganmu, aku diberkati dengan begitu banyak kebahagiaan. Tolong pastikan aku tak pernah mengunjungimu lagi. Jangan lupa makan. Dan aku ingin kau juga bahagia mulai sekarang.” [Han Seon-ae]

Ibu mertuaku dan mantan pimpinan, Bu Han Yong-seol, yang membangun Geosung hingga seperti ini. Aku juga melakukan yang terbaik. Aku habiskan empat bulan tiap tahun bergadang di rumah sakit. Aku tak pernah dapat peluang membesarkan Jun selayaknya ibu yang baik. Dan aku keguguran dua kali setelah Jun. Aku mengorbankan semua untuk Geosung. Ibu mertuaku dan aku yang bekerja keras untuk Geosung. Jadi, kenapa penting suamiku bukan putra biologis bapak mertuaku? Apa yang dilakukan ayahmu untuk Geosung? Dia tergila-gila pada seorang wanita dan kabur seperti pengecut. Jadi, kenapa aku harus menyerahkan Geosung walau ibu mertuaku dan aku yang bekerja keras untuk ini? Jun bekerja sangat keras. Tapi kau tiba-tiba muncul entah dari mana. Dan hanya karena kau putra Lee Jae-hun, kau pikir kau berhak mengambil semua dari kami? Kau pikir ini masuk akal? [Yoon Hye-mi]

Kurasa ini tak masuk akal. Menurutku absurd dan tak adil aku menjadi pemilik Geosung hanya karena aku putra Lee Jae-hun. Aku bersungguh-sungguh. Geosung milik mereka yang mengorbankan hidupnya. Aku bahkan tak tertarik. Namun, itu berlaku hanya selama kau berjanji takkan menyingkirkan sanatorium. [Lee Kang]

Semua yang dikatakan ibumu benar. Aku tak berbuat apa pun untuk Geosung kecuali fakta bahwa aku putra ayahku. [Lee Kang]

Ada yang selalu ingin kutanyakan. Saat kau dipindahkan ke sanatorium karena tanganmu, kukira entah kau menolak atau kau berusaha kembali ke rumah sakit. Tapi kau terima lebih mudah dari dugaanku. Kau lelah, 'kan? Kau ingin berhenti, 'kan? Kau lega memiliki orang lain yang menghentikanmu, 'kan? Dan kurasa orang-orang di sana akhirnya malah mengubahmu. [Lee Jun]

Lihat aku. Kubilang lihat aku. Katamu ingin pacaran denganku. Kalau begitu kau harus menatap mataku dan lakukan yang terbaik untuk memenangkan hatiku. Aku tahu dahulu aku preman, tapi aku sudah berhenti. Aku mulai lagi dari awal. Bisa kau pikirkan lagi? Kumohon? Kau tak pernah bisa berpacaran dengan pria seksi dan tampan sepertiku. Ini kesempatan sekali seumur hidup bagimu. Jadi, lupakan kenyataan bahwa dahulu kau mengganti popokku dan mulai anggap aku sebagai lelaki. [Ha Yeong-sil]

Aku datang kemari untuk mengatakannya. Tapi aku sadar tak punya banyak waktu. [Min Dae-sik]

Bicara apa kau? Kau masih bernapas sekarang. Kau bisa bicara. Jantungmu berdetak dan kuat di suhu hangat 36,5 derajat Celsius. [Ha Yeong-sil]

Seharusnya aku datang lebih awal. Seharusnya aku datang tahun lalu. Seharusnya aku datang enam bulan lalu. [Min Dae-sik]

Kau belum terlambat. Semua orang sudah ditakdirkan mati sejak saat mereka dilahirkan. Mereka terkadang lupa bahwa mereka hidup. Siapa tahu? Aku mungkin mati lebih awal darimu. [Ha Yeong-sil]

Tidak. Kau harus hidup lama. Seseorang yang sebaik dirimu harus panjang umur. Dengan begitu yang tak bisa masuk surga tahu bahwa malaikat sungguh ada. [Min Dae-sik]

Kenapa kau cantik hari ini? Kau membuatku gugup. Lupakan saja, kau selalu cantik. [Lee Kang]

Aku tak punya permohonan. Aku punya semua yang kuinginkan. [Lee Kang]

Perlukah kita kabur bersama? Ke mana itu tidak penting. Selama tak ada yang bisa menemukan kita di sana. [Moon Cha-young]

Entah kita pergi ke negara mana, tapi di sana mungkin dingin. [Lee Kang]

Terima kasih telah berkata kau akan ikut denganku. Aku menghabiskan waktu seharian mencoba kabur dari ibuku. Ibuku orang yang jahat. Sebenarnya, aku kemari untuk menghindari ibuku. Tapi kurasa aku harus menemuinya. Aku ingat ada yang perlu kukatakan kepadanya. [Moon Cha-young]

Aku sempat khawatir kau bahagia, Ibu. Karenamu banyak orang harus menderita. Tidak benar jika kau satu-satunya yang bahagia. [Moon Cha-young]

Itu bukan salahku. Bahkan tanpaku, mereka sangat bodoh hingga hal seperti itu terjadi. Seperti ayahmu yang menjamin temannya dan kehilangan semua hartanya. Kau lupa yang harus kita lalui karena ayah bodohmu? Aku belajar hanya ada dua jalan hidup. Entah kau ditusuk dari belakang atau menusuk dari belakang. Mereka yang ditusuk bisa tenang, tapi kata mereka, yang menusuk tidak. Tapi itu tidak benar. Lebih baik menusuk seseorang daripada ditusuk. [Moon Cha-young Mom]

Di pusat perbelanjaan yang roboh, aku bertemu seorang wanita. Saat kau memintaku menunggu di pusat perbelanjaan dan meninggalkanku. Dia membeli cokelat untuk putranya, tapi dia memberikannya kepadaku. Lalu dia meninggal. Aku belajar tentang hidup dari wanita itu. [Moon Cha-young]

Karena itu kau hidup seperti orang bodoh. Kau masuk sekolah kuliner terkenal di Italia. Tapi kini kau hanya merawat orang sekarat. Kau bodoh. Kau pikir orang akan menghargainya? [Moon Cha-young Mom]

Aku tak ingin melihatmu lagi sampai mati. Tapi aku datang jauh kemari karena wanita itu mengajariku hidup. [Moon Cha-young]

Katanya manusia adalah harapan terakhir kita. Dan kau ini manusia. Kukira kau akan merasa bersalah pada mereka yang kau lukai. [Moon Cha-young]

Jangan menghubungiku. Aku takkan menjawab. Jangan sekarang. Mari bertemu sekitar sepuluh tahun lagi. Kita akan lihat hidup siapa yang benar. [Moon Cha-young]

“Kau ingin kugenggam tanganmu? Aku khawatir, jadi, aku berniat hanya melihatmu naik kereta bawah tanah. Tapi tanpa sadar, aku di sini. Maaf mengejutkanmu.” [Lee Kang]

“Aku akan turun di stasiun selanjutnya. Maafkan aku. Bisa beri aku sedikit waktu lagi? Jangan paksa aku untuk segera kembali. Jangan menungguku. Jangan merasa bersalah untukku. Dan jangan mengasihaniku.” [Moon Cha-young]

“Aku tak akan memaksamu atau menunggumu. Tapi jangan sampai tersesat. Pastikan saja kau kembali.” [Lee Kang]

Kudengar membuat keramik baik untuk melatih spiritual. [Lee Seung-hun]

Dia akan sadar saat tahu betapa keras hidup. [Lee Seung-hun]

Kau tak boleh lari seperti pengecut. Meminta maaf saja tidak akan cukup. Yang berlalu biarlah berlalu. Biarlah aku jadi pria jahat dan kejam untuk mendampingimu. Jika reinkarnasi nyata, kita bisa menebus dan minta maaf pada yang diperlakukan salah. Saat waktu itu tiba, aku akan membayar semua kesalahanku. Sekalipun mereka memaafkan kita, aku tak akan lupa dan menerima hukuman untuk semuanya. Jadi, di kehidupan ini, biarkan aku jahat dan kejam padamu. [Kwon Hyeon-seok]

Hai, semua. Ini Hyun. Kalian menyebutku Hantu Tanpa Kepala, tapi aku hanya tinggi. Aku sedang di pantai. Kurasa kalian semua terkejut melihatku alih-alih Hui-na. Aku di sini karena Hui-na pergi jauh. Katanya dia akan pergi ke tempat dia bisa menikmati matahari hangat dan birunya laut. Dia memintaku memberi tahu kalian dia minta maaf pergi tak terduga seperti ini bahkan tanpa berpamitan. Dia terus memberitahuku betapa buruk... dia merasa... [Moon Tae-hyeon]

Tolong lakukan untukku. Beri tahu mereka aku baik-baik saja di suatu tempat di dunia. Buat semua orang percaya. Karena aku sungguh... tak akan mati. Aku akan bekerja keras dan melanjutkan hidup sepenuhnya di dunia kita yang indah ini. [Hui-na]

Astaga. Anggap ini hari terakhirmu, dan kau tahu saat ini tak akan kembali, nikmati setiap saat yang datang, Semuanya. Hari yang kau sia-siakan hari ini adalah hari esok yang sangat diinginkan seseorang yang wafat kemarin. [Moon Tae-hyeon]

Jika kau rindu semua hal dan semua orang, kenapa tidak kembali bekerja lagi dengan kami? [Hae Yeong-sil]

“Aku tahu kau akan menungguku sekalipun kularang. Maaf aku tak bisa segera kembali walau kau tunggu. Aku memberi tahu ini andai kau khawatir. Sejauh ini, aku tak pernah tersesat, tidak sekali pun. Semua karena kau mengikutiku ke mana pun aku pergi dan berdiri memegang cahaya penunjuk untukku agar aku tidak jatuh atau terluka. Katamu aku baik-baik saja dan aku harus tetap hidup sama seperti biasanya. Aku bersyukur pria hebat sepertimu membuat jantungku berdebar. Kenyataan bahwa aku jatuh cinta pada orang berhati hangat sepertimu membuatku bahagia. Aku Sungguh mencintaimu sepenuh hatiku.” [Moon Cha-young]

Aku sudah berlari lama sekali untuk datang kepadamu. Terkadang aku ingin berhenti. Terkadang aku hampir tersandung dan terjatuh. Dan terkadang aku tersesat. Tapi karenamu, aku sampai sejauh ini. Kau sudah istirahat? Aku datang menjemputmu. Aku ingin kau istirahat lebih banyak, tapi aku terlalu merindukanmu. [Lee Kang]

Aku ingin beristirahat denganmu juga. [Moon Cha-young]

Kisah kami berakhir di sini, tapi kami tahu ini bukan akhir. Kami akan tersesat lagi di suatu titik, dan penderitaan akan membuat kami jatuh lagi di sepanjang jalan. Tapi selama kami terus berharap tak ada yang bisa membuat kami menyerah. Kami akan selalu mengingatnya. Untuk kalian yang berjalan di sisiku sekarang. Terima kasih. [Lee Kang]

Nilai hidup seseorang ditentukan cinta yang diberikan, bukan cinta yang didapatkan. [Epictetus]

- The End -

Comments