Kutipan Drama Reflection of You [Episode 01 & Episode 02]

Kutipan Drama Reflection of You

Aku memikirkan neraka. Meski masih hidup, aku menganggap dunia sebagai neraka. Bagiku, neraka adalah menyaksikan orang tersayang mati menggantikanku. Tapi itu belum menjadi neraka. Saat ini, aku butuh keyakinan. Keyakinan pada kebohongan bahwa itu bukan yang terburuk dan semua akan baik-baik saja.


Episode 1, Seseorang Seperti Dirimu

Kalau berbuat salah, dia harus meminta maaf terlebih dulu. [Gu Hae-won]

Kita tak bisa menyalahkan karya seni yang indah ini ataupun seniman yang menuangkan hati dan jiwanya dalam karya ini. Kita harus waspada pada orang seperti dia yang melihat seni dengan pikiran kotor. [Gu Hae-won]

Sensitif pada suara pelan, marah karena hal kecil. Jika dibiarkan, bisa bertambah parah. [Jeong Sun-woo]

Walau lambat, kau harus fokus pada dasar. Jika tidak, sulit mengubahnya. Tubuh kita mengingatnya. Tak ada yang lebih sulit daripada mengubah kebiasaan buruk. [Gu Hae-won]


Episode 2, Namamu

Memang benar, jika mengikuti, karya baru pasti muncul. Seni memang tentang meniru. [Gu Hae-won]

Manusia tidak berubah tanpa alasan. [Jeong Hui-ju]

Orang bukan barang yang bisa direbut. [Jeong Hui-ju]

Walau dunia berubah, manusia tak berubah. Terutama orang tua. Terlebih orang yang punya kekuatan. Karena dia membuktikan bahwa dirinya benar. [An Min-seo]

Aku dahulu menahan diri, tapi kudengar itu tidak bagus, dan aku harus selalu jujur. Kudengar teman sejati adalah tempat kau bisa jujur tentang perasaanmu, baik senang maupun sedih. Kalau ditutupi, kita yang rugi. [Lee Ju-yeong]

Wali murid yang kutemui semua sama. Mereka tidak berpikir anak mereka bisa aneh. Mereka mencurigai teman dan guru. Itu saja yang dipikirkan. [Gu Hae-won]

Membeli bakat orang lain dengan uang bukan sesuatu yang bisa disalahkan. Tapi kesopanan itu masalah berbeda. Mungkin perilakunya begitu karena tidak ada yang menasihatinya. Dia bisa berubah jika diberi tahu. [Gu Hae-won]

Kemalangan datang semaunya. Jadi, aku mencoba mencari kebahagiaan dan menyimpannya di kanvas. Halo, aku Jeong Hui-ju, seorang pelukis. [Jeong Hui-ju]

Saat menjadi ibu rumah tangga, aku mengirim anakku ke luar negeri. Peranku tiba-tiba menghilang dan aku merasa kosong. Lalu, aku menemui anakku. Tapi dia sibuk beradaptasi, jadi, di sana pun, aku sendiri. Hanya beberapa hari aku senang bertemu dia. Aku takut dan merasa frustrasi karena ditinggal sendirian. Banyak yang ingin aku katakan, tapi aku tidak terlalu mahir berbahasa Inggris. Jadi, aku mulai melukis. Di tempat yang tak diketahui orang. Tanpa orang yang mengenaliku. Di tempat aku bukan seorang istri maupun ibu. Lukisan menggantikan perkataan. Itulah awalnya. [Jeong Hui-ju]

Comments